Saturday, April 23, 2022

Review Film Nitram bergenre Horor

Review Film Nitram bergenre Horor

Melabeli pelaku aksi kriminalitas sadis sebagai “iblis” wajar terjadi. Ada kalanya itu diperlukan guna menghindari justifikasi atas tindakannya. Tapi sebatas berhenti pada “pelabelan” tidak jarang menutup mata kita dari masalah utama, termasuk soal sistem. Bagi pihak-pihak yang mestinya turut bertanggung jawab pun, itu bisa menjadi bentuk “cuci tangan”.

Diangkat dari kisah Martin Bryant, pelaku pembantaian di Port Arthur yang menewaskan 35 jiwa pada 1996, Nitram dibuat untuk memahami sebab suatu tragedi. Harapannya, selepas mengutuk kekejian, langkah preventif dapat dicanangkan.

Nitram (Caleb Landry Jones) adalah pemuda dengan disabilitas intelektual (di realita, Martin Bryant memiliki IQ 66, setara bocah 11 tahun). Hobinya menyalakan petasan, yang membuatnya tak disukai warga sekitar. Sang ibu (Judy Davis) memasang sikap antara memandang rendah si putera tunggal, jengah, tapi juga peduli. Walau kepedulian tersebut cenderung lebih dekat ke arah mengontrol.

Review Film Nitram bergenre Horor

 

Di sebuah sesi bersama psikiater, sang ibu menyampaikan bahwa obat

 yang diresepkan untuk Nitram “membantu memudahkan hidupnya”. Lalu si psikiater bertanya, “Memudahkan hidup Nitram atau hidup anda?”. Satu kalimat dari naskah buatan Shaun Grant tersebut cukup menggambarkan masalah mendasar dalam penanganan bagi anggota keluarga penderita disabilitas (terutama psikis).

Apakah ibu merupakan sosok antagonis film ini? Dia bersalah, tapi Nitram bukan penuturan hitam-putih, Mungkin lebih pas disebut “kelabu”. Dunia milik Nitram adalah dunia kompleks yang destruktif. Ayah Nitram (Anthony LaPaglia), selaku satu dari sedikit orang yang mau coba memahami si tokoh utama, bermimpi membeli BnB bermodalkan uang pinjaman bank. Nantinya ini turut menyentil satu lagi wajah kelam terkait kelas ekonomi. Tatkala si kaya selalu mengangkangi golongan pekerja, lahirlah dunia di mana hati dan kepedulian telah tiada.

Nitram sempat menemukan pelipur lara kala bertemu Helen (Essie Davis), wanita kaya (mantan aktris sekaligus pemilik permainan lotere) yang berusia jauh lebih tua darinya. Sayangnya kebahagiaan itu berlangsung singkat. Apakah dengan demikian kita diajak bersimpati pada pemuda yang kelak jadi pelaku pembantaian? Untungnya tidak.

Baik naskah maupun pengarahan Justin Kurzel di kursi sutradara sama-sama mampu bersikap netral, memperlakukan kisahnya sebagai proses observasi. Kurzel, yang kembali menangani drama psikologis sebagaimana debutnya di Snowtown (2011), bersikap bagai peneliti yang mendalami sambil tetap menjaga jarak dari subjek.

Melalui aktingnya, Caleb Landry Jones melahirkan subjek menarik. Kadang pemuda rapuh yang mencari kasih sayang, kadang figur yang menebar kejanggalan mengerikan dalam diam, kadang histerikal. Apakah ia iblis sebagaimana disebut orang-orang? Atau manusia biasa yang dinding batinnya retak akibat kekeliruan bersama?

Kompleks, ambigu. Itulah mengapa Nitram sanggup mengikat penonton yang bersedia ditantang untuk menelusuri persoalan pelik. Satu-satunya hal pasti di film ini adalah mengenai regulasi senjata api yang diangkat memasuki paruh akhir. Walau keberadannya diperlukan karena termasuk isu paling vital, kegamblangan tersebut membuat third act-nya tak sekuat babak-babak sebelumnya.

 

Labels: , , ,

Saturday, October 24, 2020

Specifications Nokia X71

Specifications Nokia X71 sketched image, triple-camera detail leak now

Specifications Nokia X71
Specifications Nokia X71
Nokia x71

A trustworthy source has released more Nokia X71 specs including its back triple camera subtleties in China. He has additionally posted his trademark hand-portrayed pictures of Nokia X71 that you can check above.

Specifications Nokia X71

Here are the specs according to the most recent hole.

6.4-inch, Full HD IPS-LCD show

Snapdragon 660

6 GB RAM

48+2+5 MP triple camera

3500 mAH battery

The leakster who has posted numerous certifiable Nokia cell phone spills throughout the year asserts that Nokia X71 isn’t the Nokia 6.2. This is bit befuddling given FIH OTA server uncovered that Nokia X71 is Nokia 6 2019 otherwise known as TAS.

Additionally, Nokia X-arrangement is China explicit and on the off chance that it to be sure comes as Nokia X71 to Taiwan this will be the absolute first time for any Nokia Android cell phone. At any rate, we don’t need to hold up much and it will be uncovered on April 2 according to the holes.

by Alber Andesko

Labels: , , ,

Friday, November 8, 2019

Review Sony Xperia Ace

Review Sony Xperia Ace
Review Sony Xperia Ace

Review Sony Xperia Ace

Sony Xperia Ace propelled donning a reduced 5-inch screen, water and residue evidence body Sony’s ongoing Xperia 1 lead model speaks to the change from the customary structure style that the Japanese organization is outstanding for a greater, bezel-less 21:9 realistic presentation plan. This is in its offered to interest more fans and rake in some more income from the portable division. Sony had constantly stayed with a structure having wide bezels at the top and base edges of the showcase on the Xperia arrangement. While that has begun changing, the organization shocked us with the arrival of a reduced telephone with the great old bezels. The new model named Sony Xperia Ace has been propelled in Japan only to neighborhood telecom transporter Docomo.

 

Sony never discharged the eagerly awaited Xperia XZ4 Compact yet this could be the plan we never observed. The new gadget includes a 5-inch LCD screen with FHD+ goals and 18:9 angle proportion. It comes fueled by a Qualcomm Snapdragon 630 chipset. The processor is sponsored by 4GB of RAM while there is 64GB of capacity which can be extended utilizing a microSD card.

 

On the camera office, the Xperia Ace highlights a 8MP selfie shooter while at the back, there is a solitary 12MP shooter just as a LED glimmer. The Ace packs a side unique finger impression plan with the catch serving as the power catch. The right-hand side additionally has the volume rockers simply over the unique mark sensor/control catch. For power, the gadget packs a baffling 2700mAh battery that can be charged by a USB-C port. The telephone keeps running on Android 9.0 Pie with a custom overlay. Another intriguing thing, the Xperia Ace is water and residue confirmation. There is likewise NFC and a 3.5mm earphone jack.

The device comes in Black, White and Purple colors and is priced at JPY 48,600 ($444). The official sale is expected to begin on June but the device is already up for reservation.

Labels: , , ,