Saturday, August 3, 2019

Jelajah Lombok Bagian 7: Goa Sumur/Bat Cave, Selong Selo Resort dan Bukit Batu Idung

Gua Sumur/Bat Cave Seperti yang saya tulis sebelumnya, karena datang kepagian dan tidak ada cahaya matahari masuk jadi kami kembali lagi ke Gua Sumur setelah mengunjungi Pantai Mawi dan Pantai Semeti. Dari Pantai Semeti kembali lagi ke arah Pantai Kuta mengikuti jalur lingkar pulau. Sampai  di parkiran kemudian jalan sebentar menuju rumah penjaga  gua yang tepat berada di sebelah kanan mulut gua.
Jalan raya Kuta-Selong Belanak
Jalan masuk mobil ke arah lokasi gua

Di rumah jaga tertulis tiket masuk ke gua Rp. 50.000, saya kurang tahu apakah ini tiket masuk untuk wisatawan lokal atau asing karena kebetulan yang jaga ini adalah temannya Santi. Jadi intinya saya dan Revan tidak bayar, apakah gratis atau dibayarin sama Santi hahahha.
Jalan masuk dari parkiran
Sudah ada guide yang menunggu kami dan mengantar ke gua. Harap di catat bahwa gua di sini bukan seperti gua yang pintunya berada di sisi bukit namun berada di atas tanah, jadi mirip mulut sumur makanya nama gua ini adalah Gua Sumur. Untuk turun ke dasar gua, kami melewati tangga yang dibuat dari kayu yang dirangkai sedemikian rupa. Lumayan deg-degan dan untungnya tidak terlalu tinggi hanya sekitar 5-6m. di bawah sudah ada beberapa pengunjung lain namun tidak beberapa lama kami di bawah mereka selesai kemudian hanya tinggal kami berempat.
Menuruni tangga gua
Di bawah kami berada di ruang melingkar dengan diameter sekitar 20m dan terdapat lorong gua yang gelap dan bukan trek untuk pengunjung. Tujuan utama pengunjung datang ke sini adalah menikmati fenomena ‘Ray of Light (ROL)’ yaitu bias cahaya matahari yang melewati area gelap melalui celah dan membentuk garis. Dan titik jatuh matahari berada di mulut gua dan satu lagi lobang yang cukup besar. Dan ROL ini muncul tergantung posisi matahari dan bisa berubah. Untuk hari ini ROL muncul antara jam 11.00-jam 15.00. hanya saja, untuk menguatkan bias ini bisa mengguakan asap (salah satu trik fotografi). Dan guide kami sudah siap dengan membakar ranting untuk menghasilkan asap.
View dari dalam gua
Setelah bias cahaya yang masuk terlihat kuat, kami bisa berfoto di dalam cahaya ini. Supaya lebih bagus, tingkat keterangan (brightness) di HP bisa di atur dengan menurunkannya sehingga latarnya bisa terlihat gelap. Titip favorit untuk mendapatkan ROL di goa ini adalah bukan dari mulut goa tempat kami turun tapi adalah lobang yang berada tepat di tengah goa yang berdiameter sekitar 2m.  Selain itu juga terdapat ROL di sekitar tangga turun. Di sini juga di sediakan properti berupa payung yang bisa dipakai oleh pengunjung untuk berfoto.
Ray of Light @Gua Sumur
Ray of Light @Gua Sumur
Ray of Light @Gua Sumur
Oh iya, selama di goa kami tidak menemukan kelelawar meskipun ada tercium bau belerang (kotoran kelelawar), mungkin kelelawar ini sudah tidak ada karena semakin ramainya area ini atau juga juga berada di lorong goa yang gelap.


Lewat tengah hari kami naik dan ngobrol sebentar di saung, mengobrol sambil menikmati garis pantai nun jauh di depan. Juga terlihat perbukitan yang mulai habis di tambang, berharap semoga goa ini tetap seperti ini dan tidak tinggal sejarah.
View dari saung
Selong Selo Resort
Tujuan utama kami ke Selong Selo adalah menikmati makan siang dan kebetulan adalah tempat Santi bekerja. Resort ini adalah resort eksklusif dengan villa-villa yang berada di perbukitan yang menghadap ke Pantai Selong Belanak. Juga ada kolam outdoor yang menghadap ke pantai. Dengan pemandangan yang di tawarkan, gak salah banyak artis-artis yang berlibur ke Lombok menginap di sini.
View dari Selong Selo Resort
Kolam renang outdoor
Dan sembari menunggu makanan siap dihidangkan, tidak ada salahnya berfoto di spot-spot sekitar restoran berupa taman dan kolam renang yang tentu saja view nya menghadap ke Pantai Selong Belanak. Setelah hidangan datang dengan menu tradisional (sesuai pesanan) kami menikmati makan siang. Setelah itu istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke Batu Idung untuk menikmati matahari terbenam. Begitu membayar bill, yeayyy lumayan dapat diskon 50% hehehe.....
Salah satu fasilitas di Selong Selo Resort
Bukit Batu Idung
Batu Idung atau Bukit Batu Idung ini berada di perbatasan daerah Lembar dan Gerung-Lombok Barat. Lembar dikenal sebagai pelabuhan penyeberangan ke Bali atau kota-kota di NTB-NTT. Jadi tidak terlalu sulit sebenarnya untuk menuju lokasi ini, cukup arahkan kendaraan ke Pelabuhan Lembar, kira-kira 8km nanti ada pertigaan memasuki jalan desa dan nantinya akan ada pertigaan lagi ke arah kanan dan sampai di sini kondisi jalan sudah mendaki. Jalannya lumayan kecil, berbelok-belok mendaki hingga sampai di sebuah gapura sederhana petunjuk ke Batu Idung. Dari jalan raya Pelabuhan Lembar ke sini bisa tanya-tanya ke penduduk lokal agar tidak nyasar.


Kira-kira 50 sampai di rumah penduduk kemudian parkir. Di sini tidak ada tiket masuk, hanya bayar tiket sekilasnya saja yang kami beyar setelah turun dari Batu Idung.
Lokasi parkir
Dari parkiran kemudian kami trekking melewati kebun masyrakat. Makin lama kondisi jalan semakin naik yang cukup menguras tenaga dan keringat. Jalannya berupa jalan tanah jadi bisa ditebak kalau musim hujan akan becek dan musim panas begini menjadi berdebu. Kira-kira 20 menit trekking akhirnya sampai ke puncak bukit.
Trekking ke puncak
Ternyata puncak bukitnya berbeda sekali dari yang saya bayangkan. Saya mengira hanya ada batu-batu dan pepohonan ternyata di sini sudah di kelola dengan bagus dan rapih.di sepanjang sisi tebing diberi pagar dan dibuat jalan setapak paving block. Juga ada taman dengan spot-spot selfie yang tentu saja gratis. Terdapat juga warung yang menjual aneka makanan dan minuman ringan yang harganya normal seperti warung-warung yang ada di bawah.


Di puncak bukit ini kita bisa melihat sekeliling, 360 derajat. Ke arah barat kita bisa melihat laut dan garis pantai sepanjang Sekotong, di bagian utara terlihat perbukitan dengan perkampungan penduduk, di arah sebaliknya terlihat bukit-bukit berlapis yang diselang-selingi oleh perkampungan penduduk. Karena posisinya ini, Batu Idung dijadikan spot untuk melihat matahari terbenam/sunset dan matahari terbit/sunrise.


Di sebelah kanan terdapat batu yang menonjol yang berwarna kecoklatan, dan jika dilihat dari bawah akan terlihat seperti hidung, makanya bukit ini diberi nama Bukit Batu Idung. Di batu ini pengunjung bisa berfoto-foto, tapi harus hati-hati karena tidak ada pagar pengaman dan langsung berhadapan dengan jurang.
Salah satu spot Batu Idung
Sambil menunggu matahari terbenam, kami memesan makanan dan minuman ringan.sementara itu ada beberapa pengunjung memasang tenda untuk berkemah. Hanya saja saya tidak melihat toilet di sini (saya tidak tahu apakah ada toilet di warung). Setelah menunggu akhirnya matahari terbenam menhasilkan semburat keemasan. Walaupun tidak sepurna karena banyak awan namun berada di tempat yang indah, semuanya akan terlihat indah. Sebelum  gelap kami kembali turun karena tidak ada penerangan disepanjang jalan.
Sunset di Batu Idung

Sebelum penginapan kami mampir ke sebuah rumah makan yang menjual Sate Rembiga, salah satu makanan khas Lombok. Sate ini mirip dengan Sate Maranggi khas Purwakarta dengan menggunakan daging sapi dan bumbu yang manis pedes. Dan kebetulan tempat yang kami datangi sangat terkenal sehingga pengunjungnya sangat ramai. Ya begitulah Lombok, dengan pemandangan yang indah dan makanan yang enak...!!!
Sate Rembiga yang mirip Sate Maranggi

Labels: , , , , , , , , , , , , , ,

Friday, August 2, 2019

Jelajah Lombok Bagian 6: Pantai Mawi dan Pantai Semeti

Sabtu, 22 Juni 2019 adalah hari ke empat di Lombok. Karena weekend, hari ini Santi bisa menemani kami ke tempat wisata di Lombok. Santi adalah teman kami yang berkerja di Lombok yang dulu pernah trip bareng ke Sombori-Labengki. Dan dari Santi juga kami mendapatkan sewa mobil.  Sekitar jam 8 pagi, kami menjemput Santi ke kost-annya dan tujuan hari ini adalah meng-explore Lombok Tengah dan tujuan utama kami adalah Pantai Semeti.



Pantai Mawi
Pantai Mawi ini tidak sengaja kami kunjungi ketika akan mengunjungi Pantai Semeti. Pantai Mawi ini berada di daerah Selong Belanak-Lombok Tengah. Jadi masih satu garis dengan Tanjung Aan/Bukit Merese, Pantai Kuta, Pantai Mawun dan Pantai Selong Belanak.  Dari Mataram yang terjauh adalah Tanjung Aan dan terdekat adalah Pantai Selong Belanak.Tanjung Aan dan Pantai Kuta sudah pernah saya kunjungi dulu pertama kali ke Lombok, jadi kali ini kami lewatin saja.

Awalnya tujuan kami adalah ke Goa Sumur/Bat Cave yang ada di antara Kuta dan Mawun. Jadi kami ke Semeti melewati jalur tengah hingga ke Kuta kemudian menyusuri pantai ke arah Selong Beanak. Memasuki daerah Kuta, terlihat sekali wilayah ini sekarang sangat ramai dibandingkan dulu saya ke sini. Sudah banyak bermunculan penginapan-penginapan dan cafe-cafe serta toko-toko sepanjang jalan. Memasuki area perbukitan dimana melewati jalan beraspal bagus, dengan pemandangan yang sangat bagus dengan, terlihat garis pantai di kejauhan. Namun sayang banyak sekali perbukitan di sini ditambang atau diambil tanahnya dan ini terjadi sangat masif.

Sampai di suatu pertigaan dimana terddapat galian tanah kami masuk ke dalam sekitar 50m, dengan kondisi jalan tanah. Setelah parkir dan bertemu dengan penjaga di sana yang kebetulan temannya Santi, kami di sarankan kembali jam 12 untuk mendapatkan ‘Ray of Light’ / cahaya yang masuk lewat pintu goa.

Karena masih pagi kami melanjutkan perjalanan ke arah Pantai Semeti yang berjarak sekitar 15km. Sampai di jalan masuk, yang jalannya berupa jalan tanah dan berkerikil hingga bertemu loket. Di sini kami membayar tiket masuk Rp. 10.000/orang. Dan dari penjaga kami dapat info bahwa Pantai Semeti bisa di akses sementara ke Pantai Telawas (yang tadinya masu kami kunjungi juga) tidak bisa diakses karena berombak besar. Dari loket ini kita harus melewati jalan tanah sepanjang 3km hingga mencapai pantai. Pemandangan sepanjang pantai berupa perbukitan dengan vegetasi berupa semak-semak dan savana. Hingga akhirnya kami bertemu pertigaan. Awalnya kami ambil kanan dan sekitar 100m kami bertemu pantai.

Pantai yang kami temui ini adalah Pantai Mawi yang tujuan sebenarnya adalah Pantai Semeti, tapi tidak apa-apa sekalian melihat keindahan pantai ini. Pantai ini berada di teluk kecil dan berpasir seperti merica mirip di Pantai Kuta. Tidak banyak pengunjung di sini, umumnya pengunjungnya adalah turis asing. Dan umumnya mereka di sini melakukan surfing/berselancar karena pantai ini mempunyai ombak yang cukup tinggi yang memecah ditengah. Sementara dekat pantainya berombak kecil sehinga cocok buat yang berenang ataupun bermain air.  atau bisa juga sekedar duduk-duduk di bawah pepohonan ditemani makanan kecil dan kelapa muda.
Pantai Mawi
Pantai Mawi
Di sebelah kanan terdapat bukit batu. Saya dan Revan naik ke atas bukit ini. Dari atas sini kita bisa melihat turis-turis asing berselancar dan juga melihat keindahan pantai kecil ini dari atas. Bukit ini mempunyai bebatuan yang unik, terihat seperi batu yang bersusun dan berwarna kehitaman.
Turun dari bukit selanjutnya menuju Pantai Semeti.
Sisi lain Pantai Mawi
Sisi lain Pantai Mawi
Pantai Semeti
Jarak dari Pantai Mawi ke Pantai Semeti tidak begitu jauh, palingan sekitar 1-2km. Dari pertigaan tadi kami ke arah kiri, tetap melewati jalan tanah hingga sampai ke pinggir pantai. Sampai di pantai dan parkir di warung dan satu-satunya warung di sini. Warung kecil yang di jaga oleh suami istri dan anak kecil, tidak terlihat sama sekali pengunjung di pantai ini. Dan tidak ada biaya parkir di sini.
Pantai Semeti

Pantai Semeti

Memasuki area pantai, terlihat hamparan pasir putih sepanjang teluk kecil dengan ombak memecah jauh di tengah sebelum memasuki teluk. Sampai di pantai ombaknya tidak terlalu besar. Ombak besar memecah di ujung-ujung bukit batu yang mengapit teluk ini. Dan di salah satu bukit yang berada di sisi kiri inilah tujuan kami. Untuk ke bukit batu yang di sebelah kiri kita harus menyusuri pantai berpasir putih ini kira-kira 100m.
Papan peringatan
Sampai di sebuah papan peringatan yang mengingatkan bahwa area yang akan kami kunjungi adalah area berbahaya. Melewati papan ini, memasuki area yang sedikit tertutup pepohonan sampailah kami di sebuah teluk kecil. Melihat teluk ini seperti menemui harta karun yang tersembunyi.  Bukit-bukit karang terhampar di depan mata dengan warna kecoklatan yang terlihat unik dan dunia lain. Sementara ombak besar menerjang karang-krang ini dan bebatuan yang berserakan di pantai. Pemandangan yang berbeda dengan pantai yang berada di depan tadi.
Sisi lain Pantai Semeti
Sisi lain Pantai Semeti
Untuk lebih meikmati keindahan hamparan bebatuan ini kami harus menaiki bukit batu ini. meskipun tidak terlalu tinggi namun berbahaya. Sampai di atas bukit di area yang lumayan rata kita bisa menaruh barangbarang dan beristirahat. Dari sini kita bisa melihat pemandangan dari atas ke arah perbukitan karang dan laut lepas. Dan beruntung sekali ombak pagi ini tidak terlalu besar (sebenarnya masih besar tapi masih dalam batas aman serta hanya ada 2 pengunjung lain di sini.
Naik bukit untuk ke spot foto
Hamparan batu karang di sini membuat kagum, berwarna hitam abu-abu, dengan bentuknya aneka ragam ditambah dengan buih-buih ombak yang putih kontras dengan warna bebatuan dan membuat pemandangan ini laksana lukisan. Sementara itu lautan luas membentang sampai ke horizon berwarna biru.
Befoto diantara bukit karang
Santi diantara bukit karang
Untuk menguji adrenalin turunlah ke barisan batu karang yang ada di undakan bawah. Hanya saja ombak di sini tidak menentu terkadang tenang dan terkadang tinggi dan menghempas karang. Sementara di bawah, ombak yang memecah silih berganti ini menimbulkan arus yang bergolak, naik turun dan memutar melewati celah-celah sempit antara karang, cantik dan sekaligus berbahaya. Siapa saja yang jatuh dan tertarik arus di sini, bisa dipastikan tidak akan selamat.  Untuk aman, kita bisa berfoto di karang bagian atas, dari sini kita masih  bisa mengambil foto dengan latar belakang yang cantik dari sudut manapun.
Berfoto di atas karang

Berfoto di atas karang
Berfoto di atas karang



Berfoto di atas karang undakan bawah



Lewat jam 11 siang, sesuai janji, kami harus balik lagi ke Goa Sumur. Turun dari bukit kami mengambil arah memutar bukit. Melewati sekelompok pengunjung yang baru datang kemudian menuruni batu cadas hingga sampai di pantai berbatu dan selanjutnya sampai di pantai berpasir putih hingga sampai di parkiran. Masih terlihat suami istri setia menjaga warungnya meskipun tidak terlihat pengunjung yang singgah.
Jadi buat kalian yang ingin ke Lombok tidak ada salahnya mampir ke 2 pantai di sini, Pantai Mawi dan Pantai Semeti, lengkap buat kalian yang mau berenang, surfing ataupun hunting foto di bebatuan unik Pantai Semeti.

 
Info:
Nama              : Pantai Mawi dan Pantai Semeti
Lokasi             :  Desa Selong Belanak, kec. Praya Barat
                              Lombok Tengah-NTB
Biaya               : Rp. 10.000 sudah termasuk parkir


Labels: , , , , , , , , ,