Sunday, April 15, 2018

Jelajah Pulau Buton Bagian III: Air Terjun Tirta Rimba

Air Terjun (Air Jatuh bahasa setempat) yang menjadi favorit wisatawan di Pulau Buton adalah Air Terjun Tirta Rimba. Tidak hanya karena merupakan air terjun terbesar tapi aksesnya yang sangat mudah. Dari pusat kota ke air terjun ini hanya berjarak sekitar 7km saja. Atau kalau kita dari Bukit Wantiro berjarak kurang dari 2 km.
Di hari pertama di Pulau Buton, ini adalah lokasi pertama yang kami kunjungi. Lokasinya yang berada di hutan lindung, suasana hutan sudah sangat berasa begitu memasuki gerbang. Dari gerbang sudah terlihat aliran sungai dari air terjun yang berada di sebelah kiri. Di sini terlihat warga yang menggunakan air sungai untuk mencuci motor. 
Memasuki kawasan hutan dengan pohon-pohon besar dan berjarak hanya sekitar 200m kami sudah sampai di area air terjun. Tidak ada pengelola di sini, hanya beberapa petugas parkir lokal dan membayar hanya biaya parkir sekitar Rp. 10.000 untuk mobil. Di samping parkiran kita sudah bisa menikmati kemegahan Air Terjun Tirta Rimba.
Meskipun tidak terlau tinggi, sekitar 20-25 meter, tapi dengan lebarnya, membuat air terjun ini sangat menakjubkan. Ditambah lagi dengan airnya yang berwarna hijau tosca. Di kejauhan terlihat seperti hordeng hehehe.
Air Terjun Tirta Rimba bagian bawah
Air Terjun Tirta Rimba bagian bawah
Air Terjun Tirta Rimba bagian bawah
Karena kami datang pas hari minggu, banyak yang mandi di kolam di bawah air terjun. Semuanya adalah masyarakat lokal dan umumnya remaja-remaja.
Berenang di kolam
 
 
 
Berenang di kolam
Hanya saja masih terlihat sampah berserakan di aliran sungai, mungkin terbawa dari hulu mengingat lokasi air terjun ini sudah mendekati laut.
Di hari kedua, kami kembali lagi ke lokasi ini. Kali ini kami cuman didrop, jadi gak bayar parkiran hahaha. Tujuan kali ini adalah mencari air terjun yang berada di aliran atas.
Menaiki tangga yang sudah di beton, kemudian (menurut info pemuda lokal) kami mengikuti alur pipa besi (pipa PAM???). 
Jalan yang dilewati adalah jalan setapak, tidak naik-turun bukit alias jalan biasa. Mengikuti aliran sungai yang berada di sebelah kiri, dengan pohon-pohon besar, suasa hutan sangat berasa sekali. Kemudian sampai di sungai, kami kemudian menyeberangi sungai yang tidak terlalu dalam hanya berarus lumayan deras. 
Sampai di seberang sungai, lanjut beberapa puluh meter, terlihatlah air terjun yang amazing sekali. Di bnadingkan dengan air terjun yang di bawah, air terjun ini ebih tinggi dan sangat lebar. Air terjunnya melewati tebing batu kapur. Hanya saja bedanya, di sini tidak terdapat kolam seperti di bawah. Air yang jatuh di bebatuan langsung mengalir ke sungai membentuk undakan-undakan.
Air terjun aliran atas
Air terjun aliran atas
Air terjun aliran atas
Air terjun aliran atas
Air terjun aliran atas
Tidak hanya sampai di situ, di sebelah kanan, tersembunyi di balik pepohonan besar, juga terdapat rangkaian air terjun yang tak kalah bagusnya. Hanya saja susah mendekat ke area sini apalagi berada di depan air terjunnya. Saya hanya mengambil foto dari samping.
Karena hari sudah sore (sekitar jam 4 lewat) kamipun melanjutkan perjalanan turun. Persis di atas air terjun yang di bawah, berjalan menuruni bukit kamipun mendapatkan air terjun yang juga gak kalah bagusnya, lebar dan berundak-undak.
Terbayang kalau saja air terjun ini berada di Bogor pastilah akan sangat ramai sekali. Hanya saja, kedepannya air terjun ini bisa dikelola dengan profesional dan lebih bersih lagi.
============
Air Terjun Tirta Rimba
Lokasi: Lakologou, kec. Wolio, Bau-Bau
Pulau Buton-Sulawesi Tenggara

Labels: , , , ,

Saturday, April 14, 2018

Jelajah Pulau Buton Bagian I: Spot-spot cantik di Kota Baubau

Mendengar kata Pulau Buton, saya yakin pikiran kita kembali ke masa SD dulu dimana pulau ini terkenal sebagai penghasil aspal alam terbesar di Indonesia. Nah berkunjung ke Pulau ini, tanggal 25-28 Maret 2018 lalu, saya tidak bermaksud melihat tambang aspal tapi menikmati wisata yang ada di pulau ini.
Perjalan di mulai dengan penerbangan ke Kendari, ibukota Sulawesi Tenggara, berangkat siang dan sampai sore di Bandara Haluoleo dengan transit di Makasar. Menginap semalam di Kendari, dilanjutkan besok paginya ke Pulau Buton menggunakan pesawat ATR dengan ongkos kurang dari Rp. 300.000. Sebenarnya bisa menggunakan kapal laut, tapi mengingat waktu, kami menggunakan pesawat yang hanya 30 menit waktu tempuh. Bandara di Pulau Buton ini bernama Bandara Betoambari.
Nah selama kami di Buton, ditemani driver sekaligus jadi guide kami, ada beberapa spot yang kami kunjungi:

1. Patung Naga
Patung Naga yang berwarna hijau ini merupakan icon landscape kota Baubau yang merupakan ibukota Buton. Patung Naga ini sangat unik, patung hijau dimana kepala naga dengan cakarnya berada di Pantai Kamali. Pantai Kamali ini ibarat alun-alun kota, menjadi tempat berkumpul warga, apalagi di malam hari, banyak tempat makan berjejer di sini juga pedagang aneka barang layaknya pasar malam.
Patung Kepala Naga
Patung Kepala Naga
Sementara itu ekornya berada di depan kantor walikota yang berada di ketinggian dan berjarak sekitar 5km dari Pantai Kamali. Nah di lokasi ekornya ini, juga dijadikan tempat rekreasi warga karena di lokasi ini kita bisa melihat landscape kota Baubau juga bisa menikmati sunset.
Patung Ekor Naga
Patung Ekor Naga
Patung Ekor Naga
Oh iya, patung ini sudah ada loh dari jaman Kesultanan Buton. Patung ini menjadi symbol hubungan kerjasama dengan China di masa itu.

2. Bukit Wantiro
Masih dalam kota Baubau, Bukit Wantiro jangan dilewatkan. Berada di atas ketinggian, lokasi ini cocok buat pemburu sunset. Karena di atas bukit, kita bisa melihat ke laut lepas dan pulau-pulau kecil seperti Pulau Makasar. Tebing-tebing di batasi oleh pagar-pagar setinggi kurang lebih 1.5 meter. Sepanjang jalan berderet pedagang yang berjualan makanan dan minuman ringan.
Bukit Wantiro
Bukit Wantiro
Juga jangan lupa berfoto di tembok yang bertuliskan Baubau. Harap hati-hati di lokasi ini karena berada di pinggir tebing. Di bawah langsung ke laut lepas dan dalam.
Bau-Bau
Jangan ditiru ya adek-adek...
Jangan ditiru ya adek-adek...
3. Pantai Lakeba
Inilah salah satu Pantai yang sangat cantik di Kota Baubau. Berpasir putih dan air laut dengan gradasi putih, hijau dan biru. Hanya saja saat kami mengunjungi, sedang musim angin Barat (atau Timur ya?) sehingga banyak sampah yang terbawa dari pulau-pulau sekitarnya.
Pantai Lakeba
Kami masuk pantai ini melewati sebuah restorant, terlebih dulu kami minta ijin kepada pengawasnya. Spot cantik pantai ini adalah berfoto di dermaga.
Pantai Lakeba
4. Pantai Nirwana
Pantai ini tidak terlalu jauh dari Bandara Betoambari. Kami menginap juga di sekitar pantai ini. Karena agak jauh dari kota, daerah ini sangat sepi palagi malam hari. Jadi buat yang mau menginap di daerah ini, menjadi pertimbangan tersendiri. Jadi kalau mau yang ramai, menginap di kota (sekitar Pantai Kamali) adalah pilihan yang bijak.
Dermaga kecil dekat penginapan
Dermaga kecil dekat penginapan
Berenang di Dermaga kecil dekat penginapan
Sunset di Nirwana
Loncat di Dermaga kecil dekat penginapan
Konon dinamakan Nirwana yang bearti surga, karena pantai ini sangat bagus sekali, dengan pasir putih dan gradasi warna laut dari putih, hijau dan biru. Hanya saja sayang sekali waktu itu sampahnya menumpuk di sepanjang pantai, sampah yang terbawa angin Barat (atau angin Timur???).
Pantai Nirwana
Di pantai ini banyak berderet tempat makan. Untuk masuk ke pantai ini cukup membayar uang parkir sekitar Rp. 10.000. Karena airnya dangkal dan ombaknya cuman semilir, jadilah banyak pengunjung yang berenang dipantai bahkan hingga menjauh agak ke tengah.
Jika kita melihat pantai ini dari ketinggian, terlihat dengan jelas gradasi warna lautnya, mulai dari putih, hijau dan biru.
Pantai Nirwana dari ketinggian
5. Hutan Pinus Samparona
Hutan Pinus ini berjarak sekitar 20km dari pusat kota Baubau. Tidak terlalu susah menuju ke lokasi ini, cukup ikutin petunjuk arah di pusat kota, yaitu arah Bumi Perkemahan/Hutan Pinus Samparona. Sebenarnya, tujuan utama kami ke tempat ini adalah ke Air Terjun Samparona. Tapi pas sampai di Hutan Pinus ternyata dari sini ke air terjun jaraknya 7km lagi (ada yang bilang 3km lagi). Karena saat itu sudah mulai menjelang sore, kami memutuskan untuk membatalkan ke Air Terjun.
Hanya dengan membayar parkir sekitar 10.000, kami bertiga masuk ke area hutan pinus. Tersedia bermacam spot foto di sini seperti rumah pohon dan paying-payung yang di gantung. Juga ada permainan flying fox di sini.
Jadi buat kalian yang mau ngadem silahkan mengunjungi lokasi ini.
Hutan Pinus Samparona
Hutan Pinus Samparona
6. Menara Pandang
Menara ini berada di Betoambari atau tepatnya di Jalan Palagimata. Menaiki Menara yang tingginya 5 lantai ini, kita bisa menyaksikan kota Baubau dari ketinggian, pesawat yang mau landing dan tentu saja, sunset.
Sebenarnya saya agak bingung fungsi dari Menara ini karena sekelilingnya berupa semak seolah-olah bangunan terlantar. Juga, meski kelihatan baru, di dalam bangunannya terlihat kosong melompong dan tak terurus.
Tapi menurut guide kami, Menara ini dimanfaatkan untuk melihat Hilal kalau memasuki Ramadhan atau Lebaran.
Oke, lepas dari semua itu, ini salah satu tujuan alternative jika kalian mau melihat Baubau dari sudut lain dan sunset yang sesekali dihiasi pesawat yang siap-siap mendarat.
Menara Pandang
Sunset dari Menara Pandang
 Baca juga:
- Kimaboe Hills dan Teluk Cinta

Labels: , , , , , , , , ,