Saturday, December 8, 2018

Selabintana Juga Punya Curug Cibeureum..... !!!

Kalau kita mendengar nama Curug Cibeureum pastilah diidentikan dengan Curug Cibeureumyang ada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Cibodas-Cianjur. Tapi sebenarnya masih ada lagi Curug Cibeureum, meski bernama sama dan masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tapi lokasi nya berbeda yaitu di Desa Perbawati, Selabintana-Sukabumi. Meskipun begitu, masih ada 2 lagi Curug Cibeureum yang pernah saya datangi yaitu yang ada di Pamijahan dan di Sukamakmur, keduanya di kab. Bogor.
Karena takut kesiangan kalau ke Sukabumi dalam satu hari, jadi saya dan Revan memutuskan berangkat Sabtu sore 13 Oktober 2018, sekitar jam 3.30 menginap semalam di kota Sukabumi dan pagi-pagi bisa langsung ke Curug Cibeureum. Menembus kemacetan khususnya di Cicurug hingga sampai di Sukabumi kota sekitar Magrib. Malam ini kami menginap di sebuah penginapan di jalan Siliwangi.
Pagi-pagi sekitar jam 7.30 kami berangkat menuju lokasi. Dengan mengikuti Maps dengan kata kunci ‘Pondok Halimun’. Jarak dari penginapan ke Pondok Halimun sekitar 10km yang kami tempuh dengan motor sekitar 30 menit.  Dari jalan Siliwangi, dilampu merah memasuki Jalan Selabintana. Mengikuti jalan ini hingga sampai di pertigaan menuju kawasan wisata Pondok Halimun. Memasuki jalan ini sekitar 4km akhirnya sampai di gerbang kawasan wisata Pondok Halimun. Nah sepanjang perjalanan, dengan kondisi jalan menanjak seperti di jalan Cihideung Bogor, dengan udara yang terasa sangat sejuk serta dikiri kanan banyak terdapat penginapan-penginapan serta hotel. Jadi buat kalian yang mau bermalam di sini jangan kuatir. 
Gerbang Kawasan Wisata Pondok Halimun
Di gerbang wisata, kami harus membayar tiket masuk Rp. 8.000/motor, sedangkan buat pejalan kaki atau bawa mobil berbeda lagi harganya. Begitu memasuki area wisata, kondisi jalannya berupa batu. Di dalam kawasan ini bisa ditemukan beberapa penginapan lagi. Di sini terlihat spanduk besar yang menginfokan bahwa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup hingga 31 Desember 2018. Ini adalah kegiatan rutin tiap tahun dimana hampir semua gunung di Indonesia tutup di bulan-bulan tertentu untuk pemulihan ekosistim. 
Memasuki jalan makadam, kita akan memasuki perkebunan teh milik PTPN VIII. Jika ada waktu kalian bisa turun di spot-spot tertentu dan menaiki bukit-bukit kecil di perkebunan ini untuk mengambil foto-foto dengan latar perkebunan teh. 
Perkebunan Teh PTPN VII
Perkebunan Teh PTPN VII
Perkebunan Teh PTPN VII
Setelah melewati perkebunan teh kita sampai di area wisata. Di sini tersedia parkir yang luas, warung-warung yang berjejer yang menjual aneka makanan dan minuman ringan, dengan menu andalan, jagung bakar. Di sini juga ada river tubing, tapi saya lihat debit airnya tidak terlalu besar. Banyak sekali pengunjung di kawasan wisata ini, baik yang hanya sekedar piknik keluarga, tubing ataupun treking menuju Curug Cibeureum.
Lokasi parkir
Setelah parkir, kami memulai treking, jalur treking kira-kira 3.5 km yang bisa ditempuh kurang lebih 1.5 jam. Kondisi jalan adalah jalan setapak berbatu. Beberapa ratus meter kami bertemu Selabintana Resort yang sedang dalam tahap renovasi. Kemudian melanjutkan perjalanan mengikuti papan petunjuk arah ke Curug Cibereum dan tidak beberapa jauh kami menemukan Camping Ground dan sekretariat Jeep Club. 
Trekking
Trekking
Masih menyusuri jalan setapak yang disisi jalannya mengalir kali kecil yang sangat jernih hingga sampai di gerbang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di pos ini sedang dalam perbaikan dimana sedang dibangun ulang homestay-homestay, toilet dan parkiran. Di sini kami membayar tiket masuk kawasan sebesar Rp. 18.500/orang. Nah di sini lah batas antara kawasan Taman Nasional dan PTPN VIII. Dari sini kami melanjutkan menyeberangi jembatan kecil yang sungai nya adalah aliran dari Curug Cibeureum. Di seberang sungai kami menemukan lagi Camping Ground.
Gerbang Taman Nasional

Homestay di Taman Nasional
Dari titik ini kami menempuh jalan setapak yang dalam tahap pebaikan. Kondisi jalan setapak yang bagus ini membuat pengunjung bisa berjalan santai sehingga ebih bisa menikmati suasana hutan. Sepanjang perjalanan kita bisa menikmati suara-suara serangga dan aliran air. 
Suasana di Taman Nasional
Suasana di Taman Nasional
Melintasi aliran air pertama, kondisi jalan masih setapak masih bagus berupa cor-coran selanjutnya kita bertemu aliran kedua. Dari aliran sungai yang kedua ini kita akan memasuki jalan yang mulai mendaki dan kondisi jalannya bukan cor-coran lagi. Di sini cukup menguras tenaga apalagi buat yang jarang berolahraga. 
Trekking di hutan Taman Nasional
Trekking di hutan Taman Nasional
Tapi buat yang kelelahan, di tengah hutan kita akan menemukan Pos penjagaan, yang sekaligus dijadikan warung kecil. Di sini pengunjung bisa beristirahat. Di pos ini kami dapat informasi dari bapak penjaga di sana, bahwa Curug Cibeureum Selabintana ini masih satu aliran dengan Curug Cibeureum Cibodas. Di atas curug ini terdapat goa yang lumayan panjang. 
Menuju pos Taman Nasional

Bapak yang jaga pos
Dari pos ini, kami meneruskan perjalanan, dari sini suasana hutan sangat berasa. Di sebelah kanan terlihat lembah dengan hutan perawannya. Berjalan sekitar 750m kemudian kami menemukan gazebo tempat beristirahat namun kondisinya sudah rusak. Sekitar 750m berikutnya kami kembali menemukan gazebo kedua dengan kondisi yang sama. Dari gazebo kedua ini, kita akan menempuh jalan setapak yang sangat unik, instagenic banget, jalanan menurun berbelok-belok ditutupi oleh dedaunan berwarna coklat kemerahan, sangat kontras dengan pepohonan dan dedaunan berwarna hijau.
Melanjutkan perjalanan dari pos
Melanjutkan perjalanan dari pos

Suasana hutan di Taman Nasional
Suasana hutan di Taman Nasional
Suasana hutan di Taman Nasional
Fall challenge ?? :D
Sampai di jembatan kecil. Terdapat papan informasi mengenai curug cibeureum. Terbaca, cibeureum berasal dari bahasa Sunda dimana artinya ci=air, beureum=merah. Ini mengacu kepada lumut merah (Spagnum gedeanum) yang merupakan merupakan lumut endemik Gunung Gede Pangrango serta katak merah.
Mendekati curug
Mendekati curug
Dari papan informasi ini kita kita sudah sangat dekat dengan Curug Cibeureum, hanya mendakit beberapa puluh meter kemudian sudah terlihat Curug Cibeureum dari kejauhan. Nah, keunikan yang sering kita jumpai di wisata Indonesia, sejauh-jauhnya tempat wisata, tetap aja ada yang berjualan hahaha... demikian juga di sini, begitu turun kita mendapatai pedagang kecil yang berjualan aneka minuman dan mie instant. Jadi buat kalian yang kecapekan dan kelaparan gak usah takut, dijamin segar kembali pokoknya...
Curug Cibeureum dari jauh
Karena masih pagi, di sekitar curug hanya ada kami dan 2 orang pengunjung lain. Di sini juga terdapat papan informasi yang menyebutkan bahwa Curug Cibeureum Selabintana ini dengan ketinggian sekitar 60m adalah curug tertinggi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Meskipun dimusim kemarau, debit air nya lumayan besar. Mungkin akan lebih spektakuler lagi kalau kita mengunjunginya di musim hujan, hanya saja di musim hujan (katanya) banyak pacet di jalur treking nya.
Curug Cibeureum
Curug Cibeureum
Curug Cibeureum
Curug Cibeureum
Curug Cibeureum
Curug Cibeureum
Meskipun tinggi, tampias dari curug tidak terlalu kencang dan tidak membasahi area pengunjung, sehingga bebatuan di sekitarnya tidak terllau licin. Seperti curug-curug lain di area Taman Nasional, air di curug ini juga sangat-sangat dingin. Tapi saya tetap mencoba mandi di sekitar air terjun yang di bawahnya terdapat kolam yang dangkal. Selain merasakan dinginnya air, kita juga berasa dipijit-pijit (natural massage) hehehehe. Tapi tetap hati-hati jangan pas berada di bawah curug utama karena air nya lumayan besar....
Bermain air di bawah Curug Cibeureum
Bermain air di bawah Curug Cibeureum
Bermain air di bawah Curug Cibeureum
Semakin siang ternyata jumlah pengunjung semakin bertambah. Jauhnya lokasi curug ini sepertinya tidak menghalangi pengunjung untuk datang. Dari anak-anak sampai orang tua.... ya saya melihat orang tua yang umurnya lebih dari 60 tahu datang di sini... bagaimana dengan kalian?
Ayooo.. jangan mau kalau sama nenek ini ya...
===========================
Nama   : Curug Cibeureum
Lokasi  : Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
               Selabintana-Sukabumi

Biaya   : Rp. 8.000 (kawasan wisata Pondok Halimun) 
              Rp. 18.500 (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Parkir   : Rp. 5.000

Labels: , , , , , ,

Friday, July 20, 2018

Merasakan Sejuknya Curug Cibeureum, Curug Cicandra dan Kebun Teh Cianten

Sabtu, 30 Juni 2018.
Curug Cibeureum
Hunting curug kali ini adalah Curug Cibeureum, curug yang masih relative baru dibuka untuk umum. Untuk ke curug ini sangat gampang sekali, cukup berkendara baik motor atau mobil menuju ke arah Puraseda-Leuwiliang tembus Cianten. Dan gerbang ke curug ini persis berada di inggir jalan utama.
Karena rute yang akan kami tempuh lumayan jauh (meski sama-sama di Bogor), saya dan Revan berangkat sekitar jam 7.30 pagi. Cuaca lumayan cerah meski agak berawan. Seperti biasa jalanan Dramaga macet, karena pakai motor, kami harus nyelip ke kanan untuk menembus kemacetan. Lepas Dramaga, kemudian lancar dan kembali macet mendekati pertigaan Cibatok kemudian pertigaan Cemplang. Dari pertigaan Cemplang, di sini sudah mulai sepi. Jarang dari pertigaan ke gerbang Curug Cibeureum hampir 20km.
Melewati Desa Puraseda dan kampung Cisalak imana terlihat view yang sangat menggoda untuk berhenti tapi kemi terus lanjut hingga memasuki Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Di sini suasana hutan sangat terasa dimana kita dikelilingi pohon-pohon besar dan suasanya yang nyaman dan asri. Hingga kami sampai di gerbang Curug Cibeureum. Untuk motor biasa parkir di dalam kalau mobil parkir dibagian luar. Nah, perlu dicatat, wilayah Curug ini masuk Desa Cibunian kecamatan Pamijahan, meski tidak jauh dari wilayah ini (Puraseda) masuk kecamatan Leuwiliang dan beberapa ratus meter menuju Kebun Teh Cianten juga masuk kecamatan Leuwiliang.
Desa Puraseda
Desa Puraseda
Kampung Cisalak
Suasana Taman Nasional
Setelah membayar tarif masuk Rp. 10.000/orang dan parkir motor Rp. 10.000, kemudain kami menuju ke area spot foto. Di area ini tersedia beberapa rumah pohon, saung dll. Tidak ada lagi biaya untuk berfoto di area ini, karena sudah masuk semua/all in hehehe. Jadi silahkan berpuas-puas berfoto disini dengan latar perbukitan dan lembah yang menghijau.
Lokasi gerbang yang ada di pinggir jalan utama
Spot foto di wana wisata
Spot foto di wana wisata
Spot foto di wana wisata
Spot foto di wana wisata
Karena masih pagi dan belum ada pengunjung selain kami, untuk ke curug kami menunggu petugas membukakan pintu. Untuk menuju curug sudah di siapkan jalan setapak. Meski jalannya cuman sekitar 300m dan biasa jalan santai tapi akan cukup menguras tenaga ketika balik hehehe. Siapkan bekal cemilan dan minuman karena di bawah tidak ada yang menjual makanan.
Jalan turun
Jalan turun
Setelah berjalan sekitar 30 menit kami sampai di curug, terlihat beberapa petugas sedang merapihkan dan memperindah area curug. Tersedia beberapa saung sehingga pengunjung biasa beristirahat. Terlihat 3 tingkatan curug yang berjarak tidak terlalu berjauhan. Tinggi curug tidak lebih dari 5 meter, istimewanya curug-curug ini mengalirkan air yang sangat jernih dan dingin karena berasal dari mata-mata air di Gunung Salak. Juga, karena berada di lembah dan dinaungi pepohonan sehingga suasananya sangat adem dan cocok untuk bermalas-malasan.
Pertama-tama kami menuju Curug 1. Melewati jembatan bambu kecil yang disediakan untuk menyeberangi sungai berbatu yang tidak begitu dalam. Curug ini tingginya sekitar 5m, karena kolamnya dalam maka hanya diperbolehkan untuk orang dewasa. Lokasi Curug 1 ini cocok buat bersantai bersama teman-teman dan keluarga. Untuk anak-anak bisa berenang dialiran sungainya yang dalamnya hanya sebetis.
Curug 1
Curug 1
Curug 1
Curug 1
Curug 2, yang berada begitu kita turun jalur trekking, agak lebar dibanding 2 curug lain melewati tebing sekitar 90 derajat. Air kolamnya terlihat tidak begitu dalam dan anak-anak bisa berenang dikolamnya asal dijaga.
Curug 2
Curug 2
Curug 3 mempunyai kolam yang dalam dan diperuntukkan buat orang dewasa. Untuk turun ke bawah, kita melewati tebing batu dan harus hati-hati ketika turun. Curug 3 ini menurut saya adalah yang paling indah diantara ketiga curug yang ada. Di aliran sungainya terdapat kolam-kolam yang tidak begitu dalam sehingga anak-anak bisa bebas berenang.
Curug3
Curug 3
Curug 3
Curug 3
Meskipun wana wisata curug ini enak buat dikunjungi bersama teman-teman atau keluarga tapi terlihat sangat sepi. Selama di curug, kami hanya melihat 1 orang tamu yang datang kemudian. Mungkin masih banyak masyarakat yang belum mengetahui ataupun kurangnya promosi.
Kembali ke atas, berbeda dengan lokasi curug, di spot foto lebih banyak pengunjung. Ada yang cuman selfie ataupun hanya duduk-duduk menikmati pemandangan. Terlihat juga satu rombongan besar sedang memasak dan sebagian lagi memesan makanan dari warung-warung yang berada di depan pos.
====================
Lokasi: Curug Cibereum
Alamat: Desa Cibunian-kecamatan Pamijahan
             Kabupaten Bogor
Biaya: Rp. 10.000/orang dan Rp. 10.000 parkir motor

Curug Cicandra dan Kebun Teh Cianten
Dari pos Curug Cibeureum, sekitar 500 meter didepan kami memasuki Kawasan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Cianten. Dan wilayah Cianten adalah bagian dari kecamatan Leuwiliang. Dan mulai dari sini juga, jalanan yang tadinya beraspal sekarang menjadi beton. Dari sini sekitar 7km kita akan masuk wilayah Sukabumi. Jadi jika kalian mau ke Sukabumi menggunakan bus, sudah ada bus Damri dengan rute Leuwiliang-Sukabumi.
Melewati perkebunan teh dengan sedikit rumah-rumah yang berada dikiri kanan dan kondisi jalan mulus membuat adalah perjalanan yang sangat mengasikkan. Tapi jangan lengah ketika melihat kiri kanan karena keselamatan adalah nomor satu.
Sampai di gerbang/portal yang dibuka oleh Satpam, kami langsung bertemu pertigaan. Jika lurus ke Sukabumi, ke kanan terlihat plang menuju lokasi wisata Bakukung dan Curug Cicandra. Awalnya kami belum tahu sama sekali mengenai keberadaan Curug Cicandra. Kami memutuskan mengunjungi Curug Cicandra dan Bakukung. 
Portal perkebunan teh, ambil kanan
Kira-kira 200m memasuki kawasan perkebunan kami menemukan pertigaan lagi, ke kanan sekitar 100m ke Bakukung dan kiri ke Curug Cicandra (tidak ada petunjuk jarak ke curug). Kami memutuskan pertama kali ke Curug Cicandra berharap lokasinya tidak terlalu jauh. Karena memasuki kawasan perkebunan, maka kondisi jalannya tidaklah bagus, berbatu dan kadang-kadang berlobang.
Arah kiri ke Curug dan kanan ke Bakukung
Di lura perkiraan, ternyata lokasi curug lumayan jauh, mungkin sekitar 5-6km. Untung saja pemandangan sepanjang perjalanan cukup menghibur walaupun disuguhi oleh perkebunan teh dan sedikit kampung pekerja pemetik teh. Sampai akhirnya kami menemukan plang curug yang mengarah ke kiri. Di sini merupakan akhir dari perkebunan teh. Jalannya sudah berupa tanah merah dan licin, dan ketika akan menurun, motor kami jatuh karena slip.
Jauh dengan gaya bersahaja
Curug ke kanan (foto pulang dari curug)
Sesudah turunan terlihat persawahan kiri kanan. Kami parkir motor di pinggir kebun dan mulai trekking. Trekking melewati pohon teh yang tingginya hingga 5 meter dan dipanen untuk mendapatkan kayunya yang kuat dan lentur. Setelah mendapat info dari bapak yang sedang menebang pohon teh kami melanjutkan perjalanan dan keluar dari kebun sudah terlihat lokasi parkir curug tapi tidak ada penjaga.
Melewati pepohonan teh
Melewati gerbang kayu yang tidak terkunci, kami trekking skitar 200m dan akhirnya sampai di lokasi curug. Terlihat saung dan musholla tapi tidak ada pengunjung satupun. Juga terlihat kolam renang yang dibuat dengan membendung aliran curug. Dari kolam sudah terlihat curug aliran bawah yang tersembunyi di balik bebatuan. Untuk mendekati curug utama kita harus memanjat tebing dari sebelah kiri.
Suasana di area curug
Suasana di area curug
Curug Cicandra aliran bawah
Sampai di depan curug baru terlihat dengan jelas keindahan curug ini. Curug ini tingginya sekitar 8m, airnya sangat dingin dan jernih karena langsung dari pegunungan. Tidak adalagi akses ke atas untuk melihat aliran sungainya karena berupa tebing. Harus hati-hati mengambil foto curug ini dari depan karena ruang yang tidak terlalu luas karena di depannya sudah tebing.
Aliran curug view atas
Curug Cicandra dari samping
Curug utama
Curug utama
Gerimis. Beristirahat sebentar di saung dan melanjutkan perjalanan di tengah gerimis. Sampai dipertigaan, kami bermaksud ke Bakukung dan akhirnya baal karena melihat kondisi cuaca. Gerimis pun menjadi hujan disepanjang perjalanan.
Pulangnya jatuh lagi
Kehujanan di perjalanan
 Beikut foto-foto di area perkebunan teh:
 
 
 

=================
Lokasi: Curug Cicandra dan Perkebunan Teh Cianten
Alamat: Kampung Cianten, Desa Purasari
             Kecamatan Leuwiliang-kabupaten Bogor
Biaya: - (tidak ada penjaga)

Labels: , , , , , , , , , , , ,