Sunday, May 22, 2022

INILAH 9 AIR TERJUN TERINDAH DI SUKABUMI

INILAH 9 AIR TERJUN TERINDAH DI SUKABUMI

Sukabumi adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang cukup dekat dengan Jakarta, Bandung dan Bogor. Wilayah ini banyak memiliki tempat wisata menarik dan indah untuk Anda di kunjungi.  Salah satunya berada kawasan Geopark Ciletuh. Di sini banyak terdapat Objek Wisata Alam yang menarik dengan pemandangan alamnya yang indah dan memesona. Salah satunya Tempat Wisata  Air Terjun atau Curug

Di lokasi ini setidaknya Anda dapat menemukan 9 Air Terjun Terindah Di Sukabumi yang mengalir dari Sungai Ciletuh dan Sungai Cikaret yang melintasi daerah Sukabumi seperti Air Terjun Curug Awang yang memiliki ketinggian 40 meter atau Air Terjun Cimarinjung yang dekat dekat Pantai Palangpang.

Berikut 9 Air Terjun Terindah Di Sukabumi yang dapat Anda nikmati bersama teman, kerabat atau keluarga saat berlibur ke kota Sukabumi.    

1. Air Terjun Curug Awang


Air Terjun Curug Awang berada pada aliran Sungai Ciletuh yang terletak di Desa Tamanjaya. Akses menuju ke air terjun ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama tiga menit dari tempat parkir. 

Air terjun yang memiliki ketinggian 40 meter dan lebar 60 meter ini memiliki keindahan dengan dinding batu alam yang berwarna cokelat kemerahan sebagai karateristik dari air terjun ini yang begitu kuat dan tidak ada ditempat lainnya di dunia.

2. Air Terjun Curug Luhur

Air Terjun Curug Luhur terbentuk dari tiga air terjun yang berdampingan dalam satu lokasi dengan dibawahnya terdapat kolam dengan airnya berwarna hijau kebiru-biruan. 

Kedua titik air terjun dapat dilihat dengan jelas sedangkan yang satunya lagi agak tersembunyi dengan tebing yang menghadap ke timur. Ketiga air terjun ini masing-masing memiliki ketinggian sekitar 80 meter dengan lebar tebing mencapai 100 meter.

3. Air Terjun Curug Puncakjeruk



Air Terjun Curug Puncakjeruk juga berada pada aliran Sungai Ciletuh yang terletak di Desa Mekarjaya. Akses menuju air terjun ini harus ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 20 menit melalui jalan setapak dari jalan Desa Mekarjaya yang berbatasan dengan Kecamatan Waluran. 

Air terjun setinggi 10 meter dengan lebar tebing sekitar 40 meter ini memiliki pemandangan yan asri dengan udaranya yang sejuk membuat Anda betah berlama-lama di alam yang sunyi dan menenangkan jiwa ini.

4. Air Terjun Curug Cikaret


Air Terjun Terindah Di Sukabumi yang dapat Anda nikmati lainnya adalah Air Terjun Curug Cikaret yang berada pada aliran Sungai Cikaret. Air terjun ini terletak di Desa Mekarjaya. Akses menuju curug ini harus di tempuh dengan berjalan kaki melalui jalan setapak yang menanjak selama 30 menit dari Kampung Neglasari, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

5. Air Terjun Curug Puncakmanik

Air Terjun Curug Puncakmanik berjarak sekitar 600 meter dari Air Terjun Curug Tengah dan masih berada pada aliran Sungai Ciletuh yang merupakan batas antara Desa Tamanjayadan Desa Cibenda. Akses menuju curug ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki melalui pematang sawah dan pegunungan bukit selama satu jam dari tempat parkir mobil.  

Air Terjun Curug Puncakmanik merupakan Air Terjun Tertinggi di Sungai Ciletuh. Air terjun ini memiliki ketinggian 100 meter yang terdiri dari dua undakan sebelum membentuk danau kecil yang kemudian kembali menjadi aliran Sungai Ciletuh. 

6. Air Terjun Curug Tengah

Air Terjun Curug Tengah nerupakan Air Terjun Terindah Di Sukabumi  lainnya yang dapat Anda nikmati keindahannya. Air terjun ini berjarak sekitar 200 meter dari Air Terjun Curug Awang dan masih berada pada aliran Sungai Ciletuh yang merupakan perbatasan antara Desa Tamanjaya dan Desa Cibenda. Akses menuju curug ini dapat di tempuh dengan berjalan kaki melalui pematang sawah selama lima belas menit dari tempat parkir mobil.

7. Air Terjun Curug Cikanteh

Air Terjun Curug Cikanteh terletak di Desa Ciwaru. Curug ini merupakan bagian teratas ari rangkaian tiga curug lainnya. Untuk menuju curug ini Anda harus berjalan kaki dari Curug Sodong melalui jalan setapak yang menanjak dan berbatu selama sekitar 30 menit serta menyeberangi sungai tanpa jembatan permanen. 

Walupun air terjun ini kecil, Namun pemandangan dan suasananya sangat indah dan menakjubkan. Dibawah air terjun utama, Anda akan menemukan aliran sungai yang mengalir melalui tebing-tebing batu yang terlihat sangat indah dan menawan. 

8. Air Terjun Curug Sodong

Air Terjun Curug Sodong ini terletak di Desa Ciwaru. Curug ini dikenal juga dengan sebutan Curug Kembar atau Curug Pengantin sesuai dengan legendanya. Akses jalan menuju curug ini berbatu tetapi dapat dilalui dengan menggunakan mobil hingga tempat parkir hingga pelataran curug ke arah hulu sungai yang dapat juga Anda jumpai lain yaitu Curug Ngelai dan Curug Cikanteh.

Tempat yang satu ini sangat Instragramable di kawasan Geopark Ciletuh sehingga curug ini menjadi cukup terkenal di kalangan wisatawan. Air terjun setinggi 20 meter dapat dilihat dari kejauhan sehingga menciptakan pemandangan alam yang sangat fenomenal.

Tidak berbeda dengan air terjun lainnya dalam daftar kami, Di Air Terjun Curug Sodong Anda dapat menikmati kesegaran air terjun dengan aktivitas berenang atau sekedar duduk-duduk santai ditepi air terjun sambil berselfie ria menikmati keindahan alamnya.  

9. Air Terjun Curug Cimarinjung


Air Terjun Terindah Di Sukabumi yang dapat Anda kunjungi lainnya adalah Air Terjun Curug Cimarinjing yang terletak di Desa Ciemas yang juga merupakan curug yang paling dekat dengan Pantai Palangpang. Akses menuju curug ini relatif mudah. Anda cukup berjalan kaki selama tiga menit dari tempat parkir mobil. Ke arah hulu sungai, Anda juga dapat menemukan curug lain yang lebih kecil yaitu Curug Nyelempet dan Curug Dogdog. 

Air terjun setinggi 40 meter berada pada tebing batu berwarna kecokelatan khas Geopark Ciletuh. Selain memiliki pemandangan yang indah, air yang jernih dari tempat ini Anda juga dapat menikmati pemandangan Samudera Hindia dari kejauhan.

Nah itulah 9 Air Terjun Terindah Di Sukabumi yang berada di kawasan Geopark Ciletuh sebagai sarana referensi Anda saat berlibur ke kota Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia yang sangat disyangkan jika Anda melewatinya begitu saja.

Labels: ,

Thursday, June 27, 2019

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 13: Curug Sodong, Curug Cikanteh, Curug Cikawung, Curug Ciateul, Curug Ngelay dan Pantai Palangpang

Rabu, 20 Maret 2019. Hari ke-3 di Ciletuh.
Pagi ini rencananya kami kembali lagi ke area Curug Sodong yang sebelumnya pernah kami kunjungi tahun lalu. Tujuan utama kami ke sini adalah melihat dari atas view Curug Sodong dari atas. Bukan hanya Curug Sodong tapi di sini juga terdapat rangkaian curug, dimana di atasnya Curug Sodong terdapat Curug Ciateul dan Curug Ngelay. Sementara di jalur lain terdapat Curug Cikanteh dan Curug Cikawung yang tersembunyi di balik bebukitan. Pada kunjungan lalu kami baru mengunjungi Curug Sodong dan Curug Cikanteh.

Jarak area curug-curug ini dari Pantai Palangpang cuman sekitar 7km. Dan inilah curug dimana pengunjung dari parkiran langsung bisa menyaksikan kecantikan rangkaian 3 rangkaian curug dengan cukup membayar Rp. 5.000 saja. Karena masih pagi, sekitar jam 9 dan karena hari kerja jadi pengunjung sangat sepi. Berada di curug ini berasa baru pertama kali ke sini, terasa antusias melihat kecantikan curug ini. 
View Curug Sodong dari parkiran
View Curug Sodong dari parkiran
Curug Sodong/Curug Sajodo/Curug Kembar
Curug Sodong/Curug Sajodo/Curug Kembar
Menerbangkan drone, terlihat rangkaian curug, yang paling atas adalah Curug Ciateul, curug ini agak mirip Curug Cikanteh yang tidak berapa jauh jaraknya, boleh dikata, curug ini bentuk miniatur dari Curug Cikanteh. Di bawahnya , masih di satu aliran terdapat Curug Ngelay dimana terdapat dua curug seperti curug kembar. Kedua curug ini berada di tebing yang merupakan rangkaian tebing yang menjadi bagian dari Megaamphytheatre Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark yang berumur sekitar 50 juta tahun. Di kelilingi oleh hijaunya pepohonan/hutan perawan seolah-olah curug-curug ini tidak tersentuh sama sekali. Untuk ke curug ini pengunjung bisa memakai jasa guide yang ada di sekitar sini.
Curug Sodong, Curug Ngelay, Curug Ciateul dan Curug Cikanteh
Curug Ngelay dan Curug Ciateul
Mengarahkan drone ke arah kanan rangkaian curug ini akan terlihat Curug Cikanteh, curug utama yang terdapat di tebing yang berwarna kecoklatan dan dibawahnya terdapat curug tingkatan kedua yang tidak terlau tinggi, inilah salah satu curug yang tercantik di kawasan ini.
Memutar sedikit ke arah kanan, berada di antar lembah terdapat Curug Cikawung. Curug ini mempunyai 2 aliran,yang satu berbentuk landai dan satu tegak lurus yang membentuk kombinasi yang cantik. Aliran dari kedua curug ini akan bert emu dengan aliran Curug Ngelay dan Ciateul dan jatuh di Curug Sodong sehingga debit air di Curug Sodong menjadi sangat besar. Sebenarnya kami ditawari untuk trekking ke Curug Cikawung namun karena sudah capek jadi mungkin lain kali kami mencobanya.
Curug Ciateul, Curug Ngelay dan Curug Cikanteh
Curug Cikanteh dan Curug Cikawung
Curug Cikanteh dari atas
Menjelang siang kami istirahat di sebuah warung makan di area sini. Yang punya rumah makannya juga merangkap menjadi guide di sini. Setelah makan siang, kami kembali ke penginapan untuk istirahat.
Istirahat di Curug Sodong
Sore hari kami ke Pantai Palangpang yang jaraknya cuman beberapa ratus meter dari penginapan. Hanya ada beberapa orang pengunjung di sini. Kebetulan kami beruntung hari ini karena mendapatkan sunset yang bagus meskipun matahari tidak terlihat jelas. Hanya sayang karena berada di muara Sungai Cimarinjung banyak terdapat sampah-sampah yang terbawa ombak. Mudah-mudahan pantai yang menjadi icon-nya kawasan ini bisa lebih berbenah kedepannya.
Sunset di Pantai Palangpang
Sunset di Pantai Palangpang
Info:
Nama : Curug Sodong/Curug Sajodoh/Curug Kembar, Curug Ciateul, Curug Ngelay, Curug Cikanteh dan Curug Cikawung.
Lokasi: Desa Ciwaru, kec. Ciemas-Sukabumi-Jawa Barat
Biaya : masuk kawasan wisata Rp. 5.000, parkir motor Rp. 5.000 (untuk ke curug-curug selain Curug Sodong harus pakai guide dengan biaya tertentu).

Baca juga link terkait:
- Curug Penganten, Curug Cibelener dan Curug Cihuru
- Curug Nangsi, Curug Cikupa dan Curug Cibenda-Waluran
- Curug Luhur-Ciracap
- Pantai Tenda Biru, Pantai Cibuaya dan Pantai Pangumbahan-Ujung Genteng
- Pantai Pasir Putih-Ujung Genteng

Labels: , , , , , , , , , , , , ,

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 12: Curug Penganten, Curug Cibelener dan Curug Cihuru

Dari Curug Nangsi kami menuju ke daerah sekitar Pantai Palangpang yang menjadi pusat Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark. Sepanjang jalan menuju area pantai, diperbukitan terlihat hamparan kuning, mirip perbukitan Teletubbies. Jangan salah, ini bukan rumput atau ilalang tapi padi huma, yaitu padi yang ditanam bukan di sawah yang selalu tergenang air. Padi-padi Penganten. Berkeliling area sepanjang pantai akhirnya kami memutuskan pilihan di sebuah penginapan di pinggir jalan yang tidak begitu jauh dari Pantai Palangpang. Penginapannya terbuat dari kayu dengan tarif Rp. 250.000/malam. Kami book untuk 3 malam. Karena masih hujan kamipun hanya beristirahat di kamar.
Curug Penganten
Pagi-pagi sekitar jam 7 kami sudah bersiap menuju Curug Penganten. Curug ini berada di desa Mekarjaya-Ciemas yang berjarak sekitar 20km dari Pantai Palangpang. Pagi itu cuaca berawan namun kami tetap melanjutkan perjalanan. Dari Pantai Palangpang kami enuju ke arah Curug Cimarinjung, setelah tanjakan tidak berapa jauh nanti ada pertigaan, kalau lurus ke Puncak Darma, ke kanan ke Mekarjaya. Ambil ke kanan ini jalannya berupa cor-coran bukan aspal pada umumnya. Tanjakannya di sini sangat tajam tajam dan berbelok-belok tapi untunglah hampir tidak ada kendaraan saat itu. Dibandingin ke uncak darma, tanjakan di sini lebih ekstrim jadi kalau kalian bawa mobil ke arah ini harap diperhatikan kondisi kendaraannya.

Meskipun berbahaya tapi pemandangan di sini sangat bagus, di sinilah terdapat Puncak Aher (eks Gubernur Jawa Barat yang banyak berjasa pada kemajuan Geopark ini). Puncak Aher lebih tinggi dibanding Puncak Darma, di sini pemandangannya lebih luas, bukan hanya pantai tapi juga pegunungan dan lembah.
Melewati Puncak Aher terus ke atas melewati perkampungan, kiri kanan terlihat sawah huma yang mulai menguning yang tadinya saya kira ilalang (padi yang ditanam di perbukitan bukan sawah). Hampir 2/3 perjalanan tiba-tiba turun hujan yang sangat lebat dan terpaksa berteduh di sebuah warung yang ada di pertigaan di area hutan karet.cukup lama menunggu hujan reda dan kami berkenalan dengan seorang bapak yang mau ke ladangnya dan mendapatkan info mengenai Curug Penganten.
Setelah hujan agak reda, kami mengikuti si bapak, memasuki jalan membelah hutan karet sampai ke area perbukitan yang banyak ladang-ladang dan padi huma. Wilayah ini sangat sepi, sangat langka sekali untuk melihat satu rumah aja. Sampai di suatu pertigaan kami berpisah dan kami memasuki area jalan desa berupa bebatuan. Melewati jalan bebatuan ini awalnya masih terlihat satu dua rumah penduduk lama-lama tidak terlihat rumah sama sekali. Memasuki jalan yang hanya cukup untuk satu motor kemudian menaiki bukit, karena jalannya licin dan berlumpur, kadang-kadang kita harus turun dari motor dan di dorong. Sampai di sebuah saung yang ternyata tempat pembuatan aren tradisional kami berteduh karena tiba-tiba hujan kembali turn dengan lebatnya. 
Kondisi jalan desa
Kondisi jalan desa
Kondisi jalan menjelang parkiran
Setelah hujan turun agak reda kami menuju ke Curug Penganten yang berjalan beberapa puluh meter saja sudah terlihat dari jauh, coklat keemasan. Fantastic... !!!. Menuruni terasering sawah yang membuat kami nyasar dan di antar oleh seorang ibu melewati jalur sUemak-semak (seharusnya ada jalur lain) menyusuri alur sungai. Di antar sampai ke jembatan yang melintasi sungai si ibu berpesan agar nanti pulangnya melewati jalan setapak yang ada di atas. Melewati jembatan kemudian berjalan sekitar 100m. perlu pengorbanan untuk mendekati curug ini karena akses jalan dan areanya sudah terbengkalai.
Menuju Curug Penganten
Melintasi jembatan
Jalan ke arah curug
Memanjat bukit hingga sampai di area pinggir curug terlihat saung-saung yang sudah hancur. Curug Penganten tertutup oleh pepohonan besar. Untuk melihat curug ini secara utuh  kita harus menuju aliran sungai yang dasarnya berupa batu cadas. Dari depan terlihat keperkasaan curug ini. Seperti mengamuk, debit airnya sangat besar dan bergemuruh. Jatuh dari ketinggian sekitar 30m membentuk tampias dan angin. Airnya berwarna coklat keemasan akibat hujan terus menerus, sesuai nama daerahnya Ciemas yang bearti air emas/air yang berwarna emas.
Curug Penganten saat hujan
Curug Penganten saat hujan
Aliran curug ini jatuh membentuk niagara kecil sepanjang lebarnya sungai dan mengalir ke sungai yang juga aliran dari Curug Cibelener yang terlihat dari jauh. Meskipun berbeda aliran, Curug Cibelener juga berwarna keemasan akibat hujan. Curug Cibelener ini mempunya dua tingkatan dengan debit yang besar. Sebenarnya pengunjung bisa mendekati curug ini, hanya saja untuk saat itu tidak memungkinkan karena arus sungai yang deras. Berbeda dengan Curug Penganten yang berada di tebing tebuka, Curug Cibelener berada di celah lembah sehingga diperlukan usaha tambahan untuk mencapai curug ini.
Curug Cibelener dari kejauhan
Curug Cibelener
Tadinya kami berniat menerbangkan drone untuk melihat view kedua curug ini dari atas cuman sayang kami tidak mendapat sinyal GPS sama sekali. Maklum areanya sangat terpencil dan jauh dari mana-mana.
Setelah puas mengambil foto-foto curug ini yang sudah menggunakan DSRL karena tampiasnya yang membuat basah lensa, kamipun kembali ke parkiran dan melewati jalan yang tadi disarankan oleh ibu yang di sawah. Dari jembatan kayu, kami mengambil jalan naik hingga mencapai jalan setapak. Di pinggir jalan setapak terdapat saluran irigasi kecil. Berjalan memutari bukit hingga sampai di dekat Curug Cihuru. Berbeda dengan dua curug sebelumnya, Curug Cihuru airnya jernih. Kalau dilihat dari jauh, curug ini bertingkat-tingkat hanya saja area disekitar curug ditutupi oleh pepohonan sehingga tidak terlihat keseluruhan. Dari sini jalan setapak berakhir di sawah bagian atas dan sudah dekat parkiran. Jadi kalau kalian mau ke Curug Penganten sebaiknya melewati jalur ini.
Jalan pulang beda dengan jalan datang
Curug Cihuru yang tertutup pepohonan
Info:
Nama  : Curug Penganten, Curug Cibelener dan Curug Cihuru 
Lokasi  : Desa Mekarjaya, kec. Ciemas-kab. Sukabumi 
Biaya   : gratis
Baca juga link terkait:
- Curug Sodong, Curug Ngelay, Curug Ciateul, Curug Cikanteh, Curug Cikawung dan Pantai Palangpang 
- Curug Nangsi, Curug Cikupa dan Curug Cibenda-Waluran
- Curug Luhur-Ciracap
- Pantai Tenda Biru, Pantai Cibuaya dan Pantai Pangumbahan-Ujung Genteng
- Pantai Pasir Putih-Ujung Genteng

Labels: , , , , , , , , ,

Monday, June 10, 2019

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 11: Curug Nangsi, Curug Cikupa dan Curug Cibenda

Dari Curug Luhur yang ada di Ciracap selanjutnya kami menuju kawasan Ciletuh. Jadi kami akan melewati jalur yang sama ketika ke Ujung Genteng dari Ciletuh. Rencana kami menginap 2 malam di Ciletuh untuk lebih mengeksplore kawasan ini. Sebelumnya kami sudah pernah 3 malam di kawasan ini tahun lalu. Lokasi penginapan yang kami tuju adalah sekitar pantai Palangpang. Tapi sebelum ke Palangpang kami mampir ke Curug Nangsi.
Dari Curug Luhur ke Curug Nangsi berjarak sekitar 30km atau hampir 1 jam naik motor. Sepulang dari Curug Luhur kondisinya hujan dan kondisi jalan masih seperti yang dulu, aspalberlubang. Melewati pertigaan Curug Puncak Manik hingga sampai ke pertigaan  kiri ke Panenjoan/Pantai Palangpang sementara kanan ke Waluran dan bisa juga ke Sukabumi/Bandung. Di pertigaan ini kondisi aspalnya sudah mulus. Agak mengherankan karena seharusnya Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark membentang dari Pelabuhan Ratu hingga Ujung Genteng tapi jalan yang diperbaiki hanya sebagian.
Jalur yang kami lewati sama seperti ke Curug Puncak Jeruk. Daerah ini didominasi oleh perkebunan terutama karet dan sawit. Mengandalkan Google Maps dan sempat nyasar akhirnya sampai dipertigaan desa Sukamukti. Begitu masuk ke dalam sampai ke sekolah SD dan ke perkebunan kelapa sawit ternyata nyasar, dekat SD kami masuk lagi ke arah kanan hingga sampai ke perkampungan dengan pemandangan yang luar biasa. Meskipun nyasar tapi sedikit menghibur. 
Kalau melihat SD ini berarti kamu salah jalan !!!
Kondisi jalan kampung
Nyasar ke sini
Nyasar ke sini

Keluar lagi dari jalan ini hingga sampai di jalan kecil (depan warung), jalan yang hanya cukup untuk motor. Melewati pinggir bukit dan pematang sawah yang dipinggirnya berupa jurang akhirnya kami sampai di akhir jalan dan parkir di sebuah warung kecil. Setelah ngobrol dengan pemilik warung kami dan si bapak pun mengantar menuju ke Curug Nangsi (kalau gak di antar kemungkinan besar pasti nyasar) dan kami siap mengeksplor Curug Nangsi yang juga dikenal dengan nama Curug 3 in 1 ini karena ada 2 curug lagi selain Curug Nangsi.
Memasuki gang yang benar
Menyusuri pematang sawah dengan motor
Curug Nangsi
Masih gerimis, di temani si Bapak yang jadi guide kami kemudian trek menyusuri bukit kemudian turun. Karena treknya berupa tanah merah dan basah jadinya treknya sangat licin dan sudah seperti lumpur. Saya pun turun lambat merayap, selain licin juga di sebelah kanan berupa tebing dan kiri berupa persawahan hahaha. Meskipun treknya ke sungai tidak terlalu jauh (
sekitar 200m) namun karena kondisi nya yang curam dan becek jadinya memakan waktu lama.
Memulai trek ke Curug Nangsi
Menuruni bukit
Curug Nangsi dari kejauhan
Sampai di area persawahan yang agak rata kami sudah bisa melihat Curug Nangsi dari kejauhan.... menakjubkan...!!!. Dari jauh bisa terlihat curug ini sampai ke aliran teratas (dari dekat tidak kelihatan bagian atas). Terlihat seperti tirai-tirai air di tebing batu tegak lurus, sementara di depannya adalah persawahan dan tidak terlihat seorangpun pengunjung ataupun yang bekerja di sini.... sempurna!!!.
Melanjutkan sedikit lagi akhirnya saya sampai di bawah, ke aliran sungai yang tidak begitu deras dan dangkal. Menyusuri pematang sawah sekitar 50m akhirnya sampailah di depan Curug Nangsi. Curug ini agak-agak irip dengan Curug Terekel yang di Cianjur Selatan hanya saja curug ini lebih tinggi dan lebih banyak aliran curugnya. Dengan ketinggian sekitar 40-50 mungkin tidak terlalu istimewa kalau hanya 1 aliran, tapi yang membuat unik adalah banyaknya aliran yang jatuh dari curug ini. Karena debitnya yang lumayan besar, kami berada tidak terlalu dekat dari curug ini hanya di sekitaran bebatuannya saja. Untuk berfoto terdapat batu besar di sekitar curug dan pengunjung bisa berfoto di atasnya. Hanya saja, terdapat sampah-sampah yang di bawa aliran sungai yang berasal dari sepanjang aliran sungai, meskipun tidak terlalu banyak namun cukup mengganggu.
Curug Nangsi dari kejauhan
Curug Nangsi
Curug Nangsi
Curug Nangsi

Curug Cibenda
Curug ini berada tidak jauh dari Curug nangsi atau berada sekitar 50m di sisi kiri. Curug ini berbeda aliran sungai dengan Curug Nangsi. Meskipun berada di deretan tebing yang sama namu curug ini lebih pendek. Curug ini cukup unik, awalnya berupa curug tunggal/satu aliran kemudian sekitar 10m jatuh ke tebing batu dan kemudian melebar/menyebar membentuk seperi untaian kapas. Tidak ada kolam di bawah curug ini, karena debitnya tidak terlalu besar dan langsung mengalir ke aliran sungai yang sama dengan Curug Nangsi. 
Curug Cibenda

Karena jaraknya berdekatan jadi kalau ke Curug Nangsi pastilah bisa melihat langsung Curug Cibenda.

Curug Cikupa
Berbeda dengan Curug Cikupa dan Curug Nangsi yang terlihat langsung, Curug Cikupa tersembunyi di balik persawahan dan pepohonan. Untuk ke curug ini kita harus menyeberang sungai. Sampai di seberang kita naik ke pematang sawah, menyusuri pematang sawah, melewati padi yang tingginya hampir sedada kemudian sampai ke aliran sungai yang berbeda dengan aliran Curug Nangsi.

Menyeberang sungai lagi yang dasar nya berupa batu cadas, melewati area yang terlihat gelap karena di naungi pepohonan, di ujung terlihat Curug Cikupa. Dengan ketinggian sekitar 40m, curug ini jatuh melewati tebing batu dan membentuk seperti curug sawer (curug yang airnya seperti air hujat atau cipratan. Uniknya dari curug ini adalah, airnya yang jatuh berbentuk kerucut, kecil di atas dan semakin besar ke bawah, jadi dari jauh akan terlihat seperti segitiga. Adanya pohon besar di depan curug ini akan menambah cantik dan menjadikannya frame alami ketika mengabadikan curug ini.
Menuju Curug Cikupa
Menuju Curug Cikupa
Saya dan Revan sempat berfoto di bawah curug ini, dibawah cipratan air curug. Harus berhati-hati ketika menaiki tebing batunya, meskipun kasar namun lumayan licin. Tidak ada kolam di bawah curug ini, airnya yang jernih akan mengalir langsung dan bermuara ke sungai dari aliran Curug Nangsi.
Curug Cikupa
Curug Cikupa
Curug Cikupa
Jadi buat kalian yang mau ke sini tidak akan rugi, karena akan mendapatkan 3 curug ini. Meskipun agak susah ke curug ini namun semua usaha akan terbayarkan. Kalau kalian ke sini jangan lupa bawa bekal makanan dan minuman ringan karena tidak ada yang berjualan di sekitar curug (warung makan sangat jauh). Dan jangan lupa, jangan bawa kembali sampahnya supaya curug ini terjaga keasriannya!.
Makan siang yang sangat telat
Info:
Nama  : Curug nangsi, Curug Cikupa dan Curug Cibenda (Curug 3 in 1)
Lokasi  : Kp. Lebaknangsi, Desa Sukamuksti, kec. Waluran-kab. Sukabumi-Jawa Barat
Biaya   : tidak ada tarif


Baca juga link terkait:
- Curug Sodong, Curug Ngelay, Curug Ciateul, Curug Cikanteh, Curug Cikawung dan Pantai Palangpang 
- Curug Penganten, Curug Cibelener dan Curug Cihuru 
- Curug Luhur-Ciracap
- Pantai Tenda Biru, Pantai Cibuaya dan Pantai Pangumbahan-Ujung Genteng
- Pantai Pasir Putih-Ujung Genteng

Labels: , , , , , , , , , , ,