Wednesday, January 2, 2019

Jelajah Majalengka Bagian 3: Curug Cipeuteuy dan Hunting Durian


Hari ketiga di Majalengka, 24 Desember 2018
Hari ini kami berencana setengah hari di Majalengka dan selanjutnya akan menuju Lembang. Pagi-pagi kami check-out dan menaruh semua barang-barang di mobil dan melanjutkan kembali perjalanan menggunakan motor. Tujuan kami kali ini adalah ke Curug Cipeuteuy yang tentu saja sekalian berenang karena kunjungan ke 2 curug sebelumnya tidak berenang.
Jarak dari penginapan di kota Majalengka ke Curug Cipeuteuy yang ada di Taman Nasional Gunung Ciremai sekitar 1 jam. Perjalanan ke curug ini berlawanan arah dengan 2 curug sebelumnya. Pemandangan sepanjang jalan menuju curug tidak kalau dibandingkan dengan perjalanan kemaren. Dengan suasana pedesaan yang dikelilingi oleh tersering sawah dan ladang-ladang. Hanya saja, di sepanjang perjalanan kami banyak menemukan pedagang yang menjual durian yang memang sedang musimnya.
Sampai di gerbang Taman Nasional ternyata sudah banyak kendaraan pengunjung yang parkir baik motor ataupun mobil. Hanya saja untuk mobil agak susah parkiran karena jalannya kecil dan sisi kiri adalah bukit dan sisi kanan adalah lembah. Setelah membayar parkir Rp. 3.000/motor dan Rp. 15.000/orang kemudian kami trekking menuju curug.
Memasuki area Taman Nasional, kita disuguhi pemandangan khas pegunungan. Udara yang segar dari pepohonan dan hutan membuat paru-paru kita plong ... kecuali kamu perokok berat ya.. gak ngaruh juga... hehehehe....
Suasana hutan
Lokasi curug yang berada di tengah lembah
Menyusuri jalan setapak yang rapih sekitar 15 menit kita sudah sampai di area wisata Curug Cipeuteuy. Menuruni tangga-tangga hingga sampai di aliran curug, terlihat di sebelah kiri Curug Cipeuteuy yang mengalir melalui tebing yang tidak terlalu tinggi. Istimewanya, air curug ini langsung dari pegunungan sehingga airnya sangat jernih dan berwarna kebiruan. Kolam ini dikhususkan buat orang dewasa atau anak-anak yang bisa berenang. Di atas kolam ini terdapat curug kecil yang di bendung tapi tidak boleh pengunjung masuk area ini.
Curug Cipeuteuy yang airnya berwarna kebiruan
Curug Cipeuteuy yang airnya berwarna kebiruan
Curug bagian atas yang tidak diperbolehkan mendekat
Kolam di sekitar curug sudah dibendung dengan kedalaman sekitar 1.5m. di aliran bawahnya mempunyai kedalaman sekitar 1m, di kolam ini terdapat beberapa pancuran.
Air dari dua kolam ini melewati jembatan buatan yang dibuat sedemikian rupa sehingga air yang mengalir berbentuk air terjun. Selanjutnya dibawah terdapat kolam-kolam buat anak-anak yang dalamnya sekitar 30-50cm. 
Suasana di sekitar Curug
Di sisi bukit dibuat undakan-undakan di bawah pohon pinus agar pengunjung bisa beristirahat dan juga terdapat rumah pohon untuk berselfie. Di sini juga terdapat beberapa warung meskipun sebenarnya bangunan seperti ini tidak diperbolehkan berdiri di Taman Nasional.
Tidak menunggu lama, kamipun berenang di kolam atas. Sangat-sangat segar airnya.selain berenang kita juga bisa bermain dibawah curug dan nikmati sensasi pijat alami :D. Setelah dari kolam atas kemudian mencoba kolam kolam yang ada di bawahnya. 
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Bermain air di pincuran
Berenang di kolam anak-anak
Puas bermain air kemudian beristirahat di salah satu saung menikmati mie instan dan gorengan. Setelah ganti pakaian selanjutnya kembali ke penginapan sambil hunting duren.
Tidak jauh dari Taman Nasional melewati perkampungan kami mampir di salah satu pengepul duren. Ada banyak pengunjung saat itu baik yang makan ditempat ataupun di bawa pulang. Kami membeli beberapa duren untuk makan di tempat dan dipilihkan yang bagus. Durennya lumayan enak meskipun jenisnya tidak ada khas Majalengka. Hanya saja ada 1 jenis yang belum pernah saya coba yaitu Duren Kuning Emas, kecil, tidak berbau tapi warnannya kuning keemasan. Rasanya tidak pahit, 

lembut/creamy, unik lah pokoknya yang membuat saya harus bawa pulang 2 buah (karena tidak ada baunya jadi tidak bikin mabuk di mobil). Harga durennya bervariasi dari harga 25.000-75.000. Di sini juga ada rambutan yang bebas di ambil dari pohonnya. Ah...  petualangan yang lain dari biasanya... petualangan yang ditutup dengan makan duren...

Belanja duren di pengepul
Duren yang rasanya legit
Duren Kuning Emas
Baca juga ling terkait:
- Curug Tapak Kuda dan Curug Muara Jaya
- Terasering Panyaweuyan

Labels: , , , ,

Friday, March 2, 2018

Wisata Tenjolaya-Bogor Part VIII: Curug Sawer dan Curug Segitiga

Ini adalah perjalanan ke-3 ke lokasi wisata Curug Cipeuteuy atau Situs Megalitik Arca Domas/Cibalay. 2 perjalanan sebelumnya silahkan di baca di sini:


Minggu, 21 Januari 2018, kali ini kami bertiga, saya, Revan dan Cici menggunakan 2 motor, saya berboncengan dengan Revan dan Cici menyewa ojeg. Kami janjian di salah satu SPBU di daerag Gunung Batu. Meski cuaca pagi itu mendung, kami tetap melanjutkan perjalanan.
Sebenarnya tujuan kali ini adalah mengunjungi Curug Ciseeng yang dulu belum ada namanya dan berharap kali ini curugnya sudah dibuka alias ada akses buat turun.
Tidak perlu dijelasin lagi perjalanan kami menuju lokasi ini. Jadi setelah sampai di lokasi, kami parkir di tempat ibuk yang biasa, yang anaknya juga pegawai Taman Nasional dan juga penjaga tiket masuk kawasan ini. Karena mas yang jaganya belum ke loket, jadi kami bayar tiketmasuk di parkiran, sekarang jadi Rp. 15.000/orang yang sebelumnya Rp. 10.000. Selanjutnya trekking sekitar 15 menit. Sampai di gerbang Situs Arca Domas, kami mengambil langsung arah ke curug jadi kami tidak melewati situs. 
Melewati hutan pinus hingga sampai di loket. Di sini kami istirahat sebentar, sampai penjaganya sampai. Setelah ketemu, kami pun di ajak menuju Curug Sawer, yang menurut mas nya belum ada pengunjung yang ke sana. Karena excited, jadi kamipun oke aja. 
Awal perjalanan
Jalur curug baru ini, mengikutin aliran kali kecil (irigasi?) di depan loket, sebelum turun menuju camping ground.  
 
 
Menyusuri kali ini yang masih di hutan pinus dan jalannya masih berupa jalan setapak. Selanjutnya mengikutin jalan yang baru saja di buka, karena cuman berupa tanah merah, jadi jalannya agak licin. Selanjutnya kami menyeberangi sungai melewati jembatan kayu kecil. 
 
Di seberang, kami naik bukit lagi hingga menemukan area camping ground yang baru dipersiapkan. Nah sebenarnya dari sini kita ambil jalur lain hingga ke sungai dan mengikuti alur sungai sampai ke Curug Cipeuteuy.
 
Meninggalkan camping ground ini, kemudian kami melewati jalan tanah lagi yang licin. Selanjutnya menyusuri pinggir sungai dengan trek berbatu. Tentu saja batunya licin-licin karena jarang sekali dilewatin kecuali pekebun. 
Sepanjang perjalanan, aliran sungai terlihat kering dan tidak teraliri. Mengherankan, begitu masuk aliran sungai, kami menemukan leuwi dan curug kecil yang airnya lumayan deras dan sangat bening. 
 
Selanjutnya sekitar 50m di depan juga terlihat curug-curug kecil dengan leuwi yang menggoda kita untk menceburkan diri. Melanjutkan perjalanan, masih dengan trek berbatu yang licin, kami menemukan lagi curug dan leuwi. 
Tidak jauh dari curug kecil ini, dikejauhan kami melihat curug yang mengalir di tebing sebelah kiri. Kemudian di kejauhan terlihat tujuan utama kami, Curug Sawer. Nah menurut guide nya, kami adalah pengunjung pertama yang datang kesana, ini menurut dia loh ya... hehehehe.
 
 
Curug nya lumayan tinggi, tapi debitnya kecil, kalau besar pastilah spektakuler banget. Mungkin kami sedang tidak beruntung.
 
 
 
Di bawahnya tidak terdapat leuwi yang dalam. Saya sempatkan untuk mandi di bawah air terjunnya. Seperti yang di duga, dingin bangeeeet hahahaha. Di bawah aliran curug ini ada beberapa leuwi yang gak terlalu dalam. Nah di sini ada udang-udang endemik sungai ini. Berwarna agak kemerahan.
 
Setelah puas bermain di sini, kamipun kembali. Nah sampai di caping ground tadi, kami mengambil jalur pintas ke sungai. 
Jalur pulang menuju Curug Cipeuteuy
 Sampai di Curug Cipeuteuy saya dan Revan bermaksud ke Curug Ciseeng yang beda pengelola, tapi sayang curug nya di pagar/ditutup jadi tidak bisa turun. Hanya saja buat kalian yang mau kemping, di sekitar Curug Ciseeng disediakan camping ground hanya saja beda pengelola dengan Curug Cipeuteuy.
Selanjutnya kami menuju Curug Segitiga. Curug ini berada di bawahnya Curug Cipeuteuy. Jadi dari Cipeuteuy ambil jalur kiri yang ada jembatan kecil. Kira-kira 50 meter terdapat tangga turun ke sungai. Nah di bawah ada 2 aliran sungai, yang kiri dari Curug Ciseeng yang membentuk curug kecil, dan kanan adalah Curug Segitiga yang merupakan aliran dari Curug Cipeuteuy.
Tangga menuju Curug Segitiga
Melewai tebing nan eksotis, sekitar 50 meter terlihat Curug Segitiga yang menurut saya lebih bagus dibanding Curug Cipeuteuy. Ada 2 aliran curugnya, di tengahnya kita bisa naik ke batunya dan loncat ke leuwinya yang dalamnya sekitar 2 meter. Kolamnya juga luas dibandingkan Cipeuteuy. Jadi buat yang pengen berenang saya sarankan berenang di sini. Hanya saja buat yang gak bisa berenang harus hati-hati sebaiknya berenang di pinggir atau di Curug Cipeuteuy yang dangkal. Di sini saya puas berenang dan loncat-loncat tanpa diganggu pengunjung lain.
 
 
 
 
Karena udah mulai hujan kami kembali dan berteduh di warung di area camping ground. 
Menunggu hujan sambil ditemani mie dan teh hangat adalah moment yang indah bukan 😀😋😜
Berfoto di hutan pinus sebelum pulang
Berfoto di hutan pinus sebelum pulang

Labels: , , , , , , , , , , , ,