Saturday, May 18, 2019

Jelajah Tasikmalaya Bagian 3: Curug Ciparay


Hari kedua di Tasikmalaya: Jum'at 22 Februari 2019.

Curug Ciparay
Tipikal topografi Jawa Barat, Tasikmalaya juga berada/dikelilingi oleh pegunungan/ perbukitan yang menjadikan daerah ini sangat subur dan banyak sumber air. Karena itu, wisata Curug/air terjun adalah salah satu wisata utama daerah ini. Salah satu curug yang dikenal di sini adalah Curug Ciparay.

Curug Ciparay berada di kampung Parentas, desa Cidugaleun-kecamatan Cigalontang-Tasikmalaya-Jawa Barat. Jarak tempuh dari pusat kota sekitar 1 jam berkendara mobil dan mungkin lebih cepat dengan menggunakan motor. Karena belum ada seorangpun dari kami yang kesini sebelumnya, jadi ke Curug Ciparay ini kami mengandalkan Google Maps.

Karena berada di kaki Gunung Galunggung, perjalanan kami pastilah di suguhi oleh view pegunungan, dan suasana pedesaan yang berada di ketinggian. Melewati jalan lingkar yang lumayan bagus tapi memasuki jalan desa keadaannya cukup jelek dan kecil. Sampai di jalan terakhir beraspal kemudian kami harus parkir, kebetulan ada area yang cukup untuk parkir mobil di depan pagar sebuah mesjid. Selanjutnya kami harus mengunakan moda angkutan lain karena kondisi jalan yang sangat parah, berbatu dan mendaki. Karena hari ini hari Jum’at, kami harus buru-buru sampai di Curug Ciparay sebelum Jum’atan.

Dari Mesjid yang berada di kampung Cidugaleun ini kemudian kami naik angkot ke pangkalan ojeg. Tarik angkotnya Rp. 2.000 melewati jalan berbatu dan menanjak sehingga di dalam angkot berasa di aduk-aduk hahahhaha. Sampai di pangkalan ojeg yang juga merupakan batas akhir dari angot yang kmai naiki kemudian tawar menawar tarif ojeg dan di sepakati Rp. 40.000 PP (karena melihat kondisi jalan yang parah akhirnya kami memberi Rp. 50.000 pas pulang).
Parkir depan mesjid
Pangkalan ojeg
Kondisi jalan dengan ojeg ini sebenarnya tidak terlalu jauh. melewati sisi bukit sehingga kita bisa melihat view perbukitan, lembah dan persawahan. Hanya saja kondisi jalannya sangat jelek karena berbatu dan kadang-kadang berlobang dan tanah sehingga kita sangat tidak nyaman di atasnya.
Kondisi jalan berbatu
Kondisi jalan berbatu
Sampai di parkiran Curug Ciparay, disambut sapaan ramah penjaga warung. Tiket masuk ke curug hanya Rp. 5.000. dari parkiran ke curug kita harus trekking sekitar 300m menuruni lembah. Sebelum turun terdapat area yang datar dan di sini kami berfoto dengan latar hijaunya hutan dan Gunung Galunggung yang terlihat tertutup awan.
Kondisi parkiran
Spot foto dengan latar Gn. Gaunggung
Dari spot ini barulah kami menuruni lembah, melewati jalan setapak berupa tanah merah. Area ini terlihat rawan longsor dan ini terlihat di titik tertentu bekas longsoran. Tidak berapa lama kami sampai di area yang cukup luas, dan di spot ini kami sudah bisa melihat Curug Ciparay bawah sana. Terlihat dua curug dalam satu area, sebelah kiri debitnya sangat besar dan deras sementara yang satu lagi, yang lebih tinggi debitnya tidak terlalu besar. 2 curug ini ada yang menyebut Curug Ciparay 1 dan Curug Ciparay 2 atau Curug Ciparay dan Curug Parentas.
Kondisi jalan turun
Sahabat bagai keompong
Berjalan lagi sampai ke bawah, sampailah kami di jalur sungai. tersedia jembatan bambu untuk sampai ke seberang. Sampai di seberang terdapat pohon besar dan bebatuan sekitar curug. Saking besarnya debit curug ini, area sekitar curug ini di selimuti tampias. Mendekati curug ini harus rela berbasah-basahan.

Curug ini mengingatkan saya pada Curug Sawer di Sukabumi baik bentuk maupun debitnya. Mempunyai ketinggian sekitar 55 dan 75m dan debit yang sangat besar serta adanya 2 curug di area ini sangatlah pantas jika curug ini disebut sebagai curug tercantk di Tasikmalaya. Karena selalu basah terkena tampias, area ini dipenuhi oleh tanaman menjalar dan bebatuan licin dan berlumut. Jadi buat kalian yang mau berfoto di sekitar curug harap berhati-hati jangan sampai tergelincir apalagi di area curug pertama, karena jika sempat masuk ke bawah curug pertama bisa dibayangkan tubuh kita akan seperti berada di dalam blender. Jika mau berenang ataupun bermain air bisa dilakukan di curug kedua (Curug Ciparay 2 atau Curug Parentas) karena airnya berupa sawer dan dibawahnya berupa bebatuan. Air jatuhan dari curug kedua ini akan mengalir melewati curug pertama yang kemudian membentuk satu aliran sungai yang deras. Kedua curug ini sama-sama berhulu di Gunung Galunggung.
Curug Kembar Ciparay
Curug Kembar Ciparay
Revan @Curug Ciparay 1
Ibnu @Curug Ciparay 1
Me @Curug Ciparay 1
Sugi @Curug Ciparay 1
Noey @Curug Ciparay 1
Setelah puas bermain di curug ini kami kembali ke parkiran, kembali naik ojeg yang setia menunggu dan diantar sampai ke mesjid jadi gak perlu lagi naik angkot. Karena hari ini hari Jum’at, setelah bebersih, kami melanjutkan sholat Jum’at (buat cowok). Abis Jum’atan, menikmati makan siang di kota dan setelah itu tidak kemana-mana karena hujan lebat hingga malam.

Baca juga link terkait:
- Kawah dan Pemandian Air Panas Gunung Galunggung
- Curug Badak dan Curug Batu Hanoman 

Labels: , , , , , , , ,

Jelajah Tasikmalaya Bagian 2: Kawah dan Air Panas Gunung Galunggung



Kawah Gunung Galunggung
Pernah dengar bait lagu ....”Galunggung meletus lagi..... Membawa korban harta dan jiwa...” ?. Lagu ini dinyanyikan oleh Julius Sitanggang di era 80-an. Lagu ini sekaligus menggambarkan hebatnya letusan Gunung Galunggung kala itu. Jiklau letusan itu terjadi di era kemajuan teknologi sekarang pastilah sebagian besar masyarakat kita bisa melihat langsung hebatnya letusan itu dan foto-foto yang menggambarkan situasi saat itu seperti yang kita lihat sekarang ketika letusan Gunung Agung atau Gunung Merapi.

Gunung Galunggung sekarang masih berstatus gunung merapi aktif yang bisa meletus kapan saja. Dari letusan terakhir menyisakan kawah yang sangat luas. Ini mengunjungi gunung ini sangatlah mudah, tidak terlalu jauh dari pusat kota, kurang dari 20km atau sekitar 40 menit perjalanan menggunakan mobil.

Di jalan raya utama ke arah Garut kita bisa melihat jelas peunjuk arah. Ambil ke arah kiri kita akan melewati jalan aspal mulus karena objek wisata ini adalah salah satu objek wisata andalan Tasikmalaya. Hanya saja, karena kami dari Curug Badak Hanoman maka melewati jalan-jalan kampung. Dari curug kami di hadang hujan yang sangat lebat dan beristirahat di salah satu warung sekaligus makan siang sambil menunggu hujan reda.

Begitu sampai di gerbang wisata Gunung Galunggung kita bayar tiket masuk sebesar Rp. 6.500/orang. Tidak jauh dari gerbang utama arah ke kanan adalah pemandian air kolam air panas (kami ke sana setelah dari kawah). Untuk ke kawah kita mengambil jalan lurus yang kondisi jalannya kurang terlalu bagus. Sampai di loket selanjutnya kami bayar lagi tiket masuk Rp. 5.000/orang, dari sini ada pilihan, ke kiri tertulis Curug Agung dan lurus ke arah kawah. Karena sudah sore kami melewati Curug Agung dan lanjut ke kawah. Di sini juga terdapat wisata hutan pinus.
Wisata hutan pinus
Dari loket kedua kite terus sekitar 2-3km hingga sampai ke parkiran, jadi kondisi jalannya terus menanjak. Parkiran ini tepat berada dekat tangga naik ke kawah, lumayan luas muaat beberapa puluh mobil. Dari parkiran ini kita sudah bisa melihat pemandangan berupa bentangan alam hijau laksana permadani alam. Nah di sini terdapat deretan warung dan saung-saung jadi buat kalian yang kemalaman sampai di sini bisa tidur-tiduran di saung tersebut. Di sini juga tersedia Mushola dan toilet yang airnya sangat dingin. Untuk menuju ke kawah kita harus melewati anak tangga sebanyak 620 anak tangga atau berjarak 320m. Jadi jangan membayangkan naik ke Kawah Gunung Galunggung seperti naik gunung pada umumnya ya..... cukup naik kendaraan (mobil/motor) sampai ke parkiran dan selanjutnya naik tangga. Meskipun ada 620 anak tangga, tapi tidak sebanyak anak tangga ketika mengunjungi Curug Puncak Manik di Ciletuh loh, dan rute nya jauh lebih curam. Jadi untuk ke kawah tangganya cukup landai namun begitu lumayan menguras tenaga. Tapi pada jarak-jarak tertentu di sediakan area buat beristirahat, hanya sangat disayangkan sepanjang jalan menuju kawah banyak sekali terdapat sampah-sampah makanan apalagi di tempat istirahat yang sepertinya berupa saung tempat jualan.
Tangga menuju kawah
Tangga menuju kawah
View dari tangga menuju kawah
View dari tangga menuju kawah
Sampai di atas, hal pertama yang terlihat adalah jejeran saung-saung yang sudah rusak dengan sampah yang bertebaran, karena bukan weekend tidak ada satupun yang buka. Karena banyaknya sampah makanan, juga mengundang banyak monyet liar datang. oke kita lupakan pemandangan yang sangat mengganggu ini, kita langsung menuju ke bibir kawah. Terdapat tugu peresmian kawasan wisata ini yang tepat dibagian tengah di bibir kawah. Berbeda dengan kawasan Tangkuban Perahu, area di sini tidak ada pembatas atau pagar yang mengelilingi kawah jadi harap berhati-hati jika berada di bibir kawah. 

Kawah gunung yang terbentuk akibat letusan ini (puncak gunung yang terpotong), membentuk seperti danau kering. Terlihat genangan air yang berwarna coklat hijau akibat kandungan sulfur. Bau sulfur terasa menyengat meskipun tidak selalu tercium dan tidak terlihat asap sulfur yang mengepul seperti yang biasa kita lihat misalnya di Dieng.
Berfoto dengan latar kawah
Berfoto dengan latar kawah
Berfoto dengan latar kawah
Yang sangat unik di sini, di atas patahan gunung, terdapat air terjun atau setidaknya aliran air terjun yang mengalir ke arah kawah, bukan hanya satu tapi ada 2 curug, karena lokasinya yang jauh dan sangat tinggi jadi lita cuman bisa melihat curug-curug ini berupa garis putih. Air dari curug ini akan mengalir ke sungai yang terlihat dari tangga naik tadi. 
Tugu Galunggung Eruption
Di salah satu spot foto
Di salah satu spot foto
Berjalan sedikit ke arah kanan, terdapat tugu peringatan letusan Gunung Galunggung (Galunggung Eruption) yang di dominasi warna merah yang mengambarkan lava pijar. Di sini juga terdapat spot foto untuk berfoto dengan latar kawah yang kadang-kadang dihiasi awan tipis dan juga dengan latar desa-desa di bawahnya. 

Semakin sore, dan juga banyak nyamuk di sini, selanjunya kami akan menuju pemandian air panas (Cipanas) yang tadi kami lewati.

Air Panas (Cipanas) Gunung Galunggung
Tidak jauh dari gerbang utama kita sudah bisa menemukan pemandian air panas. Terdapat parkiran yang sangat luas juga terdapat banyak tempat makan/warung-warung dan Musholla. Untuk parkir di sini kita bayar tiket sebesar Rp. 2.000 per mobil.

Sebenarnya di sini terdapat juga Curug/Air Terjun Cipanas yang gerbangnya berada di samping kolam tapi berhubung sudah gelap dan hujan jadi saya membatalkan ke sana. Untuk ke kolam air panas kta sudah tidak membayar tiket masuk lagi alias gratis. 

Terdapat 2 kolam, untuk anak-anak dan dewasa, walaupun buat dewasa kedalamannya maksimum cuman sekitar 1.2m saja. Kolam disini tertutup atap jadi tidak usah kuatir pas hujan begini. Panas di kolam ini sangat berasa dan ini juga terlihat dari asap yang keluar dari permukaan air. Berenang dan berendam di sini cukup menyegarkan badan yang terasa letih setelah berjalan sedari pagi. 
Berendam di kolam air panas
Berendam di kolam air panas
Baca juga link terkait:
- Curug Ciparay
- Curug Badak dan Curug Batu Hanoman

Labels: , , , , , , ,

Jelajah Tasikmalaya Bagian 1: Curug Badak dan Curug Batu Hanoman

Dari Curug Nangga, kami melanjutkan perjalanan ke Tasikmalaya. Meninggalkan Jawa Tengah memasuki Jawa Barat kami melewati Ciamis. Melewati Ciamis kami memasuki kota Banjarnegara. Sekedar untuk pengetahuan, Banjarnegara ini adalah gerbang masuk ke kawasan wisata Pangandaran karena jika kita naik kereta api via Bandung maka (saat ini) kita harus turun di stasiun kereta api Banjarnegara dan dilanjutkan perjalanan darat sekitar 2-3 jam lagi.

Sampai di Tasikmalaya, kemudian mencari penginapan. Awalnya tertarik dengan salah satu penginapan yang berada di pusat kota tapi berhubung mati lampu akhirnya dapat penginapan lain yang lumayan bagus dengan harga Rp. 210.000/malam dan kami menempati 2 kamar untuk 3 malam.
Kamis, 21 Februari 2019

Pagi-pagi kami berangkat menuju wana wisata Curug (Batu) Badak dan Curug (Batu) Hanoman. Curug-curug ini berada dalam satu kawasan yang masih berada di kaki Gunung Talaga Bodas tepatnya di Ds. Sukasetia-kec. Cisayong. Jarak dari pusat kota Tasikmalaya sekitar 25km atau bisa ditempuh kurang lebih sekitar 1 jam-an. Jalur ke curug ini melewati jalan raya propinsi ke arah Garut. 

Mengikuti Google Maps, setelah jalan raya memasuki jalan desa yang berjarak lebih dari 6km dengan kondisi jalan kurang bagus. Sempat nyasar dan bertanya ke penduduk sekitar mengenai lokasi curug ini dan sekaligus sarapan pagi. Mengikuti jalan kecil dan tidak terlalu bagus akhirnya kami sampai di kawasan hutan pinus. Begitu masuk kawasan hutan pinus terdapat parkiran mobil, tapi jangan parkir di sini, terus saja sampai di depan gerbang kawasan wisata Curug Badak. 
Memasuki kawasan hutan pinus
Di dekat gerbang ini sudah tersedia rumah pohon bagi pengunjung yang ingin berselfie ria. Untuk memasuki kawasan wisata ini kita harus membayar tiket Rp. 10.000/orang dan parkir mobil Rp. 10.000. dari gerbang ke arah curug kita harus trekking sekitar 250m (Curug Batu Hanoman). Perjalanan ini tidak terasa hingga ke kawasan hutan pinus. Di area hutan pinus terlihat cukup banyak pengunjung, terutama anak-anak sekolah. Di sini tersedia penyewaan hammock yang sudah terpasang, jadi pengunjung tinggal pakai.
Gerbang Curug Badak
Trek ke Hutan Pinus
Kawasan Hutan Pinus
Untuk yang tidak membawa makanan atau minuman gak usah kuatir karena banyak ada beberapa warung yang menjual aneka makanan dan minuman di sini. Hanya saja yang cukup disayangkan adalah banyaknya sampah bertebaran di area warung-warung dan jalur menuju Curug Badak.

Curug yang pertama kali kami kunjungi adalah Curug Badak. Curug ini berada di bawah aliran Curug Batu Hanoman yang tidak jauh berada dari kawasan hutan pinus. Kondisi jalur ke Curug Badak masih belum di benahi, masih berupa jalan setapak berupa tanah merah. Kondisi jalurnya cukup ekstrim sehingga menguras tenaga apalagi ketika balik. Kalau hujan kondisi jalan akan sangat licin makanya pengunjung tidak diperbolehkan turun dalam kondisi hujan. 

Sampai di bawah, langsung terlihat 2 curug yang tinggi dan berdebit besar. Tampias curug ini sampai hingga ke tempat kami beristirahat dekat toilet. Curug tertinggi mempunyai ketinggian sekitar 30-40 meter. Terdapat batu yang menonjol di tebing, di tengah aliran curug. Batu yang menonjol ini menyerupai cula badak sehingga curug ini disebut Curug Badak. Uniknya, karena berasal dari Gunung Talaga Bodas maka aliran air ini mengandung belerang. Ini terlihat dari jejak yang ditinggalkan berupa bebatuan yang berwarna coklat serta bau air yang sedikit menyengat. Konon menurut penduduk setempat mandi di curug ini akan menyembuhkan penyakit kulit.
Curug Badak
Si Kembar Curug Badak
Curug Badak
Terdapat bebatuan besar di sekitar curug yang membuat kita harus berhati-hati melangkah meskipun di area ini tidak terdapat kolam yang dalam. Untuk berenang dan bermain air bisa berendam di aliran curug, maupun di pinggir bawah curug.
Curug Badak yang kecil
Curug Badak yang kecil
Dari Curug Badak kami kembali ke atas dan berkunjung sebentar ke Curug Batu Hanoman. Curug yang berada di pinggir hutan pinus, cukup berjalan sekitar 25 meter kita sudah sampai. Curug ini juga salah satu aliran dari Curug Badak. Karena bentuknya yang panjang menyerupai ekor kera sehinggan di sebut Curug Batu Hanoman, salah satu tkoh pewayangan yang berwajah kera.
Curug Batu Hanoman
Curug ini lebih menyerupai aliran sungai yang jauh dari bebatuan yang landai. Alirannya lumayan deras tapi air di kolam nya tidak begtu dalam bisa digunakan buat berenang buat anak-anak atau orang dewasa.

Hampir tengah hari, kami menyudahi trip kali ini dan masih banyak waktu sampai sore dan memikirkan tujuan selanjutnya.

Baca juga link terkait:
- Curug Ciparay
- Kawah dan Pemandian Air Panas Gunung Galunggung 

Labels: , , , , , , ,