Tuesday, July 24, 2018

Surga Tersembunyi di Kota Padang: Sarasah Ulu Gadut

Kalau ingat kota Padang, biasanya orang-orang akan ingat dengan pantai. Ya, kota Padang identic dengan pantai. Tapi kalau melihat dari bentangannya, kota Padang berada di pinggir pantai sebelah Barat dan Bukit Barisan di sebelah Timur. Jadi bukan hanya pantai, kota Padang juga mempunya banyak sungai yang berhulu di Bukit Barisan dan membentuk air terjun. Sebelumnya saya sudah menceritakan pengalaman mengunjungi Air Terjun 7 Tingkat, Air Terjun Lubuk HitamAir Terjun Lubuk Tampuruang, Sarasah Kuau, dan Lubuk Paraku. Kali ini saya menceritakan pengalaman mengunjungi Sarasah Ulu Gadut, sarasah bearti air terjun dalam bahasa Minang yang berada di kawasan Bukit Sarasah di Koto Baru, Gadut, Limau Manis-Padang.
Kunjungan ke air terjun ini kami lakukan ketika mudik kemaren, tepatnya Jum'at 22 Juni 2018 lalu. Dari rumah perjalanan di tempuh sekitar 1 jam lebih karena masih suasana lebaran dimana jalanan masih sepi. Sampai di Bandar Buat, sebelum Pabrik Semen Padang, nanti ada pertigaan ke kanan menuju Gadut (Simpang Gadut). Jalan ini sudah mendaki menuju perbukitan. Nanti kita akan melewati belakang pabrik semen hingga mencapai pertigaan, di sini kita mengambil lurus. Berada di atas, kita bisa melayangkan pandangan ke kota Padang dan Bukit Barisan.
Bukit untuk tambang semen di kejauhan
Jalanan yang tadinya beraspal, seiring memasuki wilayah perbukitan dan ladang, jalanan mulai berbatu-batu hingga sampai di sebuah jembatan. Di jembatan ini mengalir air yang sangat jernih tapi tidak begitu deras. Di sini kami dihentikan pemuda sana karena harus bayar Rp. 5.000/orang.
Abis jembatan langsung ambil kanan, di sini jalannya kecil berupa Tanah hingga sampai di sebuah rumah warung tempat kami parkir motor.
Kondisi jalan mendekati parkiran
Mengikuti jalan setapak yang diberitahu oleh pemilik warung, kami melewati perkebunan durian, manggis dll hingga mencapai sungai. Sampai di sungai kemudian menyusuri sungai ke arah hulu kira-kira 300m. 
Kondisi trek menuju sungai
Sampai di sungai
Setelah menyeberang sungai dengan melompati bebatuan hingga ke seberang kemudian kami berjalan lagi sekitar 100m hingga mencapai lokasi air terjun. Air terjun ini ada 3 tingkat. Tingkat ketiga (bawah) agak mirip dengan Curug Sawer yang ada di Puraseda tapi disini debit airnya lebih besar dan yang pastinya airnya bening dan menyegarkan karena tidak ada persawahan seperti di atasnya Curug Sawer Puraseda.
Water trek
Water trek
Sekilas Sarasah bagian bawah
Hanya sebentar di tingkat 3, kami menuju tingkat 1 melewati jalan setapak di bagian kanan tebing. mendaki bukit terjal sekitar 20 m kamipun sampai di tingkat 2 selanjutnya tingkat 1. Di bebatuan besar dipinggir air terjun kami mendapati beberapa pacet menempel hahahha.
Air terjun tingkat 1 ini terdiri dari air terjun tunggal yang jatuh melewati tebing dan sampai dikolam yang tidak begitu dalam. Tidak tahan dengan kebeningan dan warna airnya yang hijau, kami menceburkan diri untuk menikmati kesegaran airnya.

Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Bibir tebing tingkat3
Natural Infinity Pool
Dari atas sini kita bisa menyaksikan ke bawah, ngeri sekaligus kagum. Karena licin kita harus hati-hati berjalan di area ini.
Dari tingkat 1 kami lanjut ke tingkat 2 dengan menuruni sedikit tebing. Berbeda dari tingkat 1 dan 3, air terjun tingkat 2 ini melewati bebatuan yang agak landai tapi sangat licin. Di area ini benar-benar harus hati-hati karena berada persis dipinggir tebing. Kolam di air terjun 2 ini juga persis di pinggir tebing.
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Bibir tebing tingkat 2
Bibir tebing tingkat 2
Dari tingkat 2 kami kembali lagi ke tingkat 3 (bawah). Di sini saya smpat mandi dan merasakan kesegaran air terjun ini.
Karena hari ini hari Jumat, dan sudah menunjukkan pukul 11.30, kami harus segera kembali untuk menunaikan sholat Jumat.
Berenang di tingkat 3
Berenang di tingkat 3
Sarasah Ulu Gadut tingkat 3
Sarasah Ulu Gadut tingkat 3
 Baca juga:
- Ngungun Saok: Sekeping Surga Yang Terlupakan

Labels: , , , , , , ,

Friday, July 20, 2018

Eksplor Solok Selatan Bagian 3 : Nagari Saribu Rumah Gadang dan Taman Wisata Air Pauh Duo


Sesuai rencana, kami menginap 2 malam di Sangir. Meski agak kecewa hanya bisa mengunjungi satu air terjun karena akses dan petunjuk yang kurang. Pagi-pagi jam 8 kami check-out. Untuk mengobati kekecewaan ponakan-ponakan, kami berencana ke Pemandian Aie Malanca (Air Meluncur). Kalau dilihat dari foto-foto di internet, lokasi ini adalah sungai dengan seluncuran alami dari batu sungai. Sampai di lokasi yang tidak jauh dari Kebun Teh Liki, kami parkir di rumah warga. Menuruni bukit dan menyeberangi jembatan gantung yang lumayan tinggi, ujung-ujungnya kembali lagi karena tidak ada petunjuk arah dan masuk ke semak-semak yang banyak pacetnya.
Perjalanan yang gagal ke Aie Malanca
Perjalanan yang gagal ke Aie Malanca
Perjalanan yang gagal ke Aie Malanca
Melihat Maps, terlihat lokasi wisata terdekat adalah Water Boom Air Panas, tapi akhirnya batal juga karena sangat penuh hingga parkirannya sampai ke loket yang jaraknya lumayan.
Akhirnya kami mengunjungi lokasi wisata terdekat selanjutnya yaitu Taman Wisata Air Pauh Duo.

Taman Wisata Air Pauh Duo
Mengobati kekecewaan karena tidak bisa berenang sebelumnya, kami akhirnya memutuskan berhenti di Taman Wisata yang berada di pinggir jalan ini. Parkir di depan rumah warga yang ada dipinggir jalan kemudian menyeberang dan langsung ke pos masuk pemandian. Tarif masuk hanya Rp. 5.000 untuk orang dewasa dan anak-anak gratis. Untuk sewa ban besar Rp. 5.000.
Meski sepanjang jalan atau di banyak lokasi kita bisa melihat sungai yang lebih bagus dari lokasi ini tapi yang dikelola warga dan pengunjungnya cukup ramai adalah ini.
Kami juga ditawari paket body rafting yang hanya Rp. 35.000 unuk trek sekitar 3km tapi mengingat waktu kami melewati tawaran ini.
Lokasi pemandian
Menggunakan satu saung yang ada, kami gunakan untuk istirahat dan menaruh barang-barang.  Tidak perlu lama, kami semua menceburkan diri di sungai yang dingin ini. Karena arusnya lumayan deras dan ada bagian yang dalam, maka anak-anak harus selalu dijaga dan yang tidak bisa berenang selalu waspada.
Untuk uji nyali bisa melewati arus deras berbatu dengan menggunakan ban. Tapi harus hati-hati, salah posisi akan mengakibatkan kepala terbentur batu, dan ini saya dan Revan alami yang membuat pusing hahahaha.
Hati-hati di area ini
Hati-hati di area ini
Di sekitar bendungan adalah tempat favorit berenang, dimulai dari yang dangkal di bagian kiri dan paling dalam di bagian kanan. Untuk yang bagian kanan bisa digunakan untuk loncat.
Cukup lama kami di sini menghabiskan waktu hingga akhirnya kami harus selesai dan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya.
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Juga bisa loncat

Nagari Saribu Rumah Gadang
Lokasi wisata ini berada di Koto Baru, yang berada di jalan lintas Sumatera, Solok-Jambi. Jadi kalau kita melewati jalan lintas ini pastilah melewati wilayah ini apalagi ada petunjuk lokasi yang sangat jelas.
Dari jalan raya, memasuki pusat wisata ini, kira-kira 100m dan parkir dihalaman rumah warga. Yang menjadi pusat perhatian dan banyak pengunjung berkumpul adalah Rumah Gadang Gajah Maram. Rumah Gadang ini sudah sangat tua yang dibangun sekitar tahun 1794. Berbeda dengan rumah gadang yang umumnya mempunyai rangkiang di kiri kanan, Rumah Gadang ini mempunyai rankiang di bagian depan yang berjumlah 5 (rankiang=lumbung padi). Rumah Gadang ini menjadi iconnya wisata ini, sehingga banyak pengunjung terkonsentrasi di sini.
Ramai pengunjung di Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Untuk menikmati panorama Nagari ini dari atas kamipun menuju Surau Menara, yaitu sebuah mushola kecil yang dibuat tahun 1894 dan terbuat dari kayu.
Karena surau nya ditutup, kami meminta ijin ke penjaga surau sehingga dibuka dan kamipun menaiki menara yang terasa sudah rapuh.
Surau Menara
Surau Menara
Di atas menara terlihatlah pemandangan yang sangat fantastis. Terlihat ratusan Rumah Gadang dengan gonjongnya mencuat ke atas seakan ingin menanatang langit. Berlatarkan perbukitan yang hijau sangat memanjakan mata dan membuat kita betah belama-lama di atas. Agak riskan sebenarnya berada di atas menara dengan kayu yang rapuh ini dan membuat saya harus berhati-hati melangkah.
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Sebelum kembali, saya sempatkan sholat zuhur di surau ini. Alhamdulillah bisa sholat di surau bersejarah ini. Kembali ke parkiran kami sempatkan melihat beberapa sudut desa ini.
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Danau Di Ateh (Danau Kembar) dan menginap semalam di sana.

Baca juga:

Labels: , , , , , , , ,