Friday, September 7, 2018

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa.

Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana.

Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang  bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada tong sampah baik di dalam dan di luar sehingga sampah dari pengunjung wisata bertebaran di mana-mana. Juga, air kran yang tidak lancar dan air panas yang tidak berfungsi sementara udara di sini sangat dingin. Mudah-mudahan ada pihak berwenang yang baca tulisan ini dan menjadi perhatian buat pengembangan wisata di sini.

Hanya karena ingin menikmati pemandangan Danau Di Ateh sehingga kami bertahan satu malam di sini. Satu lagi, ketika membeli makan malam di sini, harga yang ditetapkan sangat tidak masuk akal, sekitar Rp. 35.000 untuk sepotong ayam dan sedikit sayur, dibandingkan dengan menu yang sama normalnya sekitar Rp. 16.000-Rp. 18.000.

Untuk yang mau berkunjung ke sini masih ada alternative penginapan berupa hotel-hotel dan homestay di kiri kanan jalan.

Pagi-pagi, saya mencoba mengambil aerial view dengan latar Gunung Talang. Dari atas sekilas terlihat pemandangan seperti di Eropa sana, tapi siapa sangka di bawah berantakan hahahaha. Hanya sebentar menikmati keindahan danau, kami memutuskan segera kembali dengan membatalkan agenda naik perahu keliling danau.
Aerial view Danau Diateh
Bukit di seberang danau
Salah satu sudut danau
Selain terkenal dengan Danau Kembar (Danau Di Ateh dan Danau Di Bawah), Alahan Panjang juga terkenal dengan Perkebunan Teh-nya. Banyak lokasi perkebunan teh di kota ini. Karena cuacanya yang dingin, sangat cocok untuk tanaman ini. Di suatu lokasi, dengan latar belakang puncak Gunung Talang yang terlihat bagian kawah dengan asap kawah yang mengepul, kami berhenti sejenak. Terlihat hamparan hijau kebun teh sejauh mata memandang. Berbeda dengan pemandangan di puncak, di sini tidak terlihat warung-warung yang ramai di pinggir jalan.
 
Menjelang siang, kami berhenti lagi di perkebunan teh yang ramai pengunjungnya. Untuk memasuki perkebunan kami dipungut ongkos masuk Rp. 2.000 oleh warga lokal. Perkebunan teh di sini lumayan unik, karna kalau menaiki bukitnya terlihat bukit-bukit kecil seperti bukit Teletubbies.
Kebun Teh Alahan Panjang
Kebun Teh Alahan Panjang
Kebun Teh Alahan Panjang
Kebun Teh Alahan Panjang
Kebun Teh Alahan Panjang
Dengan pemandangan hamparan kebun teh dengan latar belakang pegunungan ditambah udaranya yang sejuk tentulah membuat kita berlama-lama di sini.

Selagi yang lain masih di perkebunan teh, saya dan Revan menuju Mesjid Tuo Kayu Jao (Mesjid Tua) yang berjarang sekitar 3km dari tempat kami istirahat. Dari jalan raya ada 2 alternatif jalan masuk ke lokasi Mesjid Tua ini yang jarak gerbangnya berdekatan. Yang satu bisa dilalui mobil dan satunya hanya motor. Dari jalan raya ke parkiran mesjid berjarak sekitar 300m.

Mesjid ini berada di lembah, beberapa puluh meter menuju mesjid kita melewati turunan yang lumayan tajam hingga akhirnya parkir di area yang sudah disediakan.
Mesjid Tuo Kayu Jao
Mesjid Tuo Kayu Jao
Mesjid Tuo Kayu Jao
Membaca sejarah, mesjid ini didirikan sekitar tahun 1599, seiring dengan perkembangan agama Islam di Solok. Mesjid ini adalah mesjid tertua di kota Solok.

Meski umurnya sudah ratusan tahun, masih terlihat kegagahan mesjid ini. Terbuat dari kayu dan beratapkan ijuk yang berbentuk 3 tingkatan. Mesjid ini berbentuk umumnya mesjid-mesjid yang ada di Sumatera Barat, tidak berkubah.
Terdapat bedug yang terletak terpisah dengan mesjid. Bedug digunakan untuk menandakan masuknya waktu sholat, dan masih digunakan umumnya di desa-desa di seluruh wilayah Indonesia.
Mesjid Tuo Kayu Jao dan Bedug Tua
Bedug tua
Oh iya, Mesjid ini sudah masuk ke dalam bangunan Cagar Budaya yang harus kita jaga kelestariannya ya.... biar bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Kembali ke tempat semula, kami melanjutkan perjalanan menuju Padang Panjang via Danau Singkarak. Di Padang Panjang yang juga termasuk salah satu kota terdingin di Sumatera Barat kami menginap semalam. Di sini kami bisa melihat Islamic Centre yang sekarang menjadi ikon baru kota Padang Panjang, sementara tahun lalu ke sini bangunan ini belum selesai. Dari Padang Panjang selanjutnya kami menuju kota Padang.
Salah satu sudut Padang Panjang dengan latar Islamic Centre
 Baca juga:
- Goa Batu Kapal
- Kebun Teh Liki dan Air Terjun Tansi Ampek 
- Nagari Saribu Rumah Gadang dan Taman Wisata Air Pauh Duo 

Labels: , , , , , , ,

Friday, July 20, 2018

Eksplor Solok Selatan Bagian 3 : Nagari Saribu Rumah Gadang dan Taman Wisata Air Pauh Duo


Sesuai rencana, kami menginap 2 malam di Sangir. Meski agak kecewa hanya bisa mengunjungi satu air terjun karena akses dan petunjuk yang kurang. Pagi-pagi jam 8 kami check-out. Untuk mengobati kekecewaan ponakan-ponakan, kami berencana ke Pemandian Aie Malanca (Air Meluncur). Kalau dilihat dari foto-foto di internet, lokasi ini adalah sungai dengan seluncuran alami dari batu sungai. Sampai di lokasi yang tidak jauh dari Kebun Teh Liki, kami parkir di rumah warga. Menuruni bukit dan menyeberangi jembatan gantung yang lumayan tinggi, ujung-ujungnya kembali lagi karena tidak ada petunjuk arah dan masuk ke semak-semak yang banyak pacetnya.
Perjalanan yang gagal ke Aie Malanca
Perjalanan yang gagal ke Aie Malanca
Perjalanan yang gagal ke Aie Malanca
Melihat Maps, terlihat lokasi wisata terdekat adalah Water Boom Air Panas, tapi akhirnya batal juga karena sangat penuh hingga parkirannya sampai ke loket yang jaraknya lumayan.
Akhirnya kami mengunjungi lokasi wisata terdekat selanjutnya yaitu Taman Wisata Air Pauh Duo.

Taman Wisata Air Pauh Duo
Mengobati kekecewaan karena tidak bisa berenang sebelumnya, kami akhirnya memutuskan berhenti di Taman Wisata yang berada di pinggir jalan ini. Parkir di depan rumah warga yang ada dipinggir jalan kemudian menyeberang dan langsung ke pos masuk pemandian. Tarif masuk hanya Rp. 5.000 untuk orang dewasa dan anak-anak gratis. Untuk sewa ban besar Rp. 5.000.
Meski sepanjang jalan atau di banyak lokasi kita bisa melihat sungai yang lebih bagus dari lokasi ini tapi yang dikelola warga dan pengunjungnya cukup ramai adalah ini.
Kami juga ditawari paket body rafting yang hanya Rp. 35.000 unuk trek sekitar 3km tapi mengingat waktu kami melewati tawaran ini.
Lokasi pemandian
Menggunakan satu saung yang ada, kami gunakan untuk istirahat dan menaruh barang-barang.  Tidak perlu lama, kami semua menceburkan diri di sungai yang dingin ini. Karena arusnya lumayan deras dan ada bagian yang dalam, maka anak-anak harus selalu dijaga dan yang tidak bisa berenang selalu waspada.
Untuk uji nyali bisa melewati arus deras berbatu dengan menggunakan ban. Tapi harus hati-hati, salah posisi akan mengakibatkan kepala terbentur batu, dan ini saya dan Revan alami yang membuat pusing hahahaha.
Hati-hati di area ini
Hati-hati di area ini
Di sekitar bendungan adalah tempat favorit berenang, dimulai dari yang dangkal di bagian kiri dan paling dalam di bagian kanan. Untuk yang bagian kanan bisa digunakan untuk loncat.
Cukup lama kami di sini menghabiskan waktu hingga akhirnya kami harus selesai dan melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya.
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Serunya berenang di air yang dingin dan bening
Juga bisa loncat

Nagari Saribu Rumah Gadang
Lokasi wisata ini berada di Koto Baru, yang berada di jalan lintas Sumatera, Solok-Jambi. Jadi kalau kita melewati jalan lintas ini pastilah melewati wilayah ini apalagi ada petunjuk lokasi yang sangat jelas.
Dari jalan raya, memasuki pusat wisata ini, kira-kira 100m dan parkir dihalaman rumah warga. Yang menjadi pusat perhatian dan banyak pengunjung berkumpul adalah Rumah Gadang Gajah Maram. Rumah Gadang ini sudah sangat tua yang dibangun sekitar tahun 1794. Berbeda dengan rumah gadang yang umumnya mempunyai rangkiang di kiri kanan, Rumah Gadang ini mempunyai rankiang di bagian depan yang berjumlah 5 (rankiang=lumbung padi). Rumah Gadang ini menjadi iconnya wisata ini, sehingga banyak pengunjung terkonsentrasi di sini.
Ramai pengunjung di Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Rumah Gadang Gajah Maram
Untuk menikmati panorama Nagari ini dari atas kamipun menuju Surau Menara, yaitu sebuah mushola kecil yang dibuat tahun 1894 dan terbuat dari kayu.
Karena surau nya ditutup, kami meminta ijin ke penjaga surau sehingga dibuka dan kamipun menaiki menara yang terasa sudah rapuh.
Surau Menara
Surau Menara
Di atas menara terlihatlah pemandangan yang sangat fantastis. Terlihat ratusan Rumah Gadang dengan gonjongnya mencuat ke atas seakan ingin menanatang langit. Berlatarkan perbukitan yang hijau sangat memanjakan mata dan membuat kita betah belama-lama di atas. Agak riskan sebenarnya berada di atas menara dengan kayu yang rapuh ini dan membuat saya harus berhati-hati melangkah.
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Nagari Saribu Rumah Gadang dari Surau Menara
Sebelum kembali, saya sempatkan sholat zuhur di surau ini. Alhamdulillah bisa sholat di surau bersejarah ini. Kembali ke parkiran kami sempatkan melihat beberapa sudut desa ini.
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Salah satu sudut Nagari Saribu Rumah Gadang
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Danau Di Ateh (Danau Kembar) dan menginap semalam di sana.

Baca juga:

Labels: , , , , , , , ,