Tuesday, January 1, 2019

Jelajah Majalengka Bagian 2: Curug Tapak Kuda dan Curug Muara Jaya

Hari kedua di Majalengka, 23 Desember 2018
Tujuan kami kali ini adalah Curug Tapak Kuda atau Curug Kapak Kuda. Curug ini berada di Desa Sadawangi, kec. Lemahsugih. Dari kota Majalengka berjarak sekitar 45km atau bisa ditempuh dengan motor sekitar 1.5jam. Karena tidak ada kemacetan di Majalengka, jadi bisa terbayang lumayan jauh jarak curug ini dari tempat kami menginap.

Karena sang guide belum pernah ke sini, tapi tahu arah ke Desa Sadawangi. Ke curug ini juga mengikutin arah ke Sumedang hanya saja pas keberangkatan, kami melewati jalur pintas. Jalan yang kami lewatin tidak terlihat mobil pribadi, hanya sesekali mobil-mobil yang membawa hasil pertanian dan motor. Jalur ini mempunyai view yang sangat memukau, speechless...!!!!. dikelilingi oleh perbukitan yang menghijau dan terasering persawahan yang sangat cantik. Kondisi jalan yang jelek tidak terasa karena indahnya pemandangan yang kami lalui.
Kondisi jalan
Kondisi jalan
Salahs atu sudut desa yang kami lalui
Sekitar 1jam perjalanan kemudian kami memasuki jalan raya ke arah Sumedang kemudian bertemu gapura Desa Sadawangi. Memasuki jalan desa yang terus menanjak, kami sempat bertanya pada penduduk sekitar mengenai lokasi curug. Karena curug ini tidak di kelola jadi tidak ada petunjuk arah.

Memasuki sebuah gang ke arah kiri dari pintu masuk desa, sekitar 200m tidak ada jalan lagi dan menumpang parkir di rumah penduduk. Penduduk di sini sangat ramah, tipikal masyrakat pedesaan. Ngobrol dan istirahat sambil menikmati es doger yang dijual dengan panggulan.

Menitipkan 3 motor di rumah penduduk, kami melanjutkan perjalanan. Melewati pematang sawah yang menghijau kemudian menyusuri saluran irigasi. Menempuh perjalanan sekitar 300m kamipun sudah sampai di curug yang dituju, Curug Tapak Kuda. Di dekat curug disediakan saung untuk beristirahat. Tapi sayang  curug ini hanya dinikmati oleh penduduk lokal.
Menuju Curug Tapak Kuda
View sekitar curug
Curug ini terdiri dari 2 tingkat/undakan. Melewati lembah sempit, curug ini mempunyai ketinggian total sekitar 30-40m (?). Undakan pertama lebih tinggi dari undakan kedua. Curug ini juga menjadi sumber air warga, sebagian melewati pipa-pipa yang dialirkan ke rumah-rumah dan sebagian lagi melewati saluran irigasi kecil untuk pengairan/sawah. Dari depan curug bagian bawah kami mengambil foto-foto yang fotogenik karena curugnya memang cantik.
View Curug Tapak Kuda keseluruhan
Full team
Untuk melihat curug bagian atas dari dekat kami harus menaiki tebing bukit di sebelah kanan. Harus hati-hati melewati jalan setapak dengan tanah merah yang licin,lumayan ekstrim dan ditambah banyaknya nyamuk. Sampai di atas barulah terlihat dengan jelas keindahan curug bagian atas ini. Hanya saja kita tidak bisa turun kebawah, jadi hanya bisa berfoto di pinggiran tebing.
Trek menuju cuug utama
Berfoto di pinggir tebing curug utama
Menjelang siang kami melanjutkan perjalanan yaitu mengunjungi Curug Muara Jaya. Curug ini searah jalan pulang ke penginapan. Berjarak sekitar 1 jam dari Curug Tapak Kuda.
Jalan yang ditempuh dari Curug Tapak Kuda berbeda dari jalan ketika berangkat. Walaupun demikian, jalur ini juga tidak kalah indahnya. Di sebuah rumah makan yang yang terlihat sederhana tapi pemandangannya sangat hijau, dikelililng oleh persawahan yang menghijau.
Menikmati makan siang dengan view hijau
Selanjutnya menuju Curug Muara Jaya yang berada di Argapura. Melewati jalan yang lumayan ekstrim melewati perbukitan dan lembah akhirnya kami sampai lagi di Terasering Panyaweuyan. Siang itu spot ini ramai dikunjungi wisatawan.
Sampai kembali di Terasering Panyaweuyan
Melewati petunjuk arah ke Curug Muara Jaya, kami melewati sisi bukit menuruni lembah. Di depan mata terlihat pemandangan spektakuler, di depan mata terlihat kaki Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat. Terlihat ladang-ladang dan perkampungan di kejauhan bak hiasan dinding.
View dari Terasering Panyaweuyan ke Curug Muara Jaya
View dari Terasering Panyaweuyan ke Curug Muara Jaya
View dari Terasering Panyaweuyan ke Curug Muara Jaya
Melewati pintu gerbang pendakian Gunung Ciremai, kami mengikuti arah ke Curug Muara Jaya yang berjarak sekitar 100m dari pintu gerbang pendakian. Sampai di loket kami membayar uang parkir Rp. 3.000. Di loket pembayaran kami membayar Rp. 15.000/orang. Setelah ada mushola kecil dengan air yang sangat dingin, kami sholat zuhur dulu di sini.
Loket masuk
Melewati 190 anak tangga kami sampai di pelataran yang lumayan luas, di sini banyak pedagang makanan dan juga terdapat panggung dengan live musik-nya. Di salah satu sudut pelataran ini kita sudah bisa melihat Curug Muara Jaya dari kejauhan.
Tangga turun bagian1
Untuk ke lembah kita harus melewati lagi sekitar 185 anak tangga. Jadi total anak tangga untuk mencapai curug adalah sekitar 370 buah, masih kurang dari setengahnya anak tangga yang ada di Curug Puncak Manik-Ciletuh. 
Tangga turun bagian 2
Curug Muara Jaya dari kejauhan
Sampai di bawah terlihat curug undakan ke dua yang tidak terlalu tinggi. Air di kolamnya terlihat berwarna kecoklatan mungkin akibat hujan di hulu sungai.
Untuk naik ke atas ke curug utama, pengunjung dipungut lagi Rp. 2.000. agak lucu, padahal tadi sudah bayar Rp. 15.000, jadi kita bayar mahal hanya melihat curug yang di bawah hahahha. Karena curug utama ada di atas, mau tidak mau pengunjung harus membayar lagi Rp. 2.000, sedkit tapi cukup menyebalkan.
Curug Muara bagian bawah
Curug Muara bagian bawah
Sampai di atas, baru terlihat keindahan curug ini. Mempunyai ketinggian sekitar 15-20m dan lebar. Meskipun airnya lumayan deras, kolam yang ada di bawah curug tidak terlalu dalam sehingga pengunjung bisa bermain air di dekat curug. Banyak sekali pengunjung di curug ini karena curug inilah yang paling terkenal di Majalengka. Salah satu destinasi unggulan.
Curug Muara
Ramai pengunjung di Curug Muara
Berfoto di depan Curug Muara
2x mengunjungi curug, Curug tapak Kuda dan Curug Muara Jaya tapi tidak berenang, kami berencana ke Green Canyon. Dalam kondisi hujan kami sampai ke lokasi yang ternyata di tutup karena ada 5 pengunjung yang meninggal sebelumnya. Selanjutnya kami menuju Kampoeng Air yang tidak jauh lokasinya dari Green Canyon.

Sampai di Kampoeng Air ternyata sudah mau ditutup karena kami sampai jam 4 lewat sementara wana wisata ini tutup jam 5 sore. Di tengah guyuran hujan lebat kami berteduh di warung sekitara parkiran. Di temani kabut tebal kami berteduh samapi hujan mulai reda dan kembali ke penginapan.

Parkiran di Kampoeng Air
Gagal berenang tapi yang penting eksis :p
Baca juga link terkait:
- Terasering Panyaweuyan
- Curug Cipeuteuy 

Labels: , , , , , , , , , , ,

Friday, December 14, 2018

The Unexpected Journey 2: Green Canyon/Curug Ciomas dan Curug Cigentis

Dari Curug Lalay kami di antar lagi oleh abang ojeg hingga pos tiket Curug Ciomas/Green Canyon. Lokasi wisata ini berada persis dipinggir jalan Cariu-Karawang. Jembatan Ciomas yang berada di sungai Ciomas ini adalah pembatas wilayah Cariu (Bogor) dan Tegalwaru (Karawang). Jadi, tidak heran kalau di internet kita membaca bahwa Green Canyon ini berada di Karawang dan sebagian mengatakan di Bogor. Jangan heran kalau pintu masuk ke kawasan ini ada 2, dari sisi Bogor dan sisi Karawang yang ada di seberangnya.karena saya dari Bogor, maka saya masuk melewati pintu Bogor dengan biaya Rp. 10.000. untuk parkir tidak usah takut karena banyak lapangan parkir di sini. Biaya parkir Rp. 5.000. 
Sesuai dengan namanya, yang langsung terlihat jelas di lokasi wisata ini adalah Curug Ciomas. Dengan ketinggian sekitar 8m dengan kolam yang sangat dalam. Di sini pengunjung bisa melompat dari atas tebing yang persis berada di atas Curug Ciomas. Untuk yang tidak bisa berenang juga ada kolam-kolam kecil di alirannya.  Airnya berwarna kehijauan, hanya saja karena banyak yang berenang di aliran atas, dan banyaknya pengunjung yang berenang dan lompat maka airnya berwarna kecoklatan. Di atas curug ini adalah Green Canyon.

Curug Ciomas

Curug Ciomas
Curug Ciomas
Untuk mencapai lokasi Green Canyon kita harus melewati tangga kayu sekitar 10m. selanjutnya melewati cor-coran yang berbatasan langsung dengan Curug Ciomas. Dari sini kita bisa melihatlangsung ke bagian dalam dari Green Canyon. Meski namanya menyerupai nama Green Canyon di Pangandaran, di sini ukurannya kecil, dengan lebar terpanjang sekitar 10 m dengan bebatuan tebing yang mengapit sungai Ciomas yang mengalir di tengah membentuk lorong batu.
Green Canyon dari luar

Untuk memesuki lorong-lorong batu ini kita harus berenang karena kedalamannya sekitar 2.5 m atau mungkin lebih kalau di musim hujan. Sepanjang lorong ini tidak semua bagian alur sungainya dalam, ada juga area yang dangkal sehingga pengunjung bisa berdiri dan duduk-duduk. Di area yang dalam, pengunjung banyak yang melompat dari atas tebing. Untuk naik ke atas tebing kita harus memanjatnya karena tidak disediakan tangga ataupun tali. Di ujung tebing terdapat curug kecil dan untuk ke ujung kita harus berenang. Semakin ke ujung, air sungai semakin bening dan hijau karena sedikit pengunjung menuju ke sana.
Suasana di dalam Green Canyon
Suasana di dalam Green Canyon
View dari atas
View dari atas
Di sisi tebing terdapat pipa-pipa saluran air warga, selain di tebing juga ada di aliran sungai sehingga membuat pemandangan agak terganggu. Pipa-pipa air ini disalurkan ke rumah-rumah warga terutama ke bagian wilayah Bogor yang agak ramai penduduk. Sementara di arah Karawang yang berkontur bukit terlihat jarang rumah penduduk.
Tidak terlalu lama di sini, kamipun melanjutkan perjalanan ke Curug Cigentis yang berjarak sekitar 30 menit dari Green Canyon. Begitu melintas dari Jembatan Ciomas, memasuki Tegalwaru kondisi jalan berubah drastis. Jalan kecil dan banyak yang rusak tapi pemandangan menuju Curug Cigentis sangatlah indah.
Di kejauhan kita bisa melihat deretan pegunungan dan persawahan yang membentang hijau. Hanya saja, di kejauhan kita bisa melihat satu bukit, Gunung Sirnalanggeng yang sangat memprihatikan. Gunungnya hanya tinggal separo, karena penambangan pasir/tanah, ibarat sebuah kue yang digigit tikus. Sangat memprihatinkan!.
Kondisi jalan setelah Curug Ciomas

Salah satu view menuju Curug Cigentis


Perjalanan kami sampai di lokasi wisata Kampung Turis, sebuah lokasi bertema air, dimana didalamnya ada restoran, danau buatan, dan permainan lainnya. Lokasi ini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Karawang. Dari pertigaan ini, ke kiri adalah jalan ke Karawang kota sementara ke kanan adalah ke Curug Cigentis yang berjarak sekitar 3km.

Pertigaan Kampung Turis

Menempuh jalan cor-coran mendaki, sampai di batas mobil, karena jika bawa mobil akan melewati tanjakan panjang dan ditakutkan mobil tidak sampai ke atas sehingga di sediakan parkir mobil di bawah, buat yang bawa motor bisa lanjut ke atas.
Biaya parkir mobil Rp. 5.000. dari parkiran kita jalan kaki sekitar 300m ke curug. Sepanjang jalan ke curug terdapat saung-saung di kiri kanan hingga ke loket karcis. Karcis masuk Rp. 20.000/orang, lumayan mahal, mungkin karena di kelola oleh Perhutani. Menyusuri jalan setapak berbatu akhirnya kami sampai di Curug Cigentis.

Lokasi parkir
Treking menuju loket CUrug Cigentis
Loket Curug Cigentis
Treking menuju curug
Warung sepanjang jalan menuju curug

Sampai di curug ternyata banyak sekali pengunjungnya, sebagian banyak yang bermain air di bawah curug yang mempunyai ketinggian sekitar 25m ini. Air yang berasal dari Gunung Sanggabuana ini sangat dingin tapi debitnya tidak terlalu besar karena musim kemarau. Kebanyakan pengunjung hanya berkumpul di sekitar curug dan berfoto-foto.
Di banding Bogor tentu saja jumlah curug di Karawang jauh lebih sedikit di banding Bogor sehingga di hari libur curug ini diserbu pengunjung demikian juga dengan Curug Ciomas dan Green Canyon.
Jam 3 kami pun kembali dengan terlebih dahulu menikmati makan siang di salah satu saung yang ada. Makan siang yang sangat telat hahahhaha. Kembali ke Bogor sekitar jam 3.30 dan sampai di rumah hampir jam 7 karena sempat nyasar di Citeureup.
Sebuah perjalanan yang tak terduga tapi sangat menyenangkan.....

Curug Cigentis yang ramai pengunjung
Curug Cigentis yang ramai pengunjung
Curug Cigentis yang ramai pengunjung

Baca juga link terkait:





Labels: , , , , , , , , , , ,