Friday, May 4, 2018

Never Ending Beauty of Sombori-Labengki Part III: Teluk Cinta dan Kimaboe Hills

Kimaboe Hills dan Teluk Cinta
Inilah spot yang kami tuju di hari ketiga atau Minggu, 1 April 2018. Pagi-pagi sekitar jam 7 pagi kami sudah berangkat menuju spot ini dengan asumsi jam 11 kami harus kembali ke Kendari. Dengan waktu sekitar 3 jam kami harus memanfaatkannya sebaik mungkin.
Kimaboe Hills ini masih berada di Labengki Besar. Jika Pantai Pasir Panjang berhadapan langsung dengan Labengki Kecil, maka spot ini harus sedikit memutar. Loasi ini mempunyai 2 teluk yang bersisian sehingga sering disebut juga dengan Teluk Kembar. Disi kanan adalah Teluk Cinta, ya.. Teluk Cinta karena jika diliat dari atas telihat gambar hati (Love) yang terbentuk alami dari karang-karang/coral. Sementara itu di sisi kiri adalah teluk dimana terdapat Kimaboe Resort atau dikenal dengan nama Nirwana Resort yang konon dimiliki oleh warga Singapura.
Menuju Kimaboe Hills
Menuju Kimaboe Hills
Kapal kami merapat di Teluk Cinta. Kemudian kami naik Bukit Kimaboe melalui jalan setapak yang medannya sudah berupa tangga-tangga beton yang dibuat oleh pengelola resort. Untuk menikmati pemandangan 2 teluk kita harus naik sisi sebelah kanan. Kalau ke kanan ke arah tower untuk flying fox dan ke bawah/ke resort hanya diperbolehkan buat pengunjung yang menginap di resort atau buat yang mau naik flying fox.
Merapat di Teluk Cinta
Merapat di Teluk Cinta
Sampai di puncak bukit, terdapat 2 spot foto. Yang satu berlatar Teluk Cinta dan satunya lagi Nirwana Resort. Untuk mengambil foto tentu saja harus antri dan gantian. Dari titik ini, bentuk love yang membentuk Teluk Cinta tidak terlalu terlihat, karena menyamping, untuk jelasnya bisa dilihat dari atas melalui drone. Nah di titik ini pengunjung bisa mendapat sinyal 4G, jadi bisa untuk mengakses internet.
Teluk Cinta
Teluk Cinta dari spot Flying Fox
Spot selanjutnya, kita bisa melihat teluk yang mana terdapat pulau-pulau kecil (oleh penggiat wisata disebut miniatur Raja Ampat). Terdapat cottage-cottage mengelilingi teluk yang tenang dan berwarna kebiruan. Juga tersedia jembatan-jembatan sepanjang cottage yang mengelilingi teluk.
View ke arah resort
View ke arah resort
Kemudian, sesuai rencana kami akan mencoba flying fox. Ada 2 pilihan jalur, yang pertama melintasi Teluk Cinta dan kedua melintasi Nirwana Resort. Kamipun memilih melewati Nirwana Resort dengan tarif sama Rp. 300.000/orang buat minimal 5 orang/grup. Dari grup kami yang ikut saya, Eddy, Kusti, Santi dan Nino.
Setelah mendaftar kemudian kami menuju Resort untuk pemasangan body harness untuk keselamatan. Walaupun cuman sebentar, kami bisa menikmati keindahan resort ini hahahhaa. Terlihat ada pengunjung yang bermain paddle ataupun snorkeling. Meskipun tidak ada pantainya, tapi suasana di sini sangat enak, cocok buat yang mencari ketenangan dan liburan privat.
Berfoto dulu sebelum flying fox
Berfoto dulu sebelum flying fox
Setelah semua perlengkapan lengkap, dan tidak lupa berfoto, kemudian kami menuju ke atas. Di atas masih terdapat beberapa pengunjung yang menunggu untuk naik flying fox. Di atas ada 2 petugas yang melayani permainan ini. Yang satu memegang HT untuk berkomunikasi dengan petugas yang ada di pulau di bawah tempat flying fox ini berakhir. Jika petugas di bawah menyatakan aman, maka pengunjung selanjutnya bisa naik flying fox dan seterusnya.
View dari spot flying fox
View dari spot flying fox
View dari spot flying fox
View dari spot flying fox
Tiba giliran grup kami. Pertama-tama yang naik adalah Eddy kemudian di susul saya. Panjang lintasan kalau tidak salah sekitar 400m dengan jarak tempuh sekitar 45 detik. Gimana perasaannya ketika naik flying fox ini, deg-deg an gak ya?. Terus terang kalau saya sih biasa aja hahahaha… Lah naik Gondola di Pantai Timang aja gak deg-degan kok hahahha.
Lalu apa yang menarik ber-flying fox di sini?. Yaitu view nya yang sangat bagus yang jarang di temui di tempat lain. Kalau di tempat lain biasanya hanya pantai atau hutan. Kalau di sini kita berada di laut dengan pemandangan pulau-pulau dan teluk. Meski tarif nya mahal tapi sangat sebanding dengan sensasi yang kita dapatkan.
Menggunakan kamera HP buat selfi (untung gak jatuh hahahaha), merekam pemandangan langka ini, hanya 45 menit saya sampai di pulau seberang. Setelah semua teman selesai kemudian kami kembali ke resort untuk di jemput kapal dan kembali ke penginapan. 
Sambil menunggu jemputan saya mencoba mengambil foto-foto di Teluk/kawasan resort yang privat ini. 
Suasana di kawasan resort
Suasana di kawasan resort
Suasana di kawasan resort
Suasana di kawasan resort
Suasana di kawasan resort
Suasana di kawasan resort
Suasana di kawasan resort
Suasana di kawasan resort
Suasana di kawasan resort
Baca juga:
Blue Lagoon dan Pantai Pasir Panjang (Pulau Labengki Besar)
- Spot 1: Patung Naga, Bukit Wantiro, Pantai Lakeba, Pantai Nirwana, etc-Baubau
- Spot 2: Goa Lanto, Bukit Kolaguna, Benteng Keraton, Jembatan Puma-Baubau
- Air Terjun Tirta Rimba-Baubau
- Pemandian Bungi dan Air Terjun Kogawuna-Baubau
- Pemandian/Air Terjun Kabura-Burana-Buton Selatan
- Bukit Rongi/Bukit Teletubbies-Buton Selatan
- Goa Allo dan Rumah Nenek- Sombori
- Sombori Hills spot 1 (Pulau Kayangan) dan Sombori Hills spot 2 

Labels: , , , , , ,

Never Ending Beauty of Sombori-Labengki Part II: Blue Lagoon dan Pantai Pasir Panjang (Pulau Labengki Besar)

Blue Lagoon (Laguna Mahumalalang)
Salah satu spot yang tidak boleh di lewati jika ke Labengki adalah Blue Lagoon (kalo melihat langsung lagunanya, saya lebih setuju jika di sebut Green Lagoon). Spot ini tidak terlalu jauh dari penginapan kami di Labengki Kecil.
Setelah makan siang, rombongan kami, 12 orang menuju Blue Lagoon. Melewati pulau-pulau di sepanjang perjalanan dengan air laut bergradasi putih, hijau biru membuat perjalanan tidak membosankan. Kami melewati Kimaboe Hill dan Resort dan melintasi jalur flying fox. Dan kami sudah merencanakan ke spot ini di hari terakhir.

Perjalanan menuju Blue Lagoon
Sampai di sebuah teluk yang dikelilingi perbukitan kapal kami merapat. Untuk melihat laguna, kita harus mendaki/melewati karang-karang tajam yang berwarna itam keabu-abuan. Karang-karang kapur ini menojol seolah-olah muncul dari bumi melindungi laguna. Jadi pengunjung harus sangat hati-hati ketika menaiki karang-karang ini. Sedikit tergores aja, akan menyebabkan luka/baret. 
Siap-siap menuju Blue Lagoon
Siap-siap menuju Blue Lagoon
Siap-siap menuju Blue Lagoon
Karang tajam mengelilingi Blue Lagoon
Karang tajam mengelilingi Blue Lagoon
 
 
 
Sampai di atas, terlihat laguna yang berwarna hijau. Air yang sangat jernih sehingga terlihat ikan-ikan besar berenang ke sana kemari. Dikelilingi karang-karang tajam dan hutan menjadikan laguna ini bak harta karun.
Menjorok ke danau, terlihat satu karang yang menjadi spot foto. Nah di sini para pengunjung bergantian mengambil foto karena bukan saja rombongan kami tapi ada beberapa rombongan yang datang. Untuk ke spot ini harus hati-hati, karena tidak ada area yang sangat rata. Jadi kalau kalian melihat foto-foto cantik di sini, terbayang kan bagaimana perjuangannya untuk mencapai ini apalagi jika duduk, pantat kita harus tahan sakit beberapa detik hahahaha.
 
Supaya foto kalian antimainstream cobalah memanjat batu karang yang ada di sebelah kiri laguna. Untuk menaikinya, kita harus mencari pijakan yang kuat di antara karang-karang yang menonjol. But, safety first…
Karena semakin banyak pengunjung, kami melanjutkan ke spot berikutnya yaitu ke Pulau Labengki Besar yang berhadapan langsung dengan Pulau Labengki Kecil.


Pulau Labengki Besar/Pantai Pasir Panjang
Pulau ini bisa kita lihat langsung dari penginapan di Labengki Kecil. Di pulau ini juga terdapat penginapan yang dikelola oleh salah satu operator wisata yang harganya 3x lipat dari operator yang kami pakai. Karena pulau ini besar dan banyak terdapat hutan, di pulau ini terdapat sumber mata air bersih. Jadi masyarakat di Labengki Kecil menggunakan kapal untuk mengambil air bersih kesini untuk keperluan makan/minum dan mandi. Jadi kalau kalian ke sini berhematlah menggunakan air!.
Di pulau ini juga ada pantai yang selalu jadi tujuan pengunjung yaitu Pantai Pasir Panjang. Selain pantainya yang berpasir putih dan airnya yang dangkal dan jernih, juga terdapat jejeran pohon kelapa yang menjadi daya tariknya. Jadi, setelah menempuh perjalanan tidak ada salahnya untuk berenang di pantai ini.

Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang
Pantai Pasir Panjang

Di sebelah kanan terdapat bukit kecil, lagi-lagi bukit karang dimana penginjung harus hati-hati karena karangnya yang tajam-tajam. Di sini kita bisa mengambil foto dengan latar belakang Pantai Pasir Panjang. 
 
Untuk catatan, di bukit ini terjadi kecelakan yang hampir fatal. Guide kami tergelincir ketika mengambil foto untuk beberapa teman. Untung si Guide bisa berpegangan pada karang, tapi tak ayal terdapat luka-luka di kaki dan dada. Karena kecelakaan ini, guide kami tidak bisa menemani kami ke spot-spot selanjutnya.
Sore, kami kembali ke penginapan, yang sepanjang perjalanan beberapa teman membersihkan luka-luka guide kami. Sampai di dermaga, kami sudah di tunggu oleh ikan bakar.

Ikan Bakar
Dan malam ini kami bisa merasakan hujan badai yang sangat-sangat jarang saya temui meski saya tinggal di Bogor yang terkenal dengan kota hujan. Dan malam pun kami sibuk pindah-pindah kasur karena bocor hahahha.

Link terkalit:

Labels: , , , , ,

Never Ending Beauty of Sombori-Labengki Part I: Pulau Labengki Kecil

Setelah mengunjungi Pulau Buton (25-28 Maret) dan Air Terjun Moramo (29 Maret), selanjutnya kami mengikuti Open Trip (30 Maret-1 April) yang diadakan oleh salah satu operator wisata yang lumayan terkenal di Indonesia.

Dengan jumlah peserta 12 orang, kami berangkat melalui pelabuhan kecil menuju Pulau Labengki Kecil tempat kami menginap. Total perjalanan sekitar 2.5 jam menggunakan perahu bermotor.  Jadi jangan membayangkan perjalanan lautnya menggunakan kapal ferry seperti ke Karimun Jawa atau ke Sabang atau speed boat seperti ke Nusa Penida. Untuk lah pagi itu cuaca sangat bersahabat sehingga ombak tidak tinggi.

Sampai di Labengki Kecil kami berlabuh di sebuah dermaga kecil. Terlihat anak-anak kecil pria-wanita sedang bermain air, berenang dan loncat-loncat. Tidak ada pengawasan dari orang dewasa karena mereka sudah terbiasa dan bisa berenang.
Bercengkrama dengan anak-anak lokal
Air laut yang sangat jernih, sehingga di dermaga kita bisa menyaksikan ribuan ikan yang berenang dan bulu babi menempel di dasar.

Homestay kami persis berada di depan dermaga, begitu turun dari perahu, hanya beberapa langkah, langsung memasuki homestay. Homestaynya kelihatan masih baru, terdiri dari 4 kamar tidur, 2 kamar mandi dan 2 toilet. Tidak ada AC atau TV di sini, hanya dilengkapi dengan kipas angin, dan ternyata.... rusak hahaha. Listrik pun hanya dari jam 6 malam-6 pagi. Jangan berharap sinyal hp akan bagus sehingga bisa updated. Kadang-kadang sinyal nya bisa untuk menelpon (provider tertentu) tapi internet tidak bisa sama sekali di pulau ini. Jadi kalau mau menginap di sini, bersiaplah meninggalakan gemerlapnya duniawi hahahhaa.... Tapi buat kalian yang punya budget lebih dan gak mau (hidup) susah, ada penginapan dan resort bagus di pulau sekitar Labengki Kecil.
Bercengkrama dengan anak-anak lokal
Bercengkrama dengan anak-anak lokal
Tidak banyak yang kami lakukan selagi menunggu makan siang, kami hanya mengobrol sambil melihat dan bercengkrama dengan anak-anak yang masih asik berenang di cuaca terik begini. Tidak menunggu lama, setelah makan siang yang menunya ikan pastinya, kami menuju dua spot di sekitar Labengki, yaitu Blue Lagoon dan Pantai Pasir Panjang di Pulau Labengki Besar (silahkan lihat di artikel selanjutnya).

Goa Kolam Renang
Sore hari kami tadinya mau ke Mercusuar yang berada di sisi belakang pulau ini (arah Timur) tapi di tengah perjalanan kami melihat ada Taman dan object wisata Goa. Tidak tertulis nama goanya, hanya Goa kolam renang. Kami memutuskan menuju goa. Tidak ada penjaga yang biasa menghidupkan lampu di dalam goa menggunakan genset portable. Karena kami pengen banget masuk, akhirnya guide kami mencari genset ke pengelola goa ini.
Suasana kampung
Setelah dapat genset dan lampu dalam goa hidup, kami masuk ke dalam. Turun ke dalam goa sekitar 2 meteran. Goanya tidak terlalu luas, tapi ada 2 kolam alami dan air asin.
Kolam renang alami di dalam goa
Kolam renang alami di dalam goa
Memasuki kolam pertama tidak terlalu dalam. Tapi di kolam berikutnya lebih dari 2 m sehingga untuk mencapai area goa paling ujung kita harus berenang. Tapi buat yang tidak bisa berenang disiapkan steorofoam buat mengapung, tapi steorofoam ini mengganggu sekali, pecahannya menempel di dinding-dinding goa.
Kolam renang alami di dalam goa
Kolam renang alami di dalam goa
Tim Power Rangers
Tim Power Rangers
Setelah puas berenang dan berfoto kami keluar goa yang ternyata sudah mulai gelap hahahha (sempat kena omel karena gensetnya mau dipakai buat di rumah hahahha). Untuk menikmati goa ini kami bayar Rp. 10.000/orang (lumayan buat bayar genset hahaha).

Sunrise
Untuk menikmati sunrise di Labengki Kecil, cukup berjalan sekitar 200 meter menuju belakang perkampungan melewati Goa Kolam Renang dan Mangrove. Jalan beton membelah hutan mangrove hingga mencapai pantai yang ada mercusuar nya ini. Sekitar jam 5.30 sudah banyak pengunjung yang ingin menikmati sunset.

Menikmati matahari yang berlahan muncul dari garis horizon adalah salah satu momen yang sangat ditunggu-tunggu. Dan itu bisa kita nikmati di Pulau Labengki Kecil.
Sunrise di Labengki Kecil
Link terkait:

Labels: , , , ,