Saturday, December 1, 2018

Jelajah Banyuwangi Bagian 3: Pantai Wedi Ireng dan Pantai Pulau Merah

Setelah menginap 2 malam di Pantai Watu Dodol, kami melanjutkan perjalanan menuju Genteng dimana kami akan menginap semalam di daerah ini. Karena kurangnya informasi, ternyata kami salah strategi, dimana rencananya akan mengunjungi Teluk Ijo ternyata gagal karena jarak yang tenyata 2 jam dari penginapan.
Sebelum ke penginapan kami mampir ke Jawatan Perhutani, Benculuk yang sudah saya tulis di postingan sebelumnya. Jarak dari Pantai Watu Dodol ke Jawatan sekitar 1 jam kemudian dilanjutkan ke penginapan sekitar 30 menit (20 km). Setelah mempertimbangkan jarak ke Teluk Ijo sekitar 2 jam sementara sudah lewat tengah hari, kami berencana ke Pantai Karang Kursi.

5. Pantai Wedi Ireng
Mengikuti Google Map, melewati jalan-jalan desa, hampir 1 jam perjalanan, kami sampai di Pantai Lampon (sepertinya ini lokasi markas/perumahan AL). Meski di Google terlihat ada jalan ke Parang Kursi, setelah menanya ke penduduk sekitar ternyata tidak ada akses karena tertutup perbukitan. Atas anjuran salah seorang penduduk sana, kami pun di menuju Pantai Wedi Ireng.

Nyasar ke sini
Tetap mengikuti petunjuk Google Map, kami sampai di sebuah teluk di daerah Pancer. Teluk yang dipenuhi kapal-kapal nelayan dan dikelilingi perbukitan sehingga tidak terlihat akses/pantai lain di daerah sana. Setelah bertanya ke penduduk lokal, ternyata Pantai Wedi Ireng berada di balik bukit belakang teluk.


Masuk Desa Pancer

Mengikuti petunjuk penduduk, kami mengambil arah kiri, memasuki jalan desa dan selanjutnya memasuki kebun-kebun. Selanjutnya mengikuti jalan setapak, naik turun bukit yang jalannya cukup buat 1 motor. Melihat kondisi ini saya ingat ketika hunting pantai di Malang dan ke Tanjung Ge’en di Bawean


Menyusuri semak dan hutan



Menyusuri semak dan hutan

Karena bukan hari libur, maka suasana hutan sangat terasa hingga kami keluar dari hutan dan mencapai teluk kecil dengan garis pantai yang tidak terlalu panjang. Ada warung di sini, warung ini dimiliki oleh bapak sekaligus yang mengelola pantai ini. Di hari libur, pengunjung dipungut biaya Rp. 10.000/orang, karena tidak ada pengunjung jadi kami gratis.

Memasuki pantai



Warung yang jaga Pantai Wedi Ireng


Pantai ini berpasir putih, dengan bebatuan karang yang ada di sisi kiri dan karang-karang di sisi kanan yang terlihat karena pasang surut. Air laut nya berwarna biru muda sampai tua. Ombak nya tidak terlalu besar dan di lepas pantai terlihat pulau-pulau berjejer.

Pantai Wedi Ireng menjelang senja


Pantai Wedi Ireng menjelang senja


Pantai Wedi Ireng menjelang senja







Lalu kenapa namanya Wedi Ireng (Pasir Hitam)?. Nah ternyata, kalau kita menaiki bebatuan yang ada di sisi kiri ternyata di baliknya terdapat teluk kecil dengan pasir yang berwarna hitam. Tidak semua pantainya berpasir hitam, hanya terlihat seperti garis-garis. Pasir ini berwarna hitam karena mengandung pasir besi, sama seperti beberapa pantai yang ada di sepanjang pantai selatan Jawa (Jogja, Pacitan, etc). Di pantai ini juga banyak terdapat bebatuan yang diterpa ombak yang besar.
Di atas bebatuan sekitar ini kita bisa mengambil foto dengan latar birunya lautan dan pulau-pulau yang ada di tengah laut.

Sisi lain Pantai Wedi Ireng


Sisi lain Pantai Wedi Ireng


Sisi lain Pantai Wedi Ireng

Nah karena sudah terlalu sore, kamipun memutuskan melanjutkan perjalanan untuk menikmati sunset di Pantai Pulau Merah. Juga mengingat, perjalanan balik dari pantai ini melewati hutan, jadi agak riskan kalau berjalan malam....

6. Pantai Pulau Merah
Perjalanan menuju Pantai Pulau Merah dari Pantai Wedi Ireng ditempuh sekitar 30 menit, atau berjarak sekitar 5km ke arah penginapan. Sebenarnya bisa ditempuh sekitar 15 menit tapi karena melewati hutan, jadi perjalalanan agak lambat.
Sampai di Pantai Pulau Merah sudah mendekati Magrib. Karena pantai ini adalah salah satu tujuan utama wisata di Banyuwangi, terihat banyak pengunjung meskipun bukan hari libur. Masuk lokasi pantai ini gratis alias tidak bayar, dan kami mengambil parkir di dekat pantai di depan warung-warung yang berjejer. Selain warung di sini juga tersedia toilet dan mushola. Umumnya warung di sini menjual kelapa muda dan jagung bakar. Nah, kelapa muda di sini, meskipun di lokasi wisata tidak lebih dari Rp. 10.000 loh....

Pantai Pulau Merah menjelang sunset


Pantai Pulau Merah menjelang sunset


Pantai Pulau Merah menjelang sunset

Pantai ini mempunyai garis pantai yang panjang. Di ujung kiri terdapat pulau yang agak terpisah dari pantai. Inilah yang di sebut Pulau Merah.
Karena datang menjelang sunset, kami tidak lama di sini. Setelah matahari tenggelam kamipun memutuskan kembali ke penginapan. Dan seiring datangnya malam, terlihat cafe-cafe di sekitar pantai mulai ramai dan terlihat bule-bule mulai berkeliaran di jalan mengingatkan kita pantai-pantai di Bali dan Lombok meskipun tidak seramai di sana. Sayang kami tidak bisa menikmati keindahan pantai ini di siang hari... mungkin lain kali..

Sunset di Pantai Pulau Merah



Sunset di Pantai Pulau Merah



It's me!

Baca juga link terkait:
- Pantai Watu Dodol dan Jawatan Perhutani Benculuk

- Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan
- Air Terjun Jagir dan Desa Adat Osing 

Labels: , , , , , , ,

Wednesday, November 28, 2018

Jelajah Banyuwangi Bagian 1: Pantai Watu Dodol dan Jawatan Benculuk

Wisata Banyuwangi buat sebagian besar wisatawan identik dengan Kawah Ijen yang terkenal dengan Blue Fire-nya yang hanya ada 2 di dunia. Selain itu masih banyak sebenarnya tujuan wisata di Banyuwangi yang tidak kalau serunya apalagi buat para pecinta laut dan pantai yaitu Taman Nasional Bali Barat, meskipun berada di wilayah Bali tapi berbatasan langsung dengan Banyuwangi, Pantai Pulau Merah, Teluk Ijo, Watu Dodol, dll. Di sini juga terdapat banyak air terjun karena banyaknya pegunungan. Nah memanfaatkan liburan panjang 8-11 September 2018 kali ini saya hanya mengunjungi beberapa saja dari banyak tujuan wisata di Banyuwangi.

1. Pantai Watu Dodol 
Begitu mendarat sekitar dari airport menggunakan taksi menuju tempat penyewaan motor yang sudah kami book sebelumnya. Lokasi penyewaan ini sekitar 30 menit dari airport, atau 30 menit sebelum Pantai Watu Dodol. Penyewaan ini berada dekat pertigaan menuju kawasan wisata Ijen, jadi lokasinya lumayan ramai. Biaya penyewaan motor Rp. 80.000/hari atau 24 jam, jadi kami menyewa selama 3 hari.
Karena motornya di cek dulu sebelum di bawa, jadi kami harus menunggu sekitar 15 menit. Setelah semua beres, kami melanjutkan perjalanan menuju Watu Dodol. Karena belum mendapatkan penginapan, kami berencana menginap sekitar Pantai Watu Dodol karena besok harus menyeberang ke Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan.  Karena Banyuwangi menjadi pintu masuk ke Pulau Bali via Pelabuhan Ketapang, dan jalan ini juga jalan utama menuju kota-kota lain di sekitar Jawa Timur, jadi terbayang kan bagaimana ramainya arus lalu lintas di sini yang di dominasi oleh truk-truk dan container.
Sampai di Watu Dodol kami mendapatkan penginapan di salah satu hotel dengan harga sekitar Rp. 500.000/malam. Lokasinya sangat strategis, dekat dengan Grand Watu Dodol, meeting point untuk hoping island besok. Hanya saja, karena jalan raya berdekatan dengan penginapan, hampir 24 jam selalu di lewati oleh bis dan truk hahaha.
Nah, buat yang menikmati sunrise, Pantai Watu Dodol adalah lokasi yang sangat ideal. Karena kebetulan penginapan kami berada di pinggir pantai, subuh-subuh kita bisa melihat sunrise tanpa harus berjalan jauh. Dari sini kita bisa melihat langsung Pulau Bali, yang cuman berjarak beberapa kilo saja. Karena Bali berada di wilayah Tengah +1 jam, kadang-kadang jam di HP akan mengikuti WITA dan kadang-kadang mengikuti WIB. Jadi hati-hati untuk jam ini, jangan sampai salah.
Menikmati sunrise
Menikmati sunrise
Menikmati sunrise
Selain sunrise, kita juga bisa menikmati panorama pantai yang berwarna biru. Di sepanjang pantai banyak terdapat tempat beristirahat. Dan jangan lupa berfoto di batu yang tingginya sekitar 10m yang berada di tengah jalan yang menjadi ikon Watu Dodol. Di sebelah kanan juga terdapat Bukit Watu Dodol, semacam taman dimana kita bisa trekking di ke atas bukit batu.
Salah satu ikon Pantai Watu Dodol
Salah satu ikon Pantai Watu Dodol
Salah satu ikon Pantai Watu Dodol
Besok pagi, kami melanjutkan agenda mengunjungi Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan dan snorkeling di spot-spot sekitarnya. Untuk ini saya menuliskan di artikel tersendiri.

2. Jawatan Perhutani Benculuk
Kalau berkunjung ke Banyuwangi, sempatkan ke Jawatan Perhutani di Benculuk atau lebih dikenal dengan sebutan Jawatan Benculuk. Karena kami menginap di Watu Dodol, ke Benculuk ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 15 menit dengan motor.

Melewati kota dan beberapa pantai, dengan kondisi jalan yang lumayan padat dan banyaknya truk serta angkot yang sedikit ugal-ugalan membuat kami harus ekstra hati-hati naik motor. Kalau capek tidak ada salahnya mampir sebentar di pedagang nagka yang banyak di sepanjang jalan. 1 kotak plastik dijual seharga Rp. 10.000.
 Mengandalkan Google Maps, kami akhirnya sampai di Benculuk (beberapa kilo sebelumnya kita bisa melihat canopy dari hutan ini). meskipun sempat terlewat, karena gang masuknya tidak terlalu mencolok jika dilihat dari jalan raya. Dari jalan raya cuman berjarak sekitar beberapa puluh meter.

Di loket kami membayar tiket masuk sekitar Rp. 5.000/orang. Untuk parkir bisa dibayar seiklasnya (kami bayar Rp. 5.000).

Begitu memasuki gerbang kita langsung disuguhi dengan pemandangan yang sangat memukai yang tidak bisa kita temui di tempat lain. Serasa berada di film-film petualangan dan film-film horror hahaha..

Hutan Trembesi yang dikelelola oleh Jawatan Perhutani ini ‘hanya’ mempunyai luas sekitar 6 Ha (??). Lokasi ini dulu adalah tempat pengelolaan kereta api. Kereta-kereta ini dulunya menghubungi kecamatan-kecamatan di area ini.

Pohon-pohon Trembesi yang berusia ratusan tahun ini ukurannya sangat besar, membentuk tajuk-tajuk menyerupai ‘tangan-tangan’ raksasa. Keeksotisan pohon-pohon ini ditambah dengan lumut-lumut yang menutupi batang dan dahan-dahannya. 
Pintu masuk hutan Benculuk
Di ‘hutan’ ini juga di siapkan spot-spot foto seperti jembatan, mobil vintage/tua, ayunan dsb. Kita juga bisa naik ke salah satu pohon dengan tangga yang disediakan. Dari atas kita bisa mengambil foto hutan dari sudut lain. 
Salah spot foto di hutan
Salah spot foto di hutan
Memasuki hutan ada satu pohon yang dijadikan tempat berkumpul tukang delman. Delman ini bisa di sewa untuk berkeliling hutan ini. tapi buat kalian yang malas berjalan juga bisa berkeliling membawa kendaraan pribadi. Tapi gak saya saranin berkeliling pakai kendaraan ini karena sangat mengganggu kenyamanan pengunjung lain yang ingin menikmati suasana alam.

Delman yang di sewakan di hutan Benculuk
Di area hutan yang paling belakang yang berbatasan dengan persawahan penduduk terdapat deretan Pohon Trembesi yang dibawahnya terdapat potongan-potongan kayu jati milik Perhutani. Boulevard ini benar-benar epic.....!!!. Pokoknya kalian kalau ke Banyuwangi harus mampir ke sini, menikmati suasana Hutan Benculuk ini. Menikmati berada di dunia lain....
Salah satu sudut hutan Benculuk
Salah satu sudut hutan Benculuk
Salah satu sudut hutan Benculuk
Salah satu sudut hutan Benculuk
Baca juga link terkait:

Labels: , , , , , , ,