Friday, April 19, 2019

Jelajah Malang-Lumajang: Kunjungan Kedua ke Tumpak Sewu dan Coban Ciblungan

Tumpak Sewu atau Coban Sewu, seperti mempunyai daya mistis tersendiri, apalagi bagi pecinta air terjun, membuat yang pernah datang untuk kembali lagi. Khusus buat saya pribadi, setelah mengunjungi sekitar bulan Agustus tahun lalu, sekarang berselang 5 bulan kemudian kami kembali lagi. Kalau dulu bareng Revan dan Kusti kali ini bareng Revan dan Noey.
Panorama Tumpak Sewu
Panorama Tumpak Sewu
Panorama Tumpak Sewu
Jum’at, 18 Januari kamipun memulai lagi petualanagan menuju Tumpak Sewu via Goa Tetets.  Karena hari Jum’at kami harus kembali sebelum Jumatan, Berangkat sekitar jam 8, sampai di parkiran motor (sebenarnya bisa jalan kaki dari parkiran Tumpak Sewu) dan membayar ongkos parkir Rp. 5.000 dan HTM Rp. 5.000.

Kondisi trek yang kami lew ati tidak berubah, dalam artian tangga-tangganya masih seperti yang dulu belum ada perbaikan.tangga-tangga yang terus menuruni bukit terjal. Oh iya di warung yang dulu kami beristirahat sekarang terlihat ada air terjun di tebing sebelah kiri, mungkin lagi musim hujan hahahha. 

Sampai di Goa Tetes, terlihat debit air nya lebih besar dibanding dulu. Kali ini kami banyak menghabiskan waktu untuk bermain air di Goa Tetes. Kali ini kami memanjat bebatuan yang ada di sekitar Goa Tetes, melewati air terjun yang mengalir di bawahnya dan memasuki mulut goa. Karena sangat sepi dan hanya kami di area ini, kamipun bebas bermain di Goa Tetes.
View Goa Tetes
Bermain air di Goa Tetes
Bermain air di Goa Tetes


Bermain air di Goa Tetes
Dari Goa Tetes selanjutnya menuruni tebing melewati jalur air, di sini sudah tersedia pegangan, sebelumnya hanya berupa tali karet. Selanjutnya kembali turun hingga mencapai air terjun yang jatuh disepanjang tebing.
Terakhir adalah menuruni bukit hingga sampai di area sungai, ini adalah jalur tegak lurus tapi tersedia injakan dan pegangan namun tetap saja harus berhati-hati. Dan sampai di bawah kemudian menyusuri sungai hingga mencapai air terjun yang lumayan tinggi. Jadi air terjun ini berada di tengah-tengah antara Goa Tetes dan Tumpak Sewu/Coban Sewu. Keduanya masing-masing berjarak sekitar 150m ke air terjun ini.
Air terjun sebelum menuju Tumpak Sewu
Melewati jalan di celah bebatuan, melewati jalan di dekat air terjun, terasa bagai di dalam film-film petualangan hehehehe... Selanjutnya menyisiri bantaran sungai yang berwarna kecoklatan (padahal air terjun di sepanjang tebing sangat jernih), coklat karena salah satu aliran air Tumpak Sewu berasal dari sungai yang berwarna coklat karena penambangan pasir.

Sekitar 100m setelah air terjun (masih ada) loket masuk ke Tumpak Sewu dengan tarif yang masih sama Rp. 10.000/orang. Harap di catat, loket ini sudah masuk wilayah Malang yang mana Tumpak Sewu di sebut Coban Sewu jika melewati gerbang Malang. Sekitar 50m kemudian kita melewati jembatan besi yang cukup untuk satu orang. Sampai di seberang sungai kemudian menaiki sedikit bukit maka sampailah kita di area Tumpak Sewu. Keluar dari lembah, menyaksikan kemegahan Tumpak Sewu ini berasa berada di dunia lain.

Berbeda dengan kunjungan sebelumnya, sekarang debit air Tumpak Sewu lebih besar. Walaupun warna air dari aliran sungai (yang paling besar) tidak terlalu coklat tapi cukup membuat aliran sungai berwarna kecoklatan. Inilah bukti pepatah yang mengatakan “Gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga” hahahha.

Kali ini kami melakukan hal yang dulu terlewatkan, yaitu menaiki tebing yang ada di sisi sebelah kanan. Di atas kami bertemu bapak pemilik peginapan yang menjadi guide bagi 2 orang tamu. Di atas tebing ini juga ada area yang lumayan luas dan rata, membuat kita leluasa menikmati air terjun dengan leluasa. Dari atas sini terlihat pelangi yang muncul akibat perpaduan sinar matahari dan tampias akibat derasnya debit air.

Untuk foto-foto antimainstream kita bisa mengambil posisi di atas sebuah batu yang agak menonjol. Untuk mendapatkan foto yang ciamik, fotografer nya bisa mengambil dari bawah sehingga didapat object foto dengan latar ketinggian Tumpak Sewu. Tentu saja untuk ke batu tersebut butuh keberanian. Hati-hati jangan sampai terpeleset karena di bawahnya langsung ke bebatuan. 
View Tumpak Sewu dari tebing sebelah kanan

View Tumpak Sewu dari tebing sebelah kanan
View Tumpak Sewu dari tebing sebelah kanan
View Tumpak Sewu dari tebing sebelah kanan
Pelangi di Tumpak Sewu
Karena hari Jum’at, hanya beberapa orang saja di area ini. Dan karena hari Jum’at juga kami harus buru-buru kembali sebelum tengah hari. Untuk trek pulang, kami mengambil rute seperti waktu datang yaitu via Goa Tetes. Di air terjun sebelum Goa Tetes kami berenang, menikmati air yang jernih bak kristal. Sangat menyegarkan....

Sampai di penginapan, bersih-bersih dan lanjut sholat Jumat di mesjid yang tidak jauh dari penginapan. Selanjutnya checkout sekitar jam 14.00.

Karena Noey belum pernah ke Coban Ciblungan (saya dan Revan sudah pernah), kami mampir sebentar karena lokasinya yang tidak begitu jauh dari jalan raya Malang-Lumajang.

Coban Ciblungan
Coban Ciblungan
Melanjutkan perjalanan ke Malang yang berjarak sekitar 2 jam, kami mampir makan siang di warung yang dulu kami pernah mampir. Mengejutkan, mbak yang jaga warung ingat sama kita dan sapaan pertamanya “Ke Tumpak Sewu lagi ya mas?”, “Mbak yang dulu gak ikut? (maksudnya Kusti yang dulu ikut).... mudah-mudahan kalau dikasih umur panjang kami akan kembali lagi ke Tumpak Sewu... Aamiin...!

Baca juga link terkait:
- Sumber Telu, Panorama Coban Kapas Biru dan Coban Gampit
- Coban Srengenge dan Coban Gintung  
- Coban Kabut Pelangi
- Coban Kapas Biru 
- Coban Kaca dan Coban Rais 
- Air Terjun Madakaripura, Coban Lawean dan Coban Kembar 
- Coban Rondo dan Labirin Coban Rondo
- Sumber Siji, Sumber Pitu dan Sumber Papat
- Coban Putri Ayu/Coban Buntung, Coban Kodok dan Grojogan Sewu

Labels: , , , , , , ,

Saturday, October 6, 2018

Jelajah Malang-Lumajang: Tumpak Sewu/Coban Sewu dan Goa Tetes

Dari Coban Tundo dan Coban Pendowo kami melanjutkan perjalanan menuju Tumpak Sewu yang tidak jauh dari perbatasan Lumajang dan Malang. Mengikuti Google Maps kami melewati dan memasuki jalan-jalan desa yag tidak tahu entah dimana hahahaha. Begitu memasuki jalan raya propinsi akhirnya kamipun lega, han ya saja sepanjang jalan susah ditemukan rumah makan. Berjarak sekitar 45 menit sebelum tujuan akhirnya kami menemukan warung makan. Saya, Revan dan Kusti menikmati makan siang yang sudah terlambat ini.

Melanjutkan perjalanan, sebenarnya di sisa 45 menit perjalanan ini kalau kita melihat di peta banyak terdapat air terjun. Kami hanya melihat spanduk/papan petunjuk untuk Coban Srengenge dan Coban Ciblungan.

Sebelum perbatasan Lumajang-Malang kita akan melewati seuah jembatan dengan air sungai yang berwarna kecoklatan karena kegiatan penambangan pasir. Sungai ini juga merupakan aliran lahar dingin Gunung Semeru. Nah kalau kita melihat foto Tumpak Sewu yang persis berada tidak jauh dari jembatan ini, akan terlihat satu aliran air yang berwarna coklat. Sementara air terjun yang lain nya berasal dari mata air yang keluar dari celah bebatuan.

Melewati perbatasan, kami sampai di gerbang utama Tumpak Sewu. Kami mendapatkan penginapan di rumah warga tidak jauh dari gerbang ini. Tarif menginap semalam Rp. 50.000/orang. Karena bertiga, kami menempati 2 kamar. 

Seperti cuaca di dataran tinggi pada umumnya, mulai sore terlihat kabut dan hujan rintik-rintik. Dan tentu saja kalau malam cuaca nya sangat dingin, dan terbayang kan kalau kita kesana di musim hujan?. Nah, lagi-lagi di sini susah mencari rumah makan, mengingat tempat ini adalah tujuan wisata yang ramai. Malam itu kami hanya makan baso!!.

Pagi-pagi gerimis. Berjalan kaki kami menuju ke Tumpak Sewu yang hanya berjarak sekitar 100m. Ini adalah gerbang utama. Untuk menuju Tumpak Sewu 2 gerbang lain yaitu via Malang dan satu lagi via Goa Tetes. Gerbang utama ini terkenal dengan Panorama, yaitu view Tumpak Sewu dari atas. Untuk memasuki gerbang ini kita harus membayar Rp. 10.000/orang. Jarak dari gerbang ke spot foto sekitar 200m, melewati jalan setapak menurun yang kiri kanannya adalah kebun Salak, ya kebun salak everywhere hahahaha.
Gerbang utama Tumpak Sewu
Trek menuju Panorama Tumpak Sewu
Sampai di spot foto, yang berada di pinggir tebing, terlihat Tumpak Sewu yang sedang berkabut. Kabut yang muncul seiring naiknya suhu. Tidak terlihat Gunung Semeru, hanya langit yang  berwarna abu-abu. Butuh waktu sangat lama untuk mengambi foto Tumpak Sewu tanpa kabut pagi.
Meskipun masih pagi, pengunjung sudah berdatangan. Jam sudah menunjukkan jam 8.30, dan masih gerimis. Rencana kami untuk turun ke bawah akhirnya kami batalkan karena pastilah tangga dan jalan setapak ke bawah jadi licin sementara dalam kondisi biasa saja sudah ekstrim. 
Tumpak Sewu yang sedang berkabut
Tumpak Sewu yang sedang berkabut
Tumpak Sewu yang sedang berkabut
Tumpak Sewu yang sedang berkabut
Kembali ke penginapan, menggunakan motor, kami menuju gerbang Goa Tetes yang berjarak sekitar 300m dari penginapan. Di sini tarif parkirnya Rp. 5.000 dan tiket masuk Rp. 5.000/orang. Nah, dibandingkan gerbang lainnya, di sini kondisi jalannya tidak terlalu ekstrim meski menurut saya sudah ekstrim hahahaha. Juga jalan di sini dari gerbang ke Goa Tetes sudah berupa tangga-tangga semen yang sudah tidak utuh. Hanya saja jalurnya lebih jauh tentunya, sekitar 500m. 
Trek menuju Goa Tetes
Trek menuju Goa Tetes
Trek menuju Goa Tetes
Setelah memutar sisi bukit, sampailah di Goa Tetes yang terlihat dari atas berupa air terjun kecil-kecil yang melewati bebatuan yang berwarna kecoklatan. Di sisi atas terlihat Goa yang sisi-sisi bebatuannya di jatuhi air. goa ini berada di sisi bukit jadi kita belum sampai di bawah lembah. Semakin mendekati goa ini, semakin terlihat keindahannya. Air terjun yang tadinya kelihatan kecil, terlihat besar. Yang lebih menakjubkan lagi, air terjun ini keluar kemelewati bebatuan sehingga airnya sangat jernih dan dingin. Karena berada di sisi tebing, kita harus sangat hati-hati melangkah meskipun bebatuannya tidak terlalu licin.
Goa Tets
Goa Tetes
Goa Tetes
Goa Tetes
Goa Tetes
Udang di area Goa Tetes
Di sini kiri adalah bagian favorit saya, karena di sini terdapat air terjun yang debitnya paling besar dengan bebatuan yang tidak kalah eksotik.
Sisi lain Goa Tetes
Sisi lain Goa Tetes
Sisi lain Goa Tetes
Sisi lain Goa Tetes
Sisi lain Goa Tetes
Dari Goa Tetes selanjutnya kami melewati trek yang ekstrim. Melewati jalur air dan selanjutnya menurun hingga melewati jalur yang hanya bisa dilewati dengan berpegang pada tali tambang yang disiapkan.
Menuju Coban Sewu
Menuju Coban Sewu
Menuju Coban Sewu
Menuju Coban Sewu
Sampai di bawah bearti kita sampai di Coban Sewu. Berbeda aliran dengan Goa Tetes, Coban Sewu ini sangat spektakuler. Mempunyai ketinggian lebih dari 50 meter dan mempunyai banyak air terjun sesuai namanya Coban Sewu (sewu=seribu). Melewati tebing bukit degan debit air besar dan deras kemudian membentuk kolam-kolam. Di sini kami menghabiskan waktu banyak berenang dan melepas lelah setelah perjalanan sepulang dari Tumpak Sewu. Airnya sangat jernih dan menyegarkan, dan membuat siapapun ingin berlama-lama di sini.
Coban Sewu
Coban Sewu
Coban Sewu
Dari Coban Sewu kami menuju Tumpak Sewu. Nah kedua air terjun ini mempunyai arti yang sama, yaitu Air Terjun Seribu karena mempunyai banyak air terjun dalam satu lokasi. Melewati lembah dengan tebing-tebing yang menakjubkan yang membuat kita merasa sangat kecil, menuyusuri pinggir sungai dengan pasir gunung dan air yang berwarna coklat (seperti yang saya jelaskan sebelumnya karena ada satu aliran yang dipakai untuk penambangan pasir).
Trek menuju Tumpak Sewu
Trek menuju Tumpak Sewu
Berjalan sekitar 500m akhirnya kami sampai di area Tumpak Sewu. Menakjubkan, spektakuler, amazing..... mungkin itu kata-kata yang terucap pertama kali melihat air terjun ini dari dekat karena tidak ada lagi kata-kata yang bisa menggambarkan keindahannya. Oh iya, di tengah perjalanan kita harus melewati pos penjagaan, di sini kita harus membayar tiket Rp. 10.000/orang.
Tumpak Sewu di balik tebing
Air terjun yang tingginya sekitar 120m dengan banyak sumber, mengelilingi tebing batu membentuk melingkar. Hanya satu air terjun yang bersumber dari aliran sungai yang berwarna coklat, selebihnya air tejun keluar melalui celah-celah bebatuan sehingga kelihatan sangat unik. Air terjun yang keluar dari bebatuan ini sangat jernih, hanya saja bercampur dengan aliran dari sungai yang berwarna coklat sehingga aliran sungai selanjutnya berwarna coklat. Sungai ini akan berwarna jernh di saat-saat tertentu jika tidak ada aktifitas penambangan misalnya disaat libur lebaran.
Tumpak Sewu
Tumpak Sewu
Tumpak Sewu
Tumpak Sewu
Karena tingginya air terjun dan debit yang besar sehingga menimbulkan tampias yang menyebabkan lembah seolah-olah berkabut. Karena selalu basah, bebatuan di sini sangat licin dan menyebabkan lumpur.
Tumpak Sewu
Tumpak Sewu
Untuk mengambil angle lain, ada batu besar yang bisa dinaiki, hanya saja harus berhati-hati. Memang agak susah mengambil foto yang bersih di sini karena tampias menyebabkan kamera basah. Tapi tidak masalah, sudah melihat langsung air terjun ini kami sudah bersyukur.
Setelah puas menikmati air terjun ini dari dekat. Kami kembali menyusuri sungai, di tengah lembah. Di sisi kiri kami melihat beberapa bule melewati tangga yang seolah-olah menggantung di tebing yang tegak lurus. Ini adalah pintu dari Malang, sebaliknya adalah pintu dari Panorama (gerbang utama).  Selanjutnya kami berhenti di Coban Sewu untuk berenang, selanjutnya melewati Goa Tetes. Di tengah jalan menuju parkiran kami sempat istirahat di saung yang tadinya belum di buka. Tidak banyak pengunjung hari ini.
Berenang di Coban Sewu
Berenang di aliran coban
Sebelum tengah hari, kami meninggalkan penginapan menuju Malang.


 Baca juga link terkait:
- Coban Ciblungan dan Coban Talun

Labels: , , , , , ,