Saturday, October 6, 2018

Jelajah Malang-Lumajang: Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (PJPTS), Pantai Wedi Ciut, Pantai Rowo Gebang dan Tanjung Sirap


Hari ketiga, 19 Agustus 2018.
Hari ini sudah bergabung Kusti jadi jumlah kami menjadi 4 orang, saya, Eddy dan Revan. Tujuan kali ini sebenarnya adalah ke Pantai Gledakan Ciut. Karena di Maps pantai ini terlihat berdekatan dengan Pantai Balekambang kamipun menuju ke arah ini yang sore sebelumnya kami habiskan menikmati sunset.
Sekitar 30 menit perjalanan sampai di pertigaan Balekambang, dan sepertinya penduduk lokal tidak mengetahui lokasi Pantai Gledakan Ciut ini. Akhirnya kami menuju ke jalan sebelah kiri (jalan tanah  yang ada di sebelah kanan jalan masuk Pantai Balekambang). Menyusuri jalan tanah memasuki wilayah hutan konservasi, sangat sedikit sekali terlihat kendaraan melintas.
Kami melewati spanduk petunjuk arah ke Pantai Sirap tapi mengingat jalan masuknya terlihat sangat jelek kamipun terus hingga sampai ke Pantai Kondang Merak. Berharap ada jalan menuju ke Pantai Gledakan Ciut ternyata kami salah. Karena tidak ada sinyal untuk mengecek Maps akhirnya kamipun kembali dan bermaksud mengunjungi Pantai Tanjung Sirap yang tadi kami lewati.
Spanduk petunjuk arah ke Tanjung Sirap
Kondisi jalan
Sampai di pertigaan, memasuki wilayah hutan dan tentu saja kondisi jalan yang tidak bagus. Sampai di parkiran terlihat sepi aktifitas. Kami pun parkir di salah satu warung yang tidak terlihat penjaganya. Beberapa saat, kami didatangi petugas untuk membayar karcis yang cuman Rp. 5.000. Selanjutnya kamipun bebas menikmati wisata pantai di area ini.

Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (PJPTS)
Pantai ini pastinya yanag pertama kali kita temukan di area ini. Pantai ini tepat berada di sisi kanan Pantai Balekambang, jadi dari sini terlihat jembatan dan Situs Balekambang. Hanya saja akses ke Balekambang dan sebaliknya ditutup.
Pantai ini berpasir putih dengan ombak yang memecah jauh ditengah sehingga pantainya landai. Juga terlihat beberapa bagian pantai berdasar baru karang berwarna hijau karena lumut sehingga terlihat eksotik.


Seperti Pantai Balekambang, yang sangat menarik dan menjadi ikon di sini adalah Jembatan yang menghubungkan Pulau Karang yang berjarak sekitar 100m dari pantai. Dari jembatan ini pulalah nama pantai ini berasal yaitu Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS) atau cukup disingkat Pantai Jembatan Panjang.
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS)
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS)
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS)
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS)

View pantai dari Jembatan Panjang
Menyusuri jembatan, kamipun berkeliling pulau melewati jalan setapak yang rapi. Di beberapa titik terdapat area spot foto. Dari titik ini kita bisa melihat pantai secara keseluruhan dan memandang jauh ke laut lepas, Samudra Hindia. Terlihat batu-batu karang dengan ombang besar yang menghempas.
View dari Jembatan Panjang
View dari Jembatan Panjang
View dari Jembatan Panjang
View pulau karang dari Jembatan Panjang
 
Pantai Wedi Ciut
Pantai ini bisa kita temukan on the way menuju Tanjung Sirap yaitu bebatuan karang yang menjorok ke laut. Pantai ini tidak sulit ditemukan hanya saja butuh sedikit perjuangan menuju ke sini. Dari loket depan terdapat pertigaan, ambil ke arah kanan dari pintu masuk. Karena jalannya kecil dan cukup untuk motor jadi pantai-pantai di sini sepertinya terabaikan.
Kurang dari satu kilo perjalanan, kami menemukan pantai ini dan tentu saja, tidak ada pengunjung selain kami berempat. 
Berasa punya pantai pribadi
Berasa punya pantai pribadi
Asrinya Pantai Wedi CIut
Asrinya Pantai Wedi CIut
Asrinya Pantai Wedi CIut
Pantai ini lagi-lagi, berpasir putih, dengan air yang sangat bening berwarna hjau tosca. Berada di pantai ini terasa memiliki pantai pribadi.
Di sebelah kiri terdapat tebing batu dimana ombak memecah dan lumayan besar. Karena ada pohon besar maka lokasi ini bisa dipakai untuk beristirahat dari panasnya matahari.
Bebatuan karang di Pantai Wedi Ciut
Bebatuan karang di Pantai Wedi Ciut

Pantai Rowo Gebang
Pantai ini tidak beberapa jauh dari Pantai Wedi Ciut, atau dibalik bukit sebelah kanan. Seperti pantai sebelumnya, pantai ini juga tidak ada pengunjungnya, hanya kami berempat.
Asrinya Pantai Rowo Gebang
Asrinya Pantai Rowo Gebang
Sama seperti pantai sebelumnya, Wedi Ciut, pantai ini juga berpasir putih dengan warna air hijau tosca. Kedua pantai ini terlihat sangat mirip hanya saja pantai ini memiliki garis pantai yang lebih panjang dibandingkan dengan Pantai Wedi Ciut.
Asrinya Pantai Rowo Gebang
Asrinya Pantai Rowo Gebang
Di sebelah kanan terdapat bukit karang yang landai. Dari karang ini kita bisa mengambil foto pantai keseluruhan. Hanya saja, hati-hati karena ombak yang memecah karang lumayan besar.
Tebing di sisi kiri pantai
View pantai dari atas tebing
View pantai dari atas tebing
View pantai dari atas tebing
Pantai Tanjung Sirap.
Di akhir trek, akhirnya kami sampai di Pantai Tanjung Sirap. Pantai ini adalah pantai yang terlihat dari Pantai Kondang Merak. Kami tidak berlama-lama di pantai ini karena bermaksud menuju bebatuan karang yang ada di Tanjung ini.
Pantai Tanjung Sirap
Nah buat kalian yang belum mengerti apa itu Tanjung. Singkatnya, Tanjung adalah bagian daratan yang menjorok ke laut. Lawan dari Tanjung adalah Teluk. Di mana Teluk adalah bagian lautan yang menjorok ke darat.
Untuk menuju karang-karang yang menjorok ke laut ini (lebih terlihat jika kita lihat dari Pantai Kondang Merak), kita harus memarkirkan motor di Pantai dan selanjutnya trekking menaiki bukit melewati pohon-pohon pandan berduri. Di sini kita harus hati-hati karena kiri kanan adalah tebing.
Trek menuju Tanjung SIrap
Trek menuju Tanjung SIrap
Trek menuju Tanjung SIrap
Keluar dari hutan atau tepatnya semak belukar kamipun sampai ke karang-karang Tanjung Sirap ini. Woooow benar-benar fantastis...... sulit dilukiskan dengan kata-kata kalau tidak menyaksikan sendiri keindahan tanjung ini. Kamipun mencari area aman meski tidak terlalu luas dan angin kencang untuk menikmati keindahan tanjung ini.

Di sisi kiri adalah tebing yang langsung menghadap Samudra Hindia, terlihat pantai-pantai berjejer dan tebing-tebing. Ombak besar menghantam karang dan menghasilkan deburan kencang.Terlihat deretan Pantai Rowo Gebang dan Pantai Wedi Ciut.
Tanjung Sirap
Tanjung Sirap
Di ujung tanjung terdapat pulau karang yang sangat unik. Setelah di hempas ombak besar, air laut yang masuk ke karangpun jatuh ke sisi sebaniknya dan menghasilkan air terjun kecil. Fantastis...
Tanjung Sirap
Tanjung Sirap
Tanjung Sirap
Tanjung Sirap
Di sisi kanan juga terdapat pulau karang yang tidak kalah bagusnya. Dan dari sisi ini kita bisa melihat Pantai Kondang Merak di kejauhan.
Sangat puas rasanya menikmati area Tanjung Sirap ini, dengan deretan pantai-pantai fantastis dan pulaupulau karangnya. Apalagi hanya dengan mengeluarkan uang Rp. 5.000 saja. Dalam saya pun berfikir apakah sebaiknya kondisi ini tetap seperti ini? Dengan kondisi jalan memprihatinkan dan sepi pengunjung atau kondisi bagus, ramai pengunjung tapi akan merusak kondisi pantai-pantai ini? Hanya waktu yang menjawabnya......



Baca juga link terkait:

Labels: , , , , , , , , ,

Jelajah Malang-Lumajang: Pantai Goa Cina dan Pantai Balekambang


Pantai Goa Cina
Pantai ini berada tidak jauh dari Sendang Biru. Pantai ini termasuk salah satu pantai yang populer untuk wisata pantai di Malang Selatan selain Pantai Tiga Warna dan Pantai Balekambang. Dari Sendang Biru menuju arah barat dimana arah ini terdapat banyak pantai-pantai yang jaraknya berdekatan.
Sekitar 5 km menyusuri jalan beraspal mulus, di sebelah kiri jalan terdapat sebuah mesjid, Mesjid Cheng Hoo, yang sangat mencolok. Mesjid ini berarsitektur Cina yang di dominasi warna merah. Seperti kita ketahui, Laksamana Cheng Hoo adalah salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang berasal dari Cina. Tak berapa jauh dari mesjid ini terdapat gapura besar yang juga berasksitektur Cina yang menunjukkan lokasi wisata Pantai Goa Cina. Dari gapura ini kita menyusuri jalan sejauh kurang dari 2 km.
Di loket karcis, kami membayar Rp. 12.000/orang. Tidak beberapa jauh, sampai diparkiran, dan kembali membayar biaya parkir yang cukup mengejutkan, Rp. 15.000 untuk sebuah motor. Di bandingkan dengan semua lokasi wisata yang pernah kami kunjungi inilah karcis parkir motor yang paling mahal hahahaha.
Memasuki area wisata ini, terlihat arsitektur-arsitektur bernuansa Cina, seperti gapura dan mushola. Di pulau karang terdapat jembatan yang dan tangga untuk menuju ke puncak. Tiket masuk untuk ke bukit ini Rp. 10.000/orang, di sini juga ada penginapan yang berada di pulau karang kecil ini. Di pintu lain menuju pulau karang ini terdapat goa yang tidak begitu besar, untuk memasuki gua ini pengunjung harus membayar lagi Rp. 5.000.
Gapura berarsitektur Cina
Goa Cina
Selain pulau karang yang saya sebutkan di atas, masih ada pulau-pulau lain yang yang berdekatan dengan pantai ini. Pantai ini mempunyai keunikan tersendiri, sebagian berpasir putih dan bagian lain berkarang yang ditumbuhi lumut yang terlihat jelas ketika pasang surut.
Pantai Goa Cina
Ada 2 bagian di pantai ini. Mengambil patokan pulau karang yang ada goa nya, di bagian kiri adalah wilayah pantai dimana pengunjung dilarang berenang. Di bagian ini sebagian berpasir putih, berkarang dan sebagian terdiri dari kulit aneka kerang yang sudah mati.
Bagian pantai dengan pasir koral
Bagian pantai berpasir
Bagian pantai dengan pasir koral

Bagian pantai dengan pasir koral
Bagian pantai dengan karang berlumut
 Di bagian kanan, pengunjung diperbolehkan berenang meski tidak boleh terlalu jauh dari pantai. Terlihat beberapa pengunjung asing berenang di sini. Di pantai ini didominasi oleh pasir putih.
Karena sudah semakin sore, kami selanjutnya menuju Pantai Balekambang untuk menyaksikan sunset.
Lokasi pantai untuk berenang
Lokasi pantai untuk berenang
Lokasi pantai untuk berenang

Pantai Balekambang
Pantai ini berada sekitar 20km dari Pantai Goa Cina atau sekitar 30 menit perjalanan menggunakan motor. Masih menuju ke arah Barat hingga sampai di pertigaan jalan menuju ke kota Malang. Di kiri jalan terihat papan petunjuk arah serta baliho sehingga siapapun yang lewat jalan ini tidak akan salah arah. Dari gerbang depan kita memasuki wilayah hutan yang lumayan gelap apalagi di sore hari. Karena wilayah ini masuk ke dalam hutan konservasi sehingga di kiri kanan jalan terlihat pohon-pohon besar. Kondisi jalan, seperti kebanyakan di hutan konservasi atau Taman Nasional yaitu aspal yang rusak, berbatu-batu/makadam.
Kondisi jalan menuju Pantai Balekambang
Sampai di pantai, kami harus membayar tiket masuk Rp. 12.000/orang dan parkir motor Rp. 5.000. Karena pantai ini salah satu pantai favorit warga, terlihat banyak pengunjung di pantai ini. Selain menyaksikan sunset, pengunjung juga banyak yang mengunjungi Situs Balekambang, yaitu pura yang berada di pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan. Nah tidak jauh dari situs ini juga terlihat pulau karang dan jembatan yang mirip, itulah Jembatan Panjang Tanjung Sirap (JPTS). Meskipun berbatasan, tapi akses kedua pantai di tutup, jadi untuk ke JPTS kita harus memutar melewatin jalan yang tidak kalah jeleknya. 
Pantai Balekambang di sore hari
Situs Balekambang
Meskipun sunset nya tidak pas menghadap pantai (mengarah ke JPTS) tapi cukup memberi kesan yang tak terlupakan penutup petualangan hari ini.

Labels: , , , , , ,