Monday, November 26, 2018

Curug Dengdeng: Kunjungan Yang Tertunda


Curug Dengdeng
Curug ini berada di Kampung Cikarawang, Desa Leuwibatu, kecamatan Rumpin, kabupaten Bogor. Dulu saya dan Revan sempat mencari keberadaan curug ini (waktu itu belum masuk Maps), tapi ujung-ujungnya ke Curug Rahong dan Danau Quarry ex. Jayamix. 
Dulu kami mencari di daerah Rumpin lewat Ciseeng yang artinya jauh ke dalam padahal lokasinya tidak begitu jauh dari Jalan Raya Leuwiliang. Jadi, setelah kembali dari Kawaci dan Curug Love, karena masih siang kami mencari lokasi curug terdekat di Maps, ternyata Curug Dengdeng lah yang paling dekat.
Keluar dari pertigaan Leuwisadeng, sebelum jembatan Leuwiliang ada pertigaan ke arah Rumpin. Jadi kalau dari Bogor kota, pertigaan ini berada setelah pasar Leuwiliang terus Jembatan Leuwiliang, dan tidak jauh dari jembatan langsung belok kanan ke arah Rumpin. Dari pertigaan ini kita akan memasuki perkebunan karet yang jalannya lumayan sempit tapi cukup untuk mobil, juga kondisi jalannya tidak terlalu bagus. 
Kondisi jalan
Jarak dari jalan raya Leuwiliang ke arah Curug Dengdeng sekitar 5-6km. Hanya saja, karena tempat ini tidak dikelola, jadi tidak tersedia parkiran, dan sangat beresiko kalau parkir di pinggir kebun karet. Jadi, sekitar 100 m ada rumah penduduk (sebelah kiri jalan),kami menumpang parkir di sini. Sebenarnya ada sebelum rumah ini, ada pesantren sederhana tapi tidak boleh menitipkan kendaraan di pesantren ini. nah, kami minta salah satu santri sini untuk mengantar ke curug.
Pesantren dekat lokasi curug
Dari pesantren, kira-kira 50m, kami masuk perkebunan karet hingga mencapai tabing sungai. Di sini guide kami tidak mau lagi mengantar, yang ternyata ada kakaek-kakek yang ‘menguasai’ tempat ini. kakek-kakek ini juga muncul di review Maps hahahha...!.
Trek menuju Curug Dengdeng
Trek menuju Curug Dengdeng
Dari pinggir tebing sungai ini kami diantar sama kakek-kakek yang nungguin curug ini. Dari sini sebenarnya sudah terlihat Curug Dengdeng dari kejauhan. Jadi ari jauh bisa terlihat view curug keseluruhan yang bertingkat. Kalau dari dekat yang terlihat curug bagian bawah dan sebagian yang atas. Setelah menyeberang sungai, kemudian lanjut trekking normal sekitar 200m hingga mencapai depan curug. 
Mendekati area sungai
Menyeberangi sungai
Beruntung sekali pas kami datang airnya mempunyai debit yang deras, airnya berwarna hijau tosca dan bening, berbeda sekali dengan foto-foto yang kami liat di internet yang umumnya berwarna coklat hehehe. Curug ini mempunyai dua undakan, undakan pertama tidak terlihat dari dekat. Dari undakan pertama, air melewati celah bebatuan tebing dan kemudian mengalir membentuk undakan dua/curug utama.
Befoto di depan Curug Dengdeng
Noey dan Curug Dengdeng
Revan dan Curug Dengdeng
Curug Dengdeng

Curug Dengdeng
Area di sekitar curug sangat luas, mirip area di depan Curug Larangan di Sukabumi. Di kelilingi oleh tebing berwarna abu-abu kecoklatan. di kiri depan terdapat pohon yang sangat besar dan di bawahnya terhampar bebatuan besar. 
View depan curug
Tidak lengkap rasanya kalau datang ke curug tidak bereng dan merasakan kesejukan airnya. Untuk mencapai tebing kita harus berenang. Jangan harap di sini ada penyewaan jaket pelampung ya..... !. sampai di tebing kemudian kita harus memanjat hingga sampai di area depan curug. Dari dekat terasa berapa derasnya aliran curug ini. Untuk turun kita bisa loncat ke kolam yang ada di bawah, tapi jangan pas di area tempat jatuhnya air karena berbahaya. Pertama-tama, saya yang loncat, kemudian diikutin Revan dan Noey. 
Curug bagian atas
Revan dan Noey
Di atas tebing
Loncat
Pemandangan dari atas
Noey lagi berusaha naik tebing
Sedang asik-asiknya menikmati curug ini, tidak terasa sudah tengah hari dan memasuki waktu zuhur. Si kakek yang dari tadi menunggu kami, mengingatkan untuk turun dari tebing/area curug. Katanya sih, gantian dengan ‘penunggu’ di sana. Meskipun kedengaran sedikit aneh, dan kebetulan juga sudah puas menikmati curug ini, kamipun ijin kembali dan memberi sedikit tip ke si kakek.
Jadi buat kalian yang mau ke sini, siapkan makanan/minuman karena tidak ada penjual makanan di sini dan buat yang tidak bisa berenang harus menyiapkan jaket pelampung.
===========================
Curug Dengdeng
Lokasi:
Kampung Cikarawang, Desa Leuwibatu
Kecamatan Rumpin, kabupaten Bogor
Biaya:
Parkir dan tips: seiklasnya

Foto bonus: terasering diperjalanan dari Curug Love menuju Curug Dengdeng

Link terkait:

Labels: , , , , , ,

Thursday, November 22, 2018

Mengunjungi Curug Cihear dan Pemandian Air Panas Lebak Buana-Banten


Sebenarnya sudah lama sekali rencana mengunjungi Curug Cihear yang ada di Lebak-Banten atau tepatnya di Gunung Leutik yang berada di desa Cigobang kec. Lebak Gedong, kab. Lebak-Prop. Banten. Curug ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Kesempatan berkunjung ke curug ini yaitu di hari Sabtu, 1 September 2018 ditemani oleh Noey dan Revan. Sebelumnya Noey sudah pernah ke lokasi ini, hanya saja karena hujan dan sungai nya tidak bisa di lewati, jadi tidak sampai ke lokasi curug.
Berangkat dari Bogor kota sekitar jam 6.30 pagi jadi kondisi jalan masih belum terlalu ramai terutama di Dramaga yang biasanya macet. Habis Dramaga terus ke arah Leuwiliang. Makin menjauhi kota Bogor, jalanan semakin sepi hingga sampai di Leuwisadeng dimana ke arah kiri adalah jalan menuju Nanggung dab Malasari. Dari Leuwisadeng terus ke Jasinga. Memasuki Jasinga sudah terasa sekali sepinya jalanan. Jalanan yang mulus dan berkelok-kelok menjadikan perjalanan ini mengasikkan ditambah lagi dengan pemandangan pegunungan berkabut tipis. Di kiri-kanan juga terdapat perkebunan kelapa sawit yang biasa umum kita temukan di daerah Sumatera.
Nah sebelum pertigaan, di kiri dan kanan jalan kita akan melihat 2 lokasi pemandian air panas. Cuman beberapa puluh meter kemudian di pertigaan kami mengambil arah kiri (kanan ke arah Rangkas/Ciboleger). Memasuki jalan ini, kondisi jalan mulai agak jelek, banyak terdapat aspal yang rusak. Dari pertigaan ini kita akan menempuh perjalanan sekitar 8km. tapi meskipun jalannya jelek, pemandangannya sangat lah bagus. Cukup menghentikan mobil di pinggir jalan dan berhenti beberapa menit untuk mengabadikan pemandangan di depan mata. Perjalanan mendekati akhir ketika kami sampai di gerbang desa, sekitar 1 km di depan kami sampai di parkiran di desa Lebang Gedong. Nah sebagai petunjuk, parkiran ini berada beberapa meter dari sebuah mesjid megah yang belum selesai pengerjaannya.
Berhenti sejenak di salah satu spot
Setelah ngobrol dan basa-basi sebentar dengan pemilik warung, kamipun melanjutkan trekking ditemani oleh 2 guide yaitu Kang Suma dan Abah. Awal perjalanan kami langsung jalan mendaki yang mebuat langsung ngos-ngosan hahahahha. Dari sini sudah terlihat bahwa desa ini berada di kelilingi oleh pegunungan. Terlihat dari kejauhan pegunungan berlapis dengan gradasi warna hijau-biru, serta persawahan dan di selang-selangi perkampungan. Mendaki terus... hingga kami sampai di lapangan, ya lapangan bola buat warga kampung, lapangan yang tersembunyi di perbukitan hahahha. Nah menurut cerita guide kami, wilayah ini akan segera dibangun kebun jagung ataupun pabrik pengolahan makanan ayam yang dimiliki oleh perusahaan besar no. 1 pengolah makan ayam, kalian pasti tahu namanya..... Jadi bisa mungkin jalur ini nanti akan ditutup karena menjadi kebun milik swasta dan jalan ke Curug Cihear akan di alihkan, sapa tau....
Trek awal
Masih seger
Dari lapangan bola kami memasuki perkebunan manggis, cengkeh dll milik warga dengan kondisi jalan menurun yang terus menurun. Beberapa saat perjalanan, keluar dari perkebunan kami sudah bisa menyaksikan Curug Cihear di kejauhan. Melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya kami sampai di aliran sungai, yaitu Sungai Ciberang. Kebetulan air sungai sedang surut tapi tetap harus berhati-hati menyeberang karena arusnya kuat. Kalau air sungai ini meluap atau ketika hujan, pengunjung dilarang menyeberang. Nah di sungai ini juga, tahun 2017 ada 4 orang personnil ABRI yang terbawa arus dan meninggal. Jadi buat kalian yang ke sini perhatikan kondisi cuaca..!!!.
Curug Cihear di kejauhan
Kondisi trek
Kondisi trek
Menyeberang Sungai CIberang
Sampai di seberang, kita sudah memasuki kawasan Taman Nasional. Di sini sudah tidak terlihat kebun warga. Yang ada hanya pohon-pohon hutan tropis. Di sini kita harus berjalan sangat hati-hati karena kita berjalan di pinggir tebing/jurang yang di bawahnya adalah aliran sungai Ciberang. Sesekali kita melewati jembatan kayu yang ada dipinggir tebing.
Trek di bibir jurang
Mendekati curug, kami dihadapkan dengan tebing yang curam. Tidak ada tali untuk berpegangan, hanya mengandalkan bebatuan dan akar pohon. Sampai di atas, di daerah bebatuan, sampailah kami di curug yang di tuju, Curug Cihear. Terdengan suara bergemuruh, sesuai dengan nama aslinya Curug Ciear (ci=air, ear=bergemuruh dalam bahasa Sunda).
Trek akhir menuju curug
Tidak dapat dipungkiri lagi, inilah salah satu air terjun terindah yang pernah saya lihat sebelumnya. Air terjun ini ada 2 bagian utama. Yang kami lihat ini mempunya ketinggian sekitar 142m. Melewati tebing batu dengan kemiringan sekitar 80 derajat, terlihat air sungai yang mengalir bukan jatuh. Sebelum sampai di bawah air ini mengalir menjadi beberapa bagian seperti menjari. Selanjutnya air ni jatuh ke jurang di bawah sana yang tidak terlihat dari atas seutuhnya.
Akhirnya sampai di depan Curug Cihear
Akhirnya sampai di depan Curug Cihear
Akhirnya sampai di depan Curug Cihear
Meskipun curug ini tidak bisa dilihat seutuhnya karena kondisi nya berada di pinggir tebing, kita bisa melihat sebagian besar dari tebing bukit yang ada di depannnya. Untuk mencapai tebing di seberang ini kita harus melewati bebatuan. Dari sini, meski dengan gerakan terbatas, kita bisa melihat kecantikan curug ini, sekali lagi, tidak seutuhnya!. Karena berada di bibir tebing yang tingginya lebih dari 100m, kita harus berhati-hati di area ini.
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Curug Cihear yang mempesona
Mengambil foto dari tebing di seberang curug
Selanjutnya kami menuju curug tingkat atas dimana curug ini tidak terlihat dari curug utama. Mengambil sisi kiri curug kami melewati tebing batu yang sangat curam. Di sini kita mengandalkan pijakan batu yang terkadang longor dan akar-akar tanaman. Meskipun tingginya sekitar 50m, tapi jalur ini sangat ekstrim.


Sampai di atas, terlihat curug yang tingginya sekitar 6m dengan arus yang sangat deras. Di atasnya terlihat aliran sungai dengan curug-curug kecil dan kolam-kolamnya. Di lokasi ini kami istirahat sejenak, di pinggir tebing curug, memandang ke depan ke perbukitan serta ujung tebing tempat jatuhnya air tejun utama, cantik sekaligus menegangkan.
Curug Cihear bagian atas
Curug Cihear bagian atas
Curug Cihear bagian atas
Turun dari tingkat atas ke bagian curug utama, ini adalah hal yang paling menegangkan yang pernah saya alami setelah trek menuju Curug Geblug dari Desa Ciasihan. Pegangan berupa akar tanaman serta pijakan kecil batu tebing adalah sesuatu yang sangat berharga. Juga tebing-tebing bukit sepanjang perjalanan menuju sungai Ciberang juga membuat kita harus ekstra hati-hati. Hal konyol yang saya alami pas jalan pulang adalah patahnya titian kayu yang ada di bebatuan di sewatu menyeberang sungai sehingga jatuh dan hampir terbawa arus hahahaha. Tapi perjalanan hunting curug kali ini sangat seru, lebih seru dari sebelumnya....


Wisata Air Panas Lebak

Capek dan letih, tentu saja ini yang kami rasakan setelah trekking menuju Curug Cihear. Selanjutnya, dipertigaan Cipanas kami mampir ke Air Panas Lebak yang tidak jauh dari pertigaan. Karena hari libur dan kebetulan lokasinya persis di pinggir jalan raya maka wana wisata ini banyak dikunjungi wisatawan lokal.

Ada 2 lokasi pemandian air panas yang saling berhadapan. Kami memilih Pemandian Air Panas Lebak Buana yang kebetulan yang pertama kali kami  temui (sebelah kanan dari arah Curug Cihear).

Pintu masuk kolam air panas

Untuk tiket masuk kami harus membayar Rp. 12.000/orang dan parkir Rp. 5.000. setelah parkir, hal pertama yang kami lakukan tentu saja, mencari makan siang.


Setelah makan siang, selanjutnya kami berencana berenang di kolam air panas. Kolam air panas di sini tersedia beberapa kolam. 1 kolam untuk dewasa dan 2 kolam buat anak-anak.


Kondisi kolam
Sumber mata air panas berada di satu kolam khusus. Berbeda dengan sumber air panas seperti di Gunung Pancar, Ciseeng, Cisolok ataupun di Sabang, air panas di sini sangat jernih, tidak ada bedanya dengan air pegunungan. Bedanya lagi, tidak tercium bau belerang yang kuat. Jadi, kolam di sini tidak berbeda dengan kolam renang biasa hanya saja airnya sangat panas. Ya.. sangat panas!.

Sumber air panas

Hanya duduk-duduk dipinggir kolam
Kedalaman kolam dewasa sekitar 1.5m, karena airnya sangat panas tidak terlihat pengunjung yang berenang. Kebanyakan pengunjung hanya duduk-duduk di pinggir kolam sambil merendam kaki. Meskipun begitu, kami mencoba masuk ke kolam meskipun tidak lama.

Berendam meski cuman sebentar
Pengunjung hanya berada di pinggir-pinggir kolam
Hanya sebentar di kolam ini, selanjutnya kami mencari tempat berkemah untuk semalam ini. Jadi buat traveler yang kembali dari Curug Cihear ataupun dari Rangkasbitung tidak ada salahnya mampir di sini melepaskan kepenatan.

Link terkait:
- Kawasan Wisata Cikaret (Kawaci) dan Curug Love
- Curug Dengdeng-Rumpin

Labels: , , , , , , , , , ,