Wednesday, April 17, 2019

Jelajah Malang-Lumajang: Coban Putri Ayu, Grojogan Sewu dan Coban Kodok


Seperti yang saya ceritakan sebelumnya bahwa di sekitar Sumber Pitu ada coban lain yang baru dibuka. Janjian dengan bapak penjaga Sumber Pitu untuk mengantar ke Coban yang disebut Coban Putri Ayu ini, ternyata si bapak sedang mengantar tamu sehingga kami diantar oleh anaknya. Saya berboncengan dengan guide kami (saya lupa namanya hahahha) sementara Revan dan Noey bawa motor sendiri-sendiri.

Berbalik arah, sampai di suatu pertigaan ke arah kiri (dari Sumber Pitu), memasuki wilayah hutan dan perkebunan. Jalannya berupa tanah merah. Hanya terlihat satu rumah slama perjalanan kami ke Coban Putri Ayu. Melewati jalan licin dan melewati anak sungai kemudian menaiki bukit-bukit landai serta beberapa pekerja yang sedang memperbaiki akses jalan masuk. 
Jalan menuju Lembah Putri Ayu
Dari pertigaan sekitar 1-2km sampailah kami di lembah yang disebut Lembah Putri Ayu. Parkir di pinggir tebing sudah terlihat dua air terjun. Di sisi kanan terlihat air terjun yang lumayan besar (sepertinya buatan??) sementara di bawahnya berupa bukit yang sedang dibersihkan sehingga aliran airnya membawa tanah merah.
Coban Putri Ayu

Coban Putri Ayu
Yang menarik adalah, sebuah air terjun yang berada di lembah sempit, kalau di Google Maps coban ini disebut Coban Buntung. Untuk mendekati coban ini kita harus memanjat bebatuan yang sedikit licin. Di depan coban terdapat pelataran yang lumayan luas. Coban sendiri mempunyai ketinggian sekitar 15m berair bening dan dingin. 
Coban Putri Ayu/Coban Buntung
Coban Putri Ayu/Coban Buntung
Kami hanya sebentar di sini karena fasilitas dan pendukung nya belum tersedia, masih tahap pembangunan atas swadaya masyarakat. Juga karena mulai gerimis kami meninggakan lokasi ini yang masih gratis ini. Setelah memberi tips pada guide, kamipun berpisah.

Lewat tengah hari kami istirahat sambil melihat-lihat peta kira-kira lokasi curug mana yang bisa di kunjungi. Kami pun sepakat untuk mengunjungi Grojogan Sewu yang berada kira-kira 1 jam perjalanan dari Batu.

Ke Grojogan Sewu ini sangat gampang, karena berada di pinggir jalan raya Malang-Kediri/Blitar (Desa Bendosari). Karena kita mengikuti jalan utama jadi kondisi jalannya ramai yang didominasi oleh bis-bis antar kota. Jalan raya ini berada di pinggir sungai yang lumayan besar dan berarus deras, dan biasanya sungai ini juga dipakai untuk wisata arung jeram. Hanya saja saat itu air sungainya berwarna coklat, bau dan banyak sampah.

Sampai di petunjuk arah Gorjogan Sewu, kami parkir di pinggir jalan dekat bantaran sungai. Kemudian menyeberangi sungai melalui sebuah jembatan permanen. Berjalan kira-kira 100m kemudian kami sampai di loket pembayar. Tiap pengunjung dikenakan ongkos masuk Rp. 5.000. dari loket kemudian berjalan sekitar 50m kita sudah bisa melihat Grojogan Sewu.
Grojogan Sewu
Grojogan Sewu
Begitu memasuki area air terjun kita disambut dengan banguan bernuansa China, dengan didominasi warna merah. Di tengah-tengah terdapat gazebo, dan di kanan terdapat toilet dan ruang ganti. Unik nya di sini terdapat tempat sembahyang umat Islam (mushola), Hindu dan Budha sehingga kita bisa mencium aroma dupa di sini.

Curugnya sendiri mempunyai ketinggian sekitar 25-30m dengan debit air yang tinggi sehingga area sekitarnya selalu basah terkena tampias. Airnya jernih dan sejuk. Meskipun ada tulisan dilarang berenang dan terdapat pembatas buat pengunjung tapi ternyata diperbolehkan berenang di sekitar air terjun.
Karena suasananya sangat rindang karena dinaungi oleh pohon-pohon besar membuat air terjun ini banyak di kunjungi wisatawan terutama keluarga juga karena aksesnya yang sangat gampang.

Melihat Maps, ternyata sekitar sini terdapat Coban Perawan, sementara jam sudah menunjukkan pukul 15.30. karena penasaran kamipun menuju Coban Perawan yang berjarak sekitar 3km. Sampai di lokasi ternyata coban ini tidak bisa diakses kecuali menyeberangi sungai meskipun kecil tapi berarus deras. Kamipun kembali ke arah pulang dan sempat mampir di salah satu penjual duren yang banyak di jalur Malang-Kediri ini. Lumayan enak, Rp. 200.000 dapat 3 butir.
Menikmati duren
Masih penasaran, melihat peta terdapat Coban Kodok yang tdak jauh dari posisi kami berada. Berjarak sekitar 7km atau 15 menit perjalanan. Mengikuti Google Maps, memasuki perkampungan dan perbukitan akhirnya kamipun sampai di Coban Kodok. Sayang sekali kondisi cobannya kering sekali, sangat berbeda dengan foto yang kami lihat di Maps. Memang kalau dilihat, coban ini sangat tinggi, mempunyai tebing berwarna kehitaman. Mungkin kami datang pada saat yang kurang tepat tapi setidaknya sudah mengobati rasa penasaran.
Jalan menuju Coban Kodok
Coban Kodok
Baca juga link terkait:
- Tumpak Sewu/Coban Sewu dan Coban Ciblungan (kunjungan kedua)
- Sumber Telu, Panorama Coban Kapas Biru dan Coban Gampit
- Coban Srengenge dan Coban Gintung 
- Coban Kabut Pelangi
- Coban Kapas Biru 
- Air Terjun Madakaripura, Coban Lawean dan Coban Kembar
- Coban Rondo dan Labirin Coban Rondo
- Sumber Siji, Sumber Pitu dan Sumber Papat
- Coban Kaca dan Coban Rais

Labels: , , , , , , ,

Jelajah Malang-Lumajang: Coban Kaca dan Coban Rais


Malam kedua di Songgoriti-Malang.
Malam ini saya hanya istirahat di kamar sementara Revan dan Noey jalan-jalan ke Alun-alun Batu yang tidak jauh jaraknya dari penginapan. Jadwal besok adalah ke Rais dan siangnya perjalanan menuju Probolinggo (Air Terjun Madakaripura).
Sekitar jam 7 pagi kami sudah checkout dan berangkat menuju Coban Rais. Coban ini berjarak 10 km lebih dari penginapan tapi ke arah Malang kota dan Probolinggo. Coban Rais berada di satu kawasan dengan Batu Flower Garden, salah satu wana wisata yang menjadi andalan kota Batu. Jadi, di jamin kalau  ke sini gak bakalan nyasar!.
Gerbang Coban Rais
Sampai di parkiran motor, kami bayar Rp. 5.000, dan menurut juru parkir untuk ke Coban Rais bisa menggunakan ojeg Rp. 25.000 sekali jalan dan ada Coban Kaca (baru dibuka) yang berada di atas Coban Rais dengan tarif Rp. 70.000 PP. Meninggalkan barang-barang di motor kemudian berjalan sekitar 100m dan bertemu pangkalan ojeg. Setelah mendapatkan penjelasan panjang lebar akhirnya kami sepakat  ke Coban Kaca dengan tarif Rp. 70.000 PP. Perjalanan ke Coban Kaca mempunyai trek sepanjang kira-kira 6km.
Awal perjalanan kami melewati jalan licin di rumput dan semak-semak menyusuri kaki Gunung Panderman yang dari jauh terlihat puncaknya. Keluar dari semak-semak kemudian memasuki jalur gunung yang berupa jalan setapak hanya saja dipakai buat motor. Agak-agak mirip dengan jalur ke Curug Penganten dan Curug Lalay di Gunung Sanggabuana. 
Jalur menuju Coban Kaca
Kondisi jalan yg ekstrim
Menyusuri pinggang bukit, di sebelah kiri terlihat jurang yang sangat dalam. Dengan kondisi jalan yang licin, yang kalau hujan jalur ini tidak boleh dilalui, si Bapak ojeg berpesan kalau di beberapa titik dipersilahkan untuk turun karena kondisi yang sangat ekstrim. Memutari bukit hingga sampai di satu titik yang membuat saya harus turun kemudian dilanjutkan hingga sampai di dekat Coban Kaca tingkat 2.
Setelah turun ojeg, kami jalan sekitar 50m ke Coban Kaca tingkat 2. Coban ini tidak terllau tinggi hanya sekitar 4-5m tapi airnya sangat jernih dan dingin. Air Coban Kaca ini mengalir memasuki hutan lindung hingga sampai ke Coban Rais yang ada di bawah.
Coban Kaca tingkat 2
Berjalan ke atas sekitar 100m kami sampai di Coban Kaca tingkat 1 yang merupakan coban utama. Coban ini memunyai ketinggian sekitar 30-40m, debit air tidak terlalu besar meskipun begitu air nya sangat jernih dan dingin karena berada di hulu sungai. Suasananya masih sangat asri, dikelilingi oleh hutan perawan.
Coban Kaca tingkat 1
Coban Kaca tingkat 1
Setelah mengambil foto-foto kami melanjutkan perjalanan dan janjian dengan Bapak Ojeg untuk diantar ke gerbang Coban Rais. Melewati Batu Flower Garden dan berenti gerbang Coban Rais. Di loket kita bayar Rp. 10.000. Dan dekat loket terdapat 2 jalur, yang kiri arah bawah/lembah merupakan jalur khusus ojeg yang biayanya Rp. 25.000 sekali jalan. 
Batu Flower Garden
Salah satu spot di Batu Flower Garden
Salah satu spot di Batu Flower Garden
Untuk pejalan kaki kita mengambil jalur kanan menyusuri saluran irigasi dan pipa-pipa air. Karena sudah memasuki kawasan hutan lindung, kita akan disuguhi pemandangan hijau dari pepohonan dan suara-suara makluk hutan seperti serangga dan burung-burung. Jalur menuju coban ini tidak ekstrim, landai namun lumayan jauh, dan tidak kami prediksi sebelumnya.
Salah satu spot menuju Coban Rais
Salah satu spot menuju Coban Rais
Salah satu spot menuju Coban Rais
Terus mengikuti jalur pipa air yang terlihat sangat banyak, yang menguras air dari hulu sungai sehingga terisisa sedikit yang mengalir di sungai. Juga terlihat bak-bak penampungan air di sepanjang jalur ke coban. Sekitar 45 menit berjalan sampailah di sebuah warung yang sekaligus tempat pangkalan ojeg. Di belakang warung terdapat aliran sungai dan coban kecil. Kemudian kita berjalan menaiki bukit yang tidak terlalu inggi hingga terlihat Coban Rais di kejauhan, karena coban ini memang sangat tinggi dan cukup membuat saya agak tekejut karena di luar dugaan tingginya.
Tingginya Coban Rais dilihat dari kejauhan
Coban Rais
Tidak terlihat banyak pengunjung ke sini. Bisa dihitung dengan jari. Dari jauh coban ini bisa diprediksi mempunyai ketinggian sekitar 80 atau lebih, tapi saya perkirakan bisa sampai 100m. Di kelilingi tebing-tebing curam dan pepohonan yang membuat rindang. Hanya saja, di saung tempat pengunjung beristirahat banyak sekali sampah menumpuk sampai berserakan kemana-mana.
Tak beberapa lama kemudian datang rombongan anak-anak muda dan kami pun memutuskan kembali. Berjalan sampai warung, istirahat sejenak dan Noey melanjutkan ke parkiran menggunakan ojeg saya dan Revan berjalan kaki. Di parkiran, kami istirahat makan siang, persiapan buat ke Probolinggo.
 
Baca juga link terkait:
- Tumpak Sewu/Coban Sewu dan Coban Ciblungan (kunjungan kedua)
- Sumber Telu, Panorama Coban Kapas Biru dan Coban Gampit
- Coban Srengenge dan Coban Gintung 
- Coban Kabut Pelangi
- Coban Kapas Biru 
- Air Terjun Madakaripura, Coban Lawean dan Coban Kembar 
- Coban Rondo dan Labirin Coban Rondo
- Sumber Siji, Sumber Pitu dan Sumber Papat
- Coban Putri Ayu/Coban Buntung, Coban Kodok dan Grojogan Sewu 

Labels: , , , , , ,

Wednesday, February 27, 2019

Jelajah Malang-Lumajang: Coban Rondo dan Labirin Coban Rondo

Mengunjungi Malang-Lumajang untuk kedua kalinya, tapi petualangan kali ini kami menunjungi Air Terjun Madakaripura di Probolinggo. Kunjungan pertama yaitu pada tanggal  17-22 Agustus 2018. Petualangan kali ini dimulai tanggal 12-18 Januari 2019. Sebenarnya 12-20 Januari tapi 2 hari terakhir ada yang sakit jadinya kita gak kemana-mana.
Di temani Revan dan Noey kami naik Kereta Api Gajayana dari Gambir sekitar jam 5.40 sore dan ini adalah perjalanan pertama saya menggunakan kereta api ke daerah jawa, paling jauh cuman ke Bandung hehehe. Ternyata tiket kereta ke Malang lumayan mahal Rp. 650.000 padahal sebulan sebelumnya sekitar Rp. 450.000.
Dari kantor langsung ke Gambir dan terlihat antrian panjang di mesin pencetak karcis buat yang sudah pesan online. Meskipun sudah ada barcode dan tinggal di scan dan langsung keluar karcis tapi mayoritas calon penumpang masih mengetik manual sehingga antrian jadi panjang. Sesudah mengeprint karcis kamipun naik ke lantai atas menunggu kereta. Dan kereta datang dan berangkatnya ontime.
Suasana di kereta Gajayana
Suasana di kereta terasa nyaman dan toiletnya lumayan bersih. Hanya saja karena perjalanan malam kita tidak bisa melihat pemandangan keluar. Waktu tempuh dari Stasiun Gambir ke Stasiun Malang sekitar 15 jam dan berhenti di kota-kota seperti Cirebon, Jogja, Madiun,Kediri, Blitar etc (hanya itu yang bisa saya ingat karena kebanyakan tidur). Memasuki kabupaten Malang sudah mulai pagi dan barulah terihat pemandangan di  2 jam terakhir. Terlihat pemandangan pegunungan, persawahan dan lembanh-lembah dalam serta menyaksikan matahari terbit.
View dari jendela kereta
Sampai di stasiun Malang lewat jam 9 pagi. Dari stasiun kami langsung menuju tempat penyewaan motor yang sudah kami pesan sebelumnya. Harap di catat, di stasiun ini dilarang beroperasi ojeg atau taksi online dan penyewaan. Setelah mendapatkan 2 motor dengan sewa Rp 80.000 untuk Vario dan Rp. 70.000/24 jam untuk Beat, kami langsung menuju Batu. Di tengah perjalanan kami istirahat di warung makan depan Universitas Muhammadiyah.
Jarak dari Malang ke Batu sekitar 1 jam. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari lokasi penginapan yang sebelumnya kami booking di daerah Songgoriti. Sampai di Songgoriti sekitar jam 12 siang, setelah telponan dengan pemilik penginapan akhirnya kami menemukan lokasi nya. Penginapannya sangat sederhana dengan tarif Rp. 125.000/malam tanpa AC dan air panas (di sini udaranya sangat dingin).
Habis zuhur kami berangkat menuju Coban Rondo dan Labirin yang berada di Pujon, lokasi wisata yang lumayan dekat dengan Songgoriti dengan jarak sekitar 6km. Jalan menuju Coban Rondo sangat mulus, hanya saja penuh belokan/tikungan tajam. Melewati perbukitan dengan pohon-pohon pinus dengan pemandangan kota Batu.
Jalur menuju Coban Rondo
Sampai di loket Coban Rondo kami membayar biaya masuk terusan Rp. 35.000 (Coban dan Labirin) serta biaya parkir Rp. 4.000, jadi di dalam kita gak usah bayar parkir lagi. Pertama-tama kita menemukan wana wisata Labirin tapi kami lanjut terus menuju Coban Rondo yang berjarak sekitar 2km.
Pintu masuk Coban Rondo
Di tengah perjalanan terlihat plang penunjuk arah ke Coban Tengah namun sayang berdasarkan info, harus pakai guide karena lokasiny jauh dan aksesnya juga semi offroad. Sampai di parkiran, terlihat banyak sekali pengunjung hari itu, maklum weekend.
Landmark Coban Rondo
Di sepanjang pinggiran parkiran berjejer warung-warung yan menjual aneka makanan dan minuman serta cendera mata. Dari parkiran ke air terjun jaraknya sangat dekat, hanya beberapa puluh meter saja berjalan sudah kelihatan coban ini yang mempunyai keinggian sekitar 80m. Nah pasti ada yang nanya kenapa namanya Coban Rondo (Janda)?, ini ada sejarahnya, kisah cinta yang beakhir tragis, kalian bisa baca di Wikipedia berikut.
Coban Rondo
Coban Rondo
Di sini tersedia taman-taman dengan bangku-bangku dan saung tempat beristirahat. Ada juga jembatan di sungai yang bisa dipakai untuk berselfie dengan latar belakang air terjun. Di seberang sungai, melewati jembatan terdapat rumah pohon/pelataran yang dipakai untuk spot selfie dengan latar air terjun.
Salah satu spot foto
Salah satu spot foto
Hanya saja, sekarang sudah dilarang untuk mendekat ke air terjun, dalam jarak sekitar 50m sudah dipasang barikade dan tanda dilarang mendekat. Dan ini beralasan karena pas kami berada di sini tiba-tiba ada batu longsor dari tebing. Gak terbayang kan kalau ada pengunjung yang berada di bawahnya, pastilah sangat fatal akibatnya kalau tertimpa reruntuhan tebing.
Sedang asik berfoto, tiba-tiba hujan, dan sesuai himbauan, semua pengunjung harus menjauh dari area coban. Menunggu hujan reda sekalian istirahat dan menikmati sempol, yaitu makanan tradisional berupa daging tumbuk yang di kasih tepung, dibuat seperti sate, di goreng dan dimakan dengan aneka saus. Harganya tidak mahal cukup Rp. 1.000/tusuk.
Masih gerimis, kami melanjutkan perjalanan ke Labirin. Jalanan tertutup dengan kabut, jarak pandang sangat dekat.  sampai di lokasi, Revan dan Noey ke parkiran sementara saya menunggu dekat labirin.
Buat kalian yang belum tau apa itu labirin..... labirin adalah sebuah sistem yang berliku-liku dan simpang siur yang mengarah ke titik tengah. Nah di sini labirinnya berupa taman yang ditengahnya terdapat air mancur kecil. Untuk bisa ke tengah kalian perlu teman yang mengarahkan dari tower yang ada di pinggir labirin, kalau gak, bisa-bisa kalian berputar-putar tidak karuan. Atau bisa juga, teman kalian berbuat usil menunjukkan jalan yang salah hahahha. Di sini, Revan dan Noey yang masuk ke Labirin dan saya yang memberi arahan dari tower.
Labirin Coban Rondo
Di dekat sini juga terdapat spot foto, berupa kotak-kotak persegi, berwarna-warni yang disusun seolah-olah membentuk optical illusion. kalian bisa berfoto-foto di sini, tenang aja gak usah bayar !!!.
Dengan aneka permainan yang ada di wana wisata ini, tidak salah Coban Rondo menjadi salah satu favorit warga untuk menghabiskan weekend. Jia kalian ke Batu/Pujon, jangan ewatkan spot yang satu ini!
Salah satu spot foto

Baca juga link terkait:
- Tumpak Sewu/Coban Sewu dan Coban Ciblungan (kunjungan kedua
- Sumber Telu, Panorama Coban Kapas Biru dan Coban Gampit
- Coban Srengenge dan Coban Gintung 
- Coban Kabut Pelangi
- Coban Kapas Biru 
- Air Terjun Madakaripura, Coban Lawean dan Coban Kembar 
- Sumber Siji, Sumber Pitu dan Sumber Papat
- Coban Kaca dan Coban Rais
- Coban Putri Ayu/Coban Buntung, Coban Kodok dan Grojogan Sewu 

Labels: , , , , , ,

Thursday, October 11, 2018

Jelajah Malang-Lumajang: Coban Ciblungan dan Coban Talun

Lepas tengah hari, kembali dari Tumpak Sewu, kami beberes sekaligus check-out dari penginapan. Rencana awal mau ke Coban Kabut Pelangi terpaksa kami batalkan karena sudah siang, sementara perjalalanan ke Malang memakan waktu sekitar 1 jam. Sebagai gantinya kami mengunjungi Coban Ciblungan.

Coban Ciblungan
Coban ini tidak begitu jauh dari Tumpak Sewu atau dari tempat kami menginap. Hanya berjarak sekitar 3 km menuju Malang, jadi perjalanan di tempuh kurang dari 10 menit. Dari jalan raya Malang-Lumajang  sudah terlihat spanduk yang menunjukkan arah ke coban ini. Dari jalan raya ke lokasi parkiran coban sekitar 200-300m.


Sampai di sebuah warung yang sekaligus menjadi tempat parkir, kami membayar tiket masuk Rp. 5.000 dan parkir motor Rp. 5.000. warung ini juga berfungsi sebagai loket masuk ke coban. Lokasi coban sekitar 50 m dari parkiran. Melewati jalan setapak yang sudah di cor, kami sampai di lokasi coban. Menurun sedikit kami sampai di pinggir sungai.
Parkiran Coban Ciblungan
Coban Ciblungan dari jauh

Coban Ciblungan ini sangat unik. Boleh dikatakan sebagai miniaturnya Tumpak Sewu, merupakan gabungan dari banyak air terjun/ mata air. Air terjun yang mengelilingi tebing, keluar/mengalir dari celah bebatuan. Di atasnya ada satu aliran yang berasal dari sungai. Air nya benar-benar bening dan dingin. Kalau saja kemarennya kami ke sana pastilah bisa berenang menikmati kesejukkan airnya.
Coban Ciblungan (Utama)

Coban Ciblungan (Utama)

Coban Ciblungan (Utama)
Di seberang sungai terdapat bak penampungan air yang airnya dari pipa-pipa untuk keperluan warga. Untuk mencapai ke seberang sungai kita harus berhati-hati karena bebatuannya sangat licin, menandakan bahwa lokasi coban ini tidak terlalu banyak pengunjung.

Tidak jauh dari air terjun utama, di bagian bawah juga terdapat air tejun yang tidak kalah menariknya. Hanya saja sulit mengambil foto dari depan.
Coban Ciblungan 2
Coban Ciblungan 2
Coban Ciblungan 2
Tidak lama kami di coban ini, karena memutuskan malam ini menginap di Batu, jadi menambah waktu perjalanan menjadi 3 jam. Sebenarnya berat meninggalkan daerah ini karena di sini masih banyak air terjun yang belum dikunjungi seperti Coban Srengenge, Coban Kembar, Coban Gintung, Coban Temu, etc. yah... mungkin suatu saat kami harus kembali lagi ke sini...
Menempuh 3 jam perjalanan ke Batu, akhirnya kami sampai sekitaran magrib. Menginap di sebuah hotel yang tidak terlalu mahal dengan fasilitas kolam renang dan sarapan pagi, seolah-olah menjadi klimaks perjalanan kami selama 5 hari belakang.

22 Agustus 2018
Coban Talun
Hari ini adalah hari terakhir di Malang. Karena penerbangan kami sekitar jam 13.30, masih ada waktu untuk mengunjungi satu spot di Batu. Tidak terlalu buru-buru, sarapan santai sambil menikmati suasana Batu.
Menikmati suasana pagi

Sekitar jam 8 pagi kami berangkat menuju Coban Talun yang jaraknya tidak begitu jauh dari penginapan, kurang dari 10 menit. Jalanan terasa sepi karena hari ini adalah Hari Raya Qurban. Kota ini mirip dengan kawasan Puncak di Bogor atau Lembang di Bandung. Kota yang padat dengan rumah-rumah, villa, hotel, tempat makan, object wisata dan tempat hiburan. Dikelilingi oleh perbukitan dan terlihat villa-villa di lereng-lereng bukit. Sepanjang jalan banyak terdapat kebun-kebun apel yang menjadi ikon kota ini.
Kota Batu
Berfoto di kebun apel
Sampai di kawasan wisata Coban Talun, kami membayar tiket Rp. 10.000/orang dan parkir Rp. 5.000/motor. Terlihat kawasan ini ditata lumayan baik dan rapih.
Di kawasan ini bukan hanya wisata Air Terjun tapi juga bisa buat perkemahan, outbond/gathering, spot foto etc. Karena udaranya sejuk, kawasan ini juga bisa digunakan buat sekedar bersantai.
Setelah parkir, kami harus trekking sekitar 1 km menuju Coban Talun, melewati kebun dan Hutan Pinus. Di perjalanan kita harus menyeberangi sungai melalui jembatan dimana aliran sungai inilah yang membentuk Coban Talun. Tidak jauh dari jembatan ini, di aliran atas terdapat dam/bendungan kecil. Dari jembatan, memasuki Hutan Pinus, di sini kita menemukan spot foto, ayunan, dan saung-saung, hanya saja kita harus membayar lagi untuk memeasuki spot ini. Terus berjalan, memasuki jalan setapak dengan tanah merah yang berdebu karena musim kemarau, terlihat pemandangan hutan di sekeliling dan Gunung Semeru di kejauhan. Jalan menurun ini berakhir sampai di lembah dimana terdapat aliran sungai dan tentu saja, Coban Talun.
Menuju Coban Talun
Spot foto
View hutan pinus
View Gn. Semeru
Menuju Coban Talun
Coban ini lumayan tinggi, sekitar 75m (baca di mbah Google hahahha), debit air masih deras meskipun sedang musim kemarau. Airnya lumayan sejuk dan bening. Tidak terdapat area yang dalam. Dari aliran utama, coban ini membentuk beberapa air terjun kecil-kecil.
Coban Talun
Coban Talun

Coban Talun
Karena hari libur, banyak pengunjung yang datang ke area ini, kebanyakan berkelompok-kelompok. Umumnya mereka tidak berenang,  hanya berfoto-foto dengan latar belakang air terjun yang tinggi ini. terdapat bebatuan besar dan tebing sebagai spot foto tanpa harus mendekati air terjun.
Kusti dan Coban Talun
Kusti dan Coban Talun
Coban Talun
Jika lapar dan haus, jangan kuatir, terdapat beberapa warung makan di bawah pepohonan besar tepat di bawah tangga turun/naik. Juga terdapat beberapa toilet/ruang ganti di sini. Buat yang berkemah juga bisa di area ini, terdapat area yang rata sehingga kita bisa mendirikan tenda.
Lewat jam 10 pagi, kami segera kembali ke penginapan. Bersantai sejenak, sebelum melanjutkan perjalanan ke Malang dan selanjutnya terbang ke Jakarta.














Labels: , , , , , , , ,