Wednesday, June 13, 2018

Kembali Berkunjung ke Curug Cilontar dan Eksplor Curug Sawer

1 Juni 2018
Hunting curug kali ini saya ditemani oleh Revan, Nico dan Erlan. Menggunakan 2 motor kami melaju ke arah Leuwiliang. Masuk ke pertigaan Karacak, kali ini tujuannya adalah Curug Sawer yang belum dikunjungi. Curug ini berada tidak jauh dari Curug Cilontar yang sudah pernah saya kunjungi tahun 2016 lalu.  
Saat mengunjungi Curug Cilontar dulu, guide nya mengatakan ada Curug Sawer yang tidak jauh dari Curug Cilontar tapi berhubung menyeberangi sungai, tidak disarankan karena habis hujan. Juga pas kami dulu ke Curug Cikuluwung dan Curug Idas, pengelolanya juga mengatakan di aliran bawah ada Curug Sawer, tapi berhubung waktu, kami tidak melanjutkan ke Curug Sawer ini.

Jadi sebenarnya Curug Sawer ini berada di antara Curug Cikuluwung/Curug Idas dan Curug Cilontar. Perlu dicatat, meski berdekatan, Curug Cilontar berada di desa Karyasari, kecamatan Leuwiliang yang merupakan aliran Sungai Cianten. Sementara itu Curug Sawer berada di Desa Cibitung Wetan kecamatan Pamijahan yang berada di aliran sungai Cikuluwung. Kedua sungai ini bertemu di depan Curug Cilontar.
Karena hari ini hari Jum’at, kami harus bergegas dan mengatur waktu supaya bisa kembali ke rumah sebelum sholat Jum’at.

Melewati Karacak, sekarang sudah ada plang kecil dipinggir jalan yang menunjukkan lokasi Curug Cilontar. Mengambil parkir yang disediakan, kemudian jalan sekitar 50 meter menuju tebing sungai. Kemudian turun menuju sungai melewati tangga-tangga batu yang lumayan licin. Di seberang tebing masih terlihat curug yang belum ada namanya (masih belum sempat ke sana).

Sampai di bawah, tepat di depan Curug Cilontar kami mengambil beberapa foto di sini. Sudah tidak terlihat pohon besar dipinggir sungai yang dulu berdiri. 
Curug Lontar di kejauhan
Photo session di Curug Cilontar
Photo session di Curug Cilontar
Photo session di Curug Cilontar
Curug Cilontar
Kebetulan saat kami datang airnya berwarna hijau, berbeda dengan kunjungan sebelumnya yang berwarna coklat. Hanya mengambil beberapa foto selanjutnya kami menuju Curug Sawer.
Jalan menuju Curug Sawer di seberang Curug Lontar
Menyeberangi sungai yang juga menjadi batas wilayah Pamijahan dan Leuwiliang, melewati batu-batu dan arus kemudian sampai di daratan. Berjalan kira-kira 50 meter kemudian ada 2 alternatif jalan, menyeberang sungai dan melewati bukit kemudian menyusuri sungai. Kami memilih menyusuri sungai. Kedua jalan tersebut tidak sulit karena sudah dekat dengan Curug Sawer. Melewati sungai kami harus melewati bebatuan yang tidak terlalu licin. Melewati ‘belokan’ sudah terlihat Curug Sawer yang berjarak sekitar 50 meter lagi.

Curug Sawer
Curug Sawer
Curug Sawer
Curug Sawer
Curug Sawer ini lumayan tinggi, mungkin sekitar 20 meter. Sesuai dengan namanya, air curug ini membuat tampias sehingga daerah sekitar curug selalu basah karena tampiasnya. Di curug ini juga terdapat 2 aliran sungai. Dari kiri adalah aliran Sungai Cikuluwung yang jernih yang juga mengairi Curug Cikuluwung dan Curug Idas, sementara dari atas (curug) airnya berwarna coklat. Aliran sungai ini selanjutnya menuju Sungai Cianten (ke arah Curug Cilontar).
Aliran sungai dari Sungai Cikuluwung yang jernih
Add captionAliran sungai dari Sungai Cikuluwung yang jernih
Puas di Curug Sawer, kami kembali ke Curug Cilontar. Beristirahat di muara, dibawah pepohonan disini kita bisa menikmati Curug Cilontar dari kejauhan. Ingin rasanya mengunjungi curug yang ada di aliran bawahnya, tapi sepertinya waktunya tidak memungkinkan, karena harus kembali untuk Jum’atan. Mungkin lain kali kami akan kembali lagi.
Menyeberang sungai kembali ke Curug Lontar

View Curug Lontar dari muara
View Curug Lontar dari muara
View Curug Lontar dari muara

Link terkait:
- Curug Cilontar
- Curug Cikuluwung
- Curug Idas
- Curug Jatake/Lembah Pelangi-Leuwiliang

Labels: , , , , , , , , , ,

Saturday, June 2, 2018

Curug Muara: Curug Yang Instagrammable Banget...!!!

Sabtu, 26 Mei 2018
Hunting curug kali ini adalah Curug Muara. Curug ini jarang terdengar dan belum terlalu akrab dikalangan traveler dan pecinta curug dibanding curug-curug yang ada di kawasan Salak Endah, Gunung Menir, Ciasmara dll. Namun begitu, curug ini sangat cantik dan sayang sekali jika di lewatin untuk yag hobby fotografi (apalagi yang suka narsis di medsos hehe...!)
Karena tidak terlalu jauh dari rumah dan tujuan kami hanya ke Curug Muara, maka kami berangkat sekitar jam 8 pagi.  Daerah ini sering banget kami lewatin, jadi saya kasih tahu jalur tercepatnya. Dari Bogor kota ambil jalur ke arah Leuwiliang, melewati IPB Dramaga dan Gunung Batu Ciampea terus hingga sampai ke pertigaan Cikampak dan pertigaan Cibatok (biasanya ini jalur yang ditempuh kalau ke Salak Endah). Tidak jauh dari pertigaan Cibatok kemudian pertigaan Cemplang atau Jl. KH. Abdul Hamid terus saja hingga sampai pertigaan Situ Udik.
Pertigaan Situ Udik
Pondok Pesantren Modern Sahid
Pertigaan ambil kanan
Pertigaan ambill lurus ke peternakan
Persis di pertigaan Situ Udik ini (berseberangan jalan) terdapat Pondok Pesantren Modern Sahid, pertigaan ini lumayan ramai jadi dijamin gak bakalan nyasar kecuali tidak memperhatikan jalan. Perlu di ketahui, Situ Udik (Danau) ini juga lokasi wisata dan Desa Situ Udik sendiri adalah sentra Sapi Perah di Bogor.
Setelah ambil kanan, tidak beberapa jauh akan ketemu jembatan, kemudian ketemu pertigaan ambil kanan terus saja hingga ada plang penunjuk arah ke Situ Udik (kiri), kemudian ambil lurus memasuki peternakan sapi perah. Kami menumpang parkir di depan peternakan dan diantar ke arah sungai oleh seorang pegawai peternakan. Dari peternakan ke sungai, dengan menuruni sedikit bukit berjarak kira-kira 50 m. Hanya sampai di sini kami di antar, selanjutnya kami menyeberangi sungai, Sungai Cigamea, yang dangkal dan tidak terlalu berarus.
Parkir di peternakan
Menuju sungai
Menyeberangi Sungai Cigamea
Di seberang sungai kami sudah menemukan bebatuan unik yang mirip dengan bebatuan yang ada di Curug Cikuluwung. Batu-batu sungai seperti disusun dengan rapi oleh alam, kemudian memasuki lembah batu yang sempit dengan tebing tegak lurus yang berakhir di Curug Muara. 
Melewati Leuwi Goong (?)
Karena takut kesiangan, kami melanjutkan ke tujuan utama, Curug Muara dengan menyisiri tebing yang ada dipinggir sungai.menaiki sisi bukit dampai di persawahan, kemudian turun ke bawah melewati jalan setapak. Meski dari atas ke bawah (sungai) berjarak sekitar 50 meteran, tapi kondisi jalur turunnya sangat ekstrim ditambah lagi bebatuannya sangat licin. Ada titik yang kondisinya hampir tegak lurus dan tidak ada pegangan membuat saya harus merangkak turun hahaha.... tergelincir sedikit aja jadi fatal akibatnya. 
Persawahan di sisi tebing sungai
Menuruni tebing ke arah sungai
Kondisi jalan saat naik
Kondisi jalan saat naik
Sampai di bawah tepat berada di muara sungai, pertemuan Sungai Cigamea dan Sungai Cianten. Terlihat curug kecil di seberang sungai di aliran Sungai Cianten. Di sebelah kiri di aliran Sungai Cigamea dari jauh sudah terlihat Curug Muara. Menakjubkan.....!!!! 
Curug kecil di seberang sungai
Curug kecil di seberang sungai
Curug dengan tinggi kira-kira 25 meter ini sangat mirip dengan Curug Cilontar meski lebih ramping dan lebih tinggi. Belum ada pegunjung pagi itu selain kami berdua. Di kelilingi oleh tebing tegak lurus dan pepohonan hijau, benar-benar cantik !!!. 
Curug Muara
Bebatuan dan kerikil di aliran curug menambah kecantikan curug ini. Hanya saja, karena sudah jauh dari hulu sungai, lumayan banyak kita menemukan sampah. Tapi airnya masih jernih dan tidak terlalu keruh seperti aliran Sungai Cianten.
Curug Muara yang Instragammable
Curug Muara yang Instragammable
Curug Muara yang Instragammable
Curug Muara yang Instragammable
Di sebelah kiri terdapat tebing yang ukup rata, seolah-olah disediakan oleh alam untuk berfoto dan menikmati keindahan curug ini !!!.
Curug Muara dari sisi kiri
Curug Muara dari sisi kiri
Sebelum pulang, Revan sempat mengambil foto curug kecil yang ada di aliran bawah.curug yang airnya langsung jatuh ke sungai.
Aliran bawah
Curug kecil di aliran bawah
Selanjutnya kami mampir di leuwi atas yang bebatuannya sangat unik tadi. Harus hati-hati mendekati bibir tebing dan sungainya karena arusnya yang lumayan deras. Mirip dengan Curug Cikuluwung, tapi  lembah batu di sini lebih panjang, lebih sempit dan tegak lurus. Di ujung lembah air sungai jatuh membentuk Curug Muara.
Lembah sempit menuju Curug Muara
Lembah sempit menuju Curug Muara
Leuwi Goong dengan bebatuannya yang unik
Leuwi Goong dengan bebatuannya yang unik
Leuwi Goong dengan bebatuannya yang unik
Di sisi sungai kita bisa temukan juga bebatuan unik berbentuk bulat sempurna, ellips dan hati (Love). Bebatuan ini di susun oleh pengunjung/penduduk sekitar. Jangan diganggu atau dipindahkan ya guys... tetap jaga kebersihan di area ini.
Bebatuan unik
Bebatuan unik
Nama: Curug Muara
Lokasi: Kampung Cigamea-Desa Situ Udik
kec. Cibungbulan-kab. Bogor
Biaya: seiklasnya
Masuk: free

Link terkait:
- Curug Cilontar-Leuwiliang
- Curug Cikuluwung-Cibitung Wetan
- Curug Idas-Cibitung Wetan
- Curug Cilontar dan Curug Sawer
- Curug Jatake/Lembah Pelangi-Leuwiliang

Labels: , , , , , , , , , , , , ,