Thursday, July 4, 2019

Viral, Mahasiswi yang Berantakin Minimarket Minta Maaf.

IBOBET - Aksi sekelompok mahasiswi yang memberantakkan dagangan dan menjilat buah durian di sebuah minimarket di Makassar viral di media sosial. Setelah kejadian ini , para mahasiswi itu kemudian minta maaf.

Dalam video yang beredar, sekelompok mahasiswi ini menjatuhkan barang yang dijual di minimarket teresbut. Tidak hanya sekali, mereka mengacak-acak barang berulang kali.

Oknum mahasiswi ini juga melakukan perbuatan lain yang tak pantar ditiru. Ada mahasiswi yang beraksi seolah menjilat produk buah dalam kemasan.

Berdasarkan pantauan dari unggahan video, gerombolan itu diduga merupakan mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi di Makassar.

Di unggahan video tersebut , para mahasiswi ini mengaku khilaf dan tidak berniat melakukan perbuatannya. Mereka pun akan mengganti rugi barang yang sudah di rusak oleh mereka.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Menindaklanjuti kejadian yang viral di sosial media yang disebabkan oleh kekhilafan kami, kami meminta maaf dari hati yang paling dalam. Kami tidak bermaksud untuk merugikan pihak Indomaret ini hanya bersifat spontanitas kami dan kami akan bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pihak Indomaret," ucap salah satu mahasiswi dalam video klarifikasinya.

Para mahasiswi itu berjanji tidak mengulangi perbuatannya serta berharap masyarakat tidak menyudutkan mereka setelah permintaan maaf ini.

"Kami berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Demikian klarifikasi dan permintaan maaf kami selanjutnya kami berharap tidak ada lagi perbuatan yang sifatnya menyudutkan."


Viral, Mahasiswi yang Berantakin Minimarket Minta Maaf.
 

Labels: , , , , , , , , , , ,

Tuesday, May 14, 2019

Beranikah Jokowi Bentuk Kabinet Profesional Berisi Anak-anak Muda?


Beranikah Jokowi Bentuk Kabinet Profesional Berisi Anak-anak Muda? - Joko Widodo (Jokowi) diminta mewujudkan zaken kabinet alias kabinet berisi kaum profesional bila dia melanjutkan pemerintahannya di periode kedua nanti. Dikabarkan pula, kabinet Jokowi nantinya akan diisi kaum muda alias milenial.

Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Profesor Martani Huseini, menilai zaken kabinet berisi kaum milenial adalah syarat untuk melunasi janji-janji Jokowi kepada rakyat. Janji-janji itu harus dilunasi.

"Presiden ke depan akan diuji janji-janji politiknya, apakah benar bisa dilaksanakan atau tidak. Kalau dia masih berat pada faktor pendukungnya yang harus mengisi kementerian ini dan kementerian itu, maka itu akan memberatkannya untuk melunasi janji politik," kata Martani kepada wartawan, Selasa (14/5/2019).


Masuknya orang-orang parpol di kursi menteri dinilai bakal memberatkan langkah Jokowi dalam melunasi janji, mewujudkan 'legacy' pemerintahannya. Dalam kondisi seperti ini, orang-orang profesional perlu diprioritaskan demi pemerintahan yang lebih baik, bukan semata-mata untuk menyenangkan parpol pendukung.

"Parpol-parpol harus tahu diri. Kalaupun mau menaruh orang di kursi menteri, jangan sembarangan," kata Martani.

Dia mengibaratkan kabinet pemerintahan seperti orkestra yang dipimpin presiden. Pemain terompet hingga penggesek biola harus bisa membaca not balok di partitur. Mereka juga harus patuh terhadap aba-aba sang dirigen yakni presiden. Bayangkan bila pemain terompet dipilih hanya karena dia dekat dengan dirigen padahal tak bisa membaca partitur, bayangkan pula bila pemain musiknya tidak patuh ke dirigen. Tak akan ada simfoni yang indah.

"Maka harmonisasi itu penting dan harus disepakati sejak awal," kata Martani.

Soal kabinet berisi kaum milenial, Martani menilai itu memang dibutuhkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang sarat teknologi dan inovasi. Inovasi bukannya tidak bisa dilakukan orang-orang tua, namun akan lebih mudah dilakukan kaum muda.

"Ada korelasi antara inovasi dengan kaum muda. Anak muda belajar lebih cepat daripada orang tua, apalagi orang di atas usia 50 tahun bakal punya keterbatasan berpikir secara biologis," kata Martani.



Pria kelahiran 1951 lulusan University Paris de Sorbonne IV ini menyadari anak-anak muda lebih dinamis dan cepat beradaptasi dengan teknologi baru. Mereka lebih cocok memimpin kementerian. 


Muda, menurutnya tidak harus selalu ditentukan umur, melainkan harus berjiwa muda. Soalnya ada pula sosok muda usia namun jiwanya cenderung tidak dinamis. Anak muda yang duduk di pemerintahan nantinya juga perlu kemampuan pemanfaatan teknologi komunikasi yang baik demi efisiensi birokrasi. Anak muda yang duduk di kursi menteri haruslah orang yang berintegritas, kompeten, bernyali, punya renjana, dan bisa menyatukan semuanya.

"Tantangan saat ini juga berat. Masalah sosial dan politik sudah luar biasa berat karena sudah kadung terbelah (saat Pilpres). Ini menuntut sosok muda yang kolaboratif, bisa menyatukan semuanya," kata dia. 

Yang jelas, kaum muda lebih unggul dibandingkan kaum tua. Bila kaum muda yang kompeten ditempatkan di kabinet, itu adalah piliahan yang tepat.

"Buat saya itu mutlak, Pemerintahan mendatang harus punya agility dan semangat berinovasi," kata Martani.


Beranikah Jokowi Bentuk Kabinet Profesional Berisi Anak-anak Muda?

Labels: , , , , , ,