Saturday, July 13, 2019

Pertemuan Yang Tak Terduga, Jokowi-Prabowo Berjabat Tangan di MRT

Pertemuan Yang Tak Terduga, Jokowi-Prabowo Berjabat Tangan di MRT -  Berita terpopuler detikFinance sepanjang Sabtu (13/7/2019) didominasi seputar pertemuan presiden terpilih 2019-2024 Joko Widodo dan rivalnya saat pilpres, Prabowo Subianto. Menarikanya, pertemuan dua pemimpin bangsa ini berlangsung di MRT Jakarta.

Diawali dari Stasiun MRT Lebak Bulus, Jokowi dan Prabowo duduk berdampingan sambil ngobrol di dalam MRT yang mengantar mereka ke Stasiun Senayan. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, MRT Jakarta dipilih sebagai lokasi pertemuan karena 2 alasan. Pertama, lokasinya dinilai netral.

Kedua, MRT menunjukkan pembangunan yang visioner ke depan. Mau tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita terpopuler detikFinance berikut ini:


Pertemuan Yang Tak Terduga, Jokowi-Prabowo Berjabat Tangan di MRT

Labels: , , , , , , , ,

Thursday, June 27, 2019

Jokowi Sangat Mencatat Rekor Murni Tidak Pernah Kalah Dalam Setip Pemilu


Jokowi Sangat Mencatat Rekor Murni Tidak Pernah Kalah Dalam Setip Pemilu - Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pilpres 2019 mengukuhkan kemenangan pasangan capres Joko Widodo (Jokowi) dan cawapres Ma'ruf Amin. Kemenangan ini juga menandai rekor politik Jokowi yang tak pernah kalah dalam setiap pemilu.

Dirangkum detikcom, Jumat (28/6/2019), Jokowi merupakan seorang politikus PDIP dengan latar belakang pengusaha mebel. Usaha mebel itu ditekuni Jokowi setelah mendapat bekal ilmu selama kuliah di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kegigihan Jokowi dalam menjalankan bisnis mebel membuat usahanya semakin besar. Jokowi kemudian menikah dengan Iriana di Solo pada 24 Desember 1986. Dari pernikahannya itu, Jokowi dikaruniai tiga orang anak yaitu Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.

Jokowi memulai karir politiknya sebagai Wali Kota Solo pada 2005. Jokowi maju bersama Fx Hadi Rudyatmo dengan diusung oleh PDIP dan PKB.

Gaya kepemimpinannya mulai menjadi perhatian publik. Jokowi saat itu disebut-sebut sebagai pribadi yang sederhana.

Karir politiknya makin moncer kala Jokowi kembali terpilih sebagai wali kota di pemilihan kepala daerah tahun 2010. Di era kepemimpinannya, Jokowi kerap mengadakan kegiatan acara nasional dan internasional di Solo.

Lihat Juga : Nikita Mirzani Sangat Pintar Untuk Memantau Syahrini Menggunakan Akun Fake

Jokowi juga dinobatkan sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia versi Yayasan Wali Kota Sedunia (The City Mayors Foundation) pada 2013. Jokowi dianggap telah membentuk citra kota Solo sebagai kota seni budaya hingga bisa menarik wisatawan datang.

Dinilai sukses sebagai Wali Kota Solo, Jokowi dilirik sejumlah elite politik nasional untuk maju di Pilgub DKI 2012. Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) berhasil mengalahkan petahana Fauzi Bowo. Jokowi-Ahok terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.

Belum genap menjabat sebagai gubernur, Jokowi didorong untuk berlaga di Pilpres 2014. Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) berhasil memenangkan kontestasi politik tersebut.

Jokowi berterimakasih atas mandat yang diberikan rakyat. Dia juga menyampaikan penghormatan setinggi-tingginya kepada sang rival, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

"Kemenangan ini adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Saya berharap, kemenangan rakyat ini akan melapangkan jalan untuk mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara kebudayaan," kata Jokowi saat menyampaikan pidato kemenangan di atas kapal phinisi.

Lima tahun berselang, Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo Subianto. Bedanya, Jokowi kali ini berpasangan dengan Ma'ruf Amin. Sedangkan Prabowo menggandeng eks Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Proses rekapitulasi suara Pilpres 2019 yang dilakukan KPU memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf dengan perolehan 85.607.362 suara, sementara Prabowo-Sandiaga 68.650.239 suara.

Prabowo-Sandiaga kemudian mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) atas penetapan hasil rekapitulasi suara tersebut. Namun MK menolak seluruh permohonana gugatan Prabowo-Sandiaga.

"Mengadili, menyatakan, dalam eksepsi menolak eksepsi termohon dan pihak terkait untuk seluruhnya. Dalam pokok permohonan: menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua MK Anwar Usman membacakan amar putusan dalam sidang gugatan hasil pilpres di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).

Jokowi mengajak seluruh bangsa Indonesia kembali bersatu setelah Pilrpes 2019. Dia ingin Indonesia menjadi bangsa yang maju.

"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu kembali, bersama-sama membangun Indonesia, bersama-sama memajukan Indonesia, tanah air Indonesia," kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (27/6/2019).

Jokowi mengatakan, kini tak ada lagi 01 dan 02. Yang ada adalah persatuan Indonesia.

"Tidak ada lagi 01 dan 02. Yang ada persatuan Indonesia. Walau pilihan politik berbeda, kita harus saling menghargai. Walaupun pilihan politik kita berbeda, kita harus saling menghormati. Walaupun pilihan politik kita berbeda pada saat pilpres, kita harus sampaikan presiden-wakil presiden terpilih adalah presiden bagi seluruh bangsa, bagi seluruh rakyat Indonesia," tutur Jokowi.

Atas putusan MK itu, KPU akan menetapkan Jokowi-Ma'ruf sebagai capres dan cawapres terpilih pada Minggu 30 Juni 2019. Selanjutnya Jokowi-Ma'ruf akan dilantik pada Oktober mendatang.

"Tindak lanjut sesudah putusan, pertama, kami akan lakukan rapat pleno terbuka penetapan pasangan terpilih pada Minggu, 30 Juni 2019, di kantor KPU pukul 15.30 WIB, rangkaian acara pukul 15.30 WIB. Kalau tak ada halangan, pukul 17.00 WIB akan selesai," ucap Ketua KPU Arief Budiman kepada wartawan di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).


Jokowi Sangat Mencatat Rekor Murni Tidak Pernah Kalah Dalam Setip Pemilu

 


Labels: , , , , ,

Wednesday, May 22, 2019

Turut Berduka Dari Presiden Untuk Ustaz Arifin Ilham Meninggal


Turut Berduka Dari Presiden Untuk Ustaz Arifin Ilham Meninggal - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berduka atas meninggalnya Ustaz Arifin Ilham. Dia juga mendoakan keluarga yang ditinggalkan.

Ucapan duka cita itu disampaikan Jokowi lewat Instagram, Kamis (23/5/2019). Jokowi mengunggah foto saat dia menjenguk Ustaz Arifin Ilham di rumah sakit.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Turut berduka cita atas berpulang ke Rahmatullah, Ustaz Muhammad Arifin Ilham di Malaysia, kemarin," tulis Jokowi.

Lihat juga : Pascarusuh 22 Mei, Situasi di Pontianak Kembali Kondusif

Jokowi berdoa agar ibadah almarhum diterima di sisi Allah. Dia juga mendoakan keluarga Ustaz Arifin Ilham tabah.

"Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberiNya ketabahan dan kesabaran," ungkapnya

Sebelumnya diberitakan, Ustaz Arifin Ilham meninggal pada Rabu (22/5) malam di Malaysia. Jenazahnya akan diterbangkan ke Indonesia dan dimakamkan di Bogor.


Turut Berduka Dari Presiden Untuk Ustaz Arifin Ilham Meninggal
 

Labels: , , , ,

Tuesday, May 21, 2019

Jokowi Mendapatkan Ucapan Selamat Dari SBY


Jokowi Mendapatkan Ucapan Selamat Dari SBY - Komandan Kogasma Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengimbau pihak-pihak yang belum menerima hasil Pemilu 2019 menyalurkannya lewat jalur hukum. Ia berharap perselisihan hasil pemilu tidak dilakukan lewat aksi jalanan.

"Kalaupun ada kalangan yang belum puas atau belum menerima hasil rekapitulasi KPU, maka bisa disalurkan melalui jalur konstitusional. Ada jalannya dan mudah-mudahan kita, masyarakat, terhindar dari segala polemik yang diperburuk dengan aksi-aksi tidak konstitusional," ujar AHY setelah bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Rabu (22/5/2019).

Diketahui, KPU telah menuntaskan rekapitulasi nasional hasil Pilpres 2019. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin ditetapkan menjadi pemenang Pilpres 2019. Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 55,50% suara, sedangkan Prabowo-Sandi mendapatkan 44,50%.

Hasil pilpres itu ditetapkan dalam keputusan nomor 987. Hasil rekapitulasi KPU secara nasional ini terdiri atas perolehan suara di 34 provinsi dan 130 panitia pemilihan luar negeri (PPLN).

Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan menolak hasil Pilpres 2019 itu. Mereka berencana menggugat hasil tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Lihat Juga : Kejadian 22 Mei Hal Yang Konyol, Lebih Baik Perbanyak Ibadah

AHY menyebut Demokrat, yang hingga kini masih berada di Koalisi Indonesia Adil dan Makmur, mengapresiasi sikap pasangan nomor urut 02 tersebut. Partai berlambang mirip logo Mercy itu juga memberikan pujian kepada Jokowi, yang menyatakan akan menjadi presiden bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Kami senang dan lega mendengar Bapak Prabowo menyampaikan iktikad tersebut menempuh jalur konstitusional untuk mengajukan keberatan atas hasil pemilu. Sedangkan Pak Jokowi jelaskan dengan iktikad baik menjadi pemimpin dan pengayom semua. Berada di atas golongan semua karena itu yang kita harapkan Indonesia untuk semuanya," kata AHY
.


Senada dengan sang ayah yang juga Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), AHY memberikan selamat atas kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Ia mengaku mengucapkan langsung saat bertemu tadi.

"Pada kesempatan baik tadi, saya mengucapkan selamat pada Presiden Jokowi atas kemenangan hasill rekap KPU 21 Mei lalu," kata AHY.

Putra sulung SBY itu menyebut sang ayah tidak hanya menyampaikan selamat ke Jokowi lewat video. AHY mengatakan presiden RI ke-6 tersebut juga menelepon langsung Jokowi atas kemenangannya di Pilpres 2019.
 
"Telah disampaikan langsung Bapak SBY tadi malam melalui telepon dan ada video statement yang masyarakat sudah menyaksikannya bahwa ada kelegaan di hati Bapak SBY dan kita semua, bahwa kita kemarin dengarkan langsung bahwa ada itikad semangat agar semua pihak dapat menjaga suasana pasca-pengumuman dengan tenang damai," tuturnya.

Soal situasi politik yang terjadi pasca pengumuman rekapitulasi Pemilu 2019, AHY mengingat soal persatuan bangsa yang harus dikedepankan. Ia mengimbau seluruh rakyat Indonesia bersatu dan jangan sampai terprovokasi yang dapat menyebabkan perpecahan.

"Jangan sampai akibat kontestasi politik yang keras, negara terbelah dalam 2 kubu yang tidak bertemu kembali. Kita sesama anak bangsa yang cinta rasa aman damai. Kita punya tujuan sama untuk wujudkan Indonesia makin baik adil sejahtera dan menjadi rumah besar untuk kita semua. Hari ini sampai kapan pun," ujar AHY.


Jokowi Mendapatkan Ucapan Selamat Dari SBY


Labels: , , , , , ,

Anies soal Korban Rusuh Jakarta Semalam: Ada 6 Korban Meninggal Dunia


Anies soal Korban Rusuh Jakarta Semalam: Ada 6 Korban Meninggal Dunia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mendapatkan informasi mengenai jumlah korban tewas dari aksi semalam menjelang 22 Mei 2019. Ada 6 korban tewas.

"Korban sejauh ini ada 6 korban meninggal," kata Anies di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

Enam korban tewas itu berada di RS Tarakan, RS Pelni, Budi Kemuliaan, RSCM, dan RS Angkatan Laut Mintoharjo.

Baca juga : Jokowi Blusukan Cari Calon Ibu Kota Baru di Kalimantan, Ini Hasilnya

"Ini per jam sembilan. Jadi ada sekitar 200-an orang luka luka per jam 9. Ada 6 orang meninggal," kata Anies.

Ricuh terjadi mulai menjelang tengah malam dan baru mulai kondusif menjelang sahur. Pagi ini, massa kembali berdatangan ke sejumlah titik di Jakarta di antaranya di depan Bawaslu dan Jl Jatibaru Tanah Abang.


Anies soal Korban Rusuh Jakarta Semalam: Ada 6 Korban Meninggal Dunia


Labels: , , , , ,

Tuesday, May 14, 2019

Jokowi Blusukan Cari Calon Ibu Kota Baru di Kalimantan, Ini Hasilnya


Jokowi Blusukan Cari Calon Ibu Kota Baru di Kalimantan, Ini Hasilnya - Pemerintah memiliki rencana untuk memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah di luar pulau Jawa. Presiden Joko Widodo sudah blusukan atau mengunjungi dua wilayah di Palangka Raya dan Bukit Soeharto.

Apa saja hasilnya?

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan bersama Presiden sudah melakukan kunjungan ke dua wilayah di luar pulau Jawa.

Dua lokasi tersebut memang dipertimbangkan secara mendalam dan lebih detail karena memang posisinya ada di pusatnya Indonesia atau pertengahan Indonesia.

Baca juga : Beranikah Jokowi Bentuk Kabinet Profesional Berisi Anak-anak Muda?

Menurut Bambang ada plus minus dari masing-masing lokasi yang dikunjungi. Namun antusiasme dari pemerintah daerah dan masyarakat sangat luar biasa. Bambang mengatakan pemerintah dan masyarakat daerah siap mendukung untuk membantu proses pemindahan ini.

"Karena intinya membangun kota baru jadi bukan di atas kota yang sudah ada. Kami juga menilai seberapa besar nantinya infrastruktur yang dibutuhkan untuk membangun kota tersebut kedua lokasi tersebut sudah memberikan gambaran," kata Bambang dalam saat Blak-blakan dengan detikcom pekan lalu di Jakarta.

Dia menjelaskan Presiden Jokowi sudah memberikan arahan kepada Bappenas terkait hal detail hasil perjalanan tersebut.

Karena itu dari hasil kunjungan itu tak bisa diputuskan apa hasilnya. Karena pihak Bappenas juga harus berdasarkan data sekunder dan menggunakan data primer. Jadi jika ada pengujian lapangan, pengujian tanah, air bersih harus dilakukan secara langsung dan melihat bukti fisiknya.

Baca juga : Polisi Tangkap Pria yang Ancam Penggal Kepala Jokowi

"Karena kita ingin pusat pemerintahan baru ini adalah sesuatu yang ideal dari sisi perencanaan kota itu sendiri. Indonesia kan saat ini belum ada kota yang direncanakan secara ideal, semuanya termasuk dari infrastrukturnya," jelas dia.

Sebelumnya memang Bappenas telah melakukan kajian terkait pusat pemerintahan baru. Jadi nantinya kota baru ini akan berjalan sebagai pusat pemerintahan dan Jakarta sebagai pusat bisnis dan jasa.

Nantinya di kota baru akan dibangun distrik pemerintahan terpadu. Sehingga kantor pemerintahan akan dalam satu wilayah.

"Tidak terpencar seperti sekarang, Kementerian Pertanian ada di Ragunan, Kementerian PUPR ada di Kebayoran dan Istana sendiri ada di Medan Merdeka," jelas dia.

Pemerintah juga mengkaji model kota baru seperti Putra Jaya di Malaysia yakni pusat pemerintahan barunya berjarak antara 50 km - 70 km dari Jakarta.


Jokowi Blusukan Cari Calon Ibu Kota Baru di Kalimantan, Ini Hasilnya

Labels: , , , ,

Beranikah Jokowi Bentuk Kabinet Profesional Berisi Anak-anak Muda?


Beranikah Jokowi Bentuk Kabinet Profesional Berisi Anak-anak Muda? - Joko Widodo (Jokowi) diminta mewujudkan zaken kabinet alias kabinet berisi kaum profesional bila dia melanjutkan pemerintahannya di periode kedua nanti. Dikabarkan pula, kabinet Jokowi nantinya akan diisi kaum muda alias milenial.

Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI), Profesor Martani Huseini, menilai zaken kabinet berisi kaum milenial adalah syarat untuk melunasi janji-janji Jokowi kepada rakyat. Janji-janji itu harus dilunasi.

"Presiden ke depan akan diuji janji-janji politiknya, apakah benar bisa dilaksanakan atau tidak. Kalau dia masih berat pada faktor pendukungnya yang harus mengisi kementerian ini dan kementerian itu, maka itu akan memberatkannya untuk melunasi janji politik," kata Martani kepada wartawan, Selasa (14/5/2019).


Masuknya orang-orang parpol di kursi menteri dinilai bakal memberatkan langkah Jokowi dalam melunasi janji, mewujudkan 'legacy' pemerintahannya. Dalam kondisi seperti ini, orang-orang profesional perlu diprioritaskan demi pemerintahan yang lebih baik, bukan semata-mata untuk menyenangkan parpol pendukung.

"Parpol-parpol harus tahu diri. Kalaupun mau menaruh orang di kursi menteri, jangan sembarangan," kata Martani.

Dia mengibaratkan kabinet pemerintahan seperti orkestra yang dipimpin presiden. Pemain terompet hingga penggesek biola harus bisa membaca not balok di partitur. Mereka juga harus patuh terhadap aba-aba sang dirigen yakni presiden. Bayangkan bila pemain terompet dipilih hanya karena dia dekat dengan dirigen padahal tak bisa membaca partitur, bayangkan pula bila pemain musiknya tidak patuh ke dirigen. Tak akan ada simfoni yang indah.

"Maka harmonisasi itu penting dan harus disepakati sejak awal," kata Martani.

Soal kabinet berisi kaum milenial, Martani menilai itu memang dibutuhkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang sarat teknologi dan inovasi. Inovasi bukannya tidak bisa dilakukan orang-orang tua, namun akan lebih mudah dilakukan kaum muda.

"Ada korelasi antara inovasi dengan kaum muda. Anak muda belajar lebih cepat daripada orang tua, apalagi orang di atas usia 50 tahun bakal punya keterbatasan berpikir secara biologis," kata Martani.



Pria kelahiran 1951 lulusan University Paris de Sorbonne IV ini menyadari anak-anak muda lebih dinamis dan cepat beradaptasi dengan teknologi baru. Mereka lebih cocok memimpin kementerian. 


Muda, menurutnya tidak harus selalu ditentukan umur, melainkan harus berjiwa muda. Soalnya ada pula sosok muda usia namun jiwanya cenderung tidak dinamis. Anak muda yang duduk di pemerintahan nantinya juga perlu kemampuan pemanfaatan teknologi komunikasi yang baik demi efisiensi birokrasi. Anak muda yang duduk di kursi menteri haruslah orang yang berintegritas, kompeten, bernyali, punya renjana, dan bisa menyatukan semuanya.

"Tantangan saat ini juga berat. Masalah sosial dan politik sudah luar biasa berat karena sudah kadung terbelah (saat Pilpres). Ini menuntut sosok muda yang kolaboratif, bisa menyatukan semuanya," kata dia. 

Yang jelas, kaum muda lebih unggul dibandingkan kaum tua. Bila kaum muda yang kompeten ditempatkan di kabinet, itu adalah piliahan yang tepat.

"Buat saya itu mutlak, Pemerintahan mendatang harus punya agility dan semangat berinovasi," kata Martani.


Beranikah Jokowi Bentuk Kabinet Profesional Berisi Anak-anak Muda?

Labels: , , , , , ,

Sunday, May 12, 2019

Polisi Tangkap Pria yang Ancam Penggal Kepala Jokowi


Polisi Tangkap Pria yang Ancam Penggal Kepala Jokowi - Tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap pria yang mengancam memenggal Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ancaman itu disampaikan saat beraksi di Bawaslu dan menjadi viral di media sosial.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pria berinisial HS itu ditangkap di Perumahan Metro, Parung, Kabupaten Bogor. Penangkapan dilakukan pada Minggu (12/5) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

"Telah melakukan penangkapan terhadap pelaku tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara dan tindak pidana di bidang ITE dengan modus pengancaman pembunuhan terhadap Presiden RI yang sedang viral di media sosial,"

Lihat juga : Rekap Pilpres di Jawa Timur Rampung, Jokowi Kalahkan Prabowo

HS dikenakan pasal Pasal 104 Kita Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan Pasal 27 ayat 4 junto pasal 45 ayat 1 UU RI nomor 19 tahun 2016 perubahan atas UU RI no 11 tahun 2008 tentang ITE.

Argo merincikan HS merupakan pria kelahiran Jakarta, 08 Maret 1994. Ia merupakan warga Palmerah Barat,Jakarta.


HS ditangkap lantaran melakukan pengancaman pembunuhan terhadap Jokowi saat melakukan aksi di depan Kantor Bawaslu pada Jumat (10/5) pukul 14.40 WIB.

Aksinya yang terekam video langsung viral di media sosial. HS terekam mengucapkan kata-kata ancaman kepada Jokowi.

"Dari Poso nih, siap penggal kepala Jokowi, Jokowi siap lehernya kita penggal kepalanya demi Allah," kata HS dalam video sebagaimana disampaikan Argo.


Polisi Tangkap Pria yang Ancam Penggal Kepala Jokowi 

Labels: , , ,

Tuesday, May 7, 2019

Situng KPU 71%: Jokowi-Amin 56,23% Prabowo-Sandi 43,77%


Situng KPU 71%: Jokowi-Amin 56,23% Prabowo-Sandi 43,77% -  Data masuk di Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU sudah mencapai 71%. Situng yang juga kerap disebut sebagai 'Real Count KPU' mencatat Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul atas Prabowo-Sandiaga Uno.

Dilihat detikcom dari situs pemilu2019.kpu.go.id, Rabu (8/5/2019), pukul 10.24 WIB, data yang sudah masuk berasal dari 577.855 TPS (71,04629%). Diketahui total ada 813.350 TPS pada Pemilu 2019.

Berikut ini real count KPU berdasarkan data yang telah masuk:
01. Jokowi-Ma'ruf 61.207.039 suara (56,23%)
02. Prabowo-Sandiaga 47.647.252 suara (43,77%)

Baca juga : Prosesi Penobatan Raja Thailand Dimulai, Akan Berlangsung 3 Hari

Di dalam situs ini, KPU menjelaskan bahwa data yang ditampilkan pada menu Hitung Suara merupakan data berdasarkan angka yang tercantum dalam salinan formulir C1 sebagai hasil penghitungan suara di TPS. Jika terdapat perbedaan antara angka yang tertulis dengan angka yang tercantum dalam salinan Formulir C1, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KPU juga menyatakan bahwa data yang ditampilkan bukan merupakan hasil final, karena hasil akhir penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 akan ditetapkan secara manual melalui rapat rekapitulasi secara berjenjang di setiap tingkatan. Oleh karena itu jika terdapat kesalahan dalam pengisian C1 dapat diusulkan perbaikan pada rapat rekapitulasi di tingkat kecamatan.

Rekapitulasi akhir KPU secara nasional rencananya akan keluar pada Rabu (22/5). KPU tetap akan menggunakan perhitungan manual berjenjang untuk memutuskan penetapan hasil Pemilu 2019.


Situng KPU 71%: Jokowi-Amin 56,23% Prabowo-Sandi 43,77%

Labels: , , , ,