Saturday, May 26, 2018

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 5: Curug Puncak Manik

12. Curug Puncak Manik
Sebagaimana saya jelaskan di blog sebelumnya, Curug Puncak Manik berada di aliran Sungai Ciletuh, setelah Curug Awang dan Curug Tengah. Menurut penjelasan dari bapak sewaktu di Curug Awang, sebenarnya ada jalan pintas menuju Curug Puncak Manik dari Curug Awang/Curug Tengah, tapi jalannya masih alami dan ekstrim, ditambah lagi pengunjung hanya bisa menikmati bagian atas curug.
Melanjutkan perjalanan dari Curug Awang, di suatu lokasi yang agak sepi, kami melihat ada spanduk untuk menuju ke Curug Puncak Manik. Melewati jalan yang lumayan terjal dan berbatu, kami sampai dilapangan parkir yang ada pos tapi tidak ada penjaganya.
Suasanya sangat sepi karena dikelilingi hutan dan perkebunan, tidak terlihat jalan turun. Di kejauhan, di seberang bukit terlihat tangga turun ke lembah. Pastilah itu lokasi yang disebut Tangga 1.000. Meski belum mengetahu lokasi tepatnya, karena tidak ada di Google Maps, kamipun melanjutkan perjalanan.
Sampai di pertigaan Sukabumi-Ujung Genteng, kamipun mengambil arah ke Ujung Genteng. Dari titik ini terlihat sekali perbedaan mencolok kondisi jalan. Kondisi jalan menuju Ujung Genteng masih berupa aspal lama dengan lobang disana-sini. Berbeda dengan kondisi jalan beraspal mulus dari pertigaan hingga Puncak Darma-Jalan Baru (Loji).
Setelah agak lama di jalan, kami merasa ada yang salah, sepertinya kondisinya makin menjauh hahaha. Mampir di Pertamini sekaligus mengisi bensin, menurut info penjaga Pertamini, kami kelewatan jauh. Ancar-ancar nya yaitu Asrama Kostrad. Kami pun balik arah sampai ketemu Asrama Kostrad yang dimaksud, ternyata memang ada petunjuk arah ke Curug Puncak Manik tapi berupa papan kecil jadi tidak terbaca (dari Ciletuh arah kanan).
Memasuki jalan ini, kondisi jalan lebih parah, berbatu. Memasuki perkampungan yang lumayan sepi, sawanh dan lading akhirnya kami sampai di parkiran Curug Puncak Manik. Pengunjung sangat sepi. Di pinggir parkiran terlihat warung-warung/saung berjejer rapi, terlihat kelapa muda mendominasi dagangan mereka.

Setelah parkir (gak ada pembayaran tiket masuk), kamipun menuruni tangga yang disebut Tangga 1.000 ini. Tangga ini masih terkesan sangat baru ini terdiri dari anak-anak tangga yang berupa cor-coran, dan dipasang besi pengaman dikiri dan kanan sepanjang tangga yang berhiaskan gambar kujang, senjata tradisonal Sunda. Karena curugnya berada di lembah, tentu saja kondisi jalannya menurun, tapi tenang saja, berjalan santai tidak akan terasa. Tapi wajah kelelahan terlihat dari pengunjung yang kembali dari curug dengan trek mendaki hahahaha..
Trek naik/turun
Trek naik/turun
Trek naik/turun
Trek naik/turun
Di beberapa spot kita bisa berhenti sejenak sambil mengambil foto curug dikejauhan yang tentu saja bukan hanya curug tapi juga tebing dan hutan yang mengelilinginya.
View curug sepanjang perjalanan
View curug sepanjang perjalanan
View curug sepanjang perjalanan
View curug sepanjang perjalanan
Sampai di bawah, tidak terlihat pengunjung lain, hanya kami berdua. Terlihat satu warung dan saung tempat beristirahat pengunjung. Di depan mengalir Ciletuh. Di pinggir sungai terlihat pepohonan besar dan bebatuan menghiasi sungai. Sementara itu curugnya terlihat dua, dengan tinggi kira-kira 100 meter dengan tipe tail horse. Dengan debit yang besar (padahal sudah memasuki musim panas) begitu jatuh ke kolam, terbentuk tampias yang menyeruapai kabut menyelimuti area curug.
Indah nya Curug Puncak Manik

Indah nya Curug Puncak Manik
Indah nya Curug Puncak Manik
Indah nya Curug Puncak Manik
Aliran curug utama kemudian jatuh di tebing yang berwarna coklat kemerahan membentuk air terjun mini dan akhirnya jatuh membentuk kolam yang luas dan dalam selanjutnya mengaliri Sungai Ciletuh. Tebing antara dua curug inilah yang membatasi pengunjung untuk mendekati curug utama.
Curug Puncak Manik yang unik
Curug Puncak Manik yang unik

Tebing yang berwarna coklat kemerahan terlihat kontras dengan rerumputan dan semak yang berwarna hijau, serasa berada di negeri lain.. hehehe. Tidak salah lagi, inilah curug tercantik di kawasan Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark.
Curug Puncak Manik yang unik
Curug Puncak Manik yang unik
Curug Puncak Manik yang unik
Curug Puncak Manik yang unik
Curug Puncak Manik yang unik

Tengah asik menikmati keindahan curug ini, terlihat sepasang pengunjung beserta guide nya menuruni bukit, sepertinya mereka mengambil jalur yang pertama yang tidak jadi kami lalui. Jalurnya terlihat ekstrim, dengan menuruni bukit melalui jalan setapak di antara pepohonan dengan kemiringan yang curam. Sampai di bawah mereka menyeberangi sungai untuk sampai ke tempat kami.
Selesai mengambil foto, kami mampir istirahat di warung dan menikmati mie dan teh hangat. Meski daerah wisata dan memakan waktu dan tenaga ke curug ini, harga makanan dan minumannya sama dengan di luar, hanya beberapa ribu saja.
Setelah mengganjal perut, kami melanjutkan perjalanan, tentu saja kembali melewati Tangga 1.000. Kali ini saya berniat menghiung jumlah tangga... hmmm sampai di atas ternyata jumlahnya tidak sampai 1.000 melainkat sekitar 750, tapi lumayan dengan jumlah segitu membuat sport jantung. Jadi menurut warga lokal, sering kejadian pengunjung pingsan karena terlalu memaksakan diri. Jadi kalau kalian ke sini, jangan terlalu memaksakan diri, cobalah istirahat di sepanjang perjalanan.
Sampai di atas, kembali kami beristirahat, menikmati kelapa muda yang harganya hanya Rp. 5.000. Dari sini kita juga bisa menikmati Curug Puncak Manik dari sudut lain. Dari sini terlihat sawah yang membentang di kiri kanan aliran sungai. Tidak sia-sia mengunjungi curug ini. The Best....... !!!!
Curug Puncak Manik dari atas
Curug Puncak Manik dari atas

Link terkait:
- Pantai Loji, Curug Larangan, Curug Cilegok dan Puncak Darma
- Curug Dogdog dan Curug Cimarinjung
- Curug Sodong, Curug Cikanteh dan Pantai Palangpang 
- Curug Awang dan Curug Tengah 
- Curug Puncak Jeruk  
- Curug Luhur Cigangsa dan Curug Cikaso 

Labels: , , , , , , , , , , ,

Sunday, May 20, 2018

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 4: Curug Awang dan Curug Tengah

Di hari kedua di Ciletuh, hari ini jadwal kami adalah mengunjungi 3 curug yang berdekatan yaitu Curug Awang, Curug Tengah dan Curug Puncak Manik. Sorenya kami mengunjungi Curug Puncak Jeruk.

10. Curug Awang
Curug ini berada di Desa Taman Jaya-Ciemas sekitar 45 menit dari Pantai Palangpang atau tempat kami menginap di Desa Cimarinjung. Curug ini berada di aliran Sungai Ciletuh bersama-sama dengan Curug Tengah dan Curug Puncak Manik.
Pagi-pagi sekitar jam 8 kami berangkat dari penginapan, mengambil arah ke Panenjoan atau ke arah Sukabumi/Ujung Genteng. Gak usah bingung karena ini adalah jalur lingkar/jalur utama. Sebelum Panenjoan di perkebunan kami melihat petunjuk arah ke Curug Awang dan Curug Tengah. Menyusuri jalan yang berjarak sekitar 1 km, kami mendapati jalan berbatu tanpa aspal. Mungkin karena lokasi ini adalah perkebunan kelapa sawit bukan jalan pemda makanya jalannya hanya berupa bebatuan bukan aspal.

Tanpa petunjuk arah, di suatu pertigaan di antara pepohonan kelapa sawit (atas petunjuk warga) hanya berjarak sekitar 50m kami sampai di lokasi parkir Curug Awang. Belum ada pengunjung saat itu dan penjaganya juga belum ada.
Dari parkiran kami berjalan menyusuri jalan setapak yang sudah di cor ke arah kiri. Suasana sejuk karena banyaknya pepohonan dan pemandangan hijau sawah yang membentang menyambut kami. Terasa sekali suasana pedesaan. Hanya berjalan beberapa meter sudah terlihat Curug Awang di kejauhan. Curug yang fantastis, warna bebatuannya yang coklat kemerahan sangat kontras dengan suasana sekitarnya.
Pemandangan yang asri di sekeliling curug
Pemandangan yang asri di sekeliling curug
Kira-kira 50 meter kami sampai di rumah/warung, satu-satunya rumah/warung yang ada di sini. Mengobrol sebentar dengan pemilik warung, kami melanjutkan mendekati area curug. Menyisir pinggir sungai, semakin mendekati area curug, semakin terlihat kegagahan curug ini.
View di aliran atas curug
Sampai di ujung jalan, terdapat sebuah saung untuk beristirahat dan tempat untuk meikmati keindahan curug ini dari dekat. Dari seni terlihat aliran sungai dan terasering sawah, tidak terlihat rumah-rumah penduduk di area hulu. Konon dulunya tempat ini dikelilingi oleh hutan tapi karena adanya pembalakan liar jadinya hutan-hutannya sudah hilang.
Curug Awang
Curug Awang
Curug Awang
Terlihat aliran sungai yang tidak terlalu besar debitnya, mungkin karena mulai memasuki kemarau. Untungnya, kita bisa melihat warna air yang tidak keruh, kalau musim hujan, debit air sangat besar hingga menutupi bebatuan tapi airnya keruh/coklat. Revan turun ke bawah mendekati area curug alias ke bibir tebing untuk mengambil beberapa foto.

Untuk turun ke bawah, ke area bawah curug, kami turun melewati jalan setapak menuruni bukit, hanya kira-kira 50 meter dan lumayan terjal. Dari warung si bapak kita juga bisa turun mendekati curug dengan trek yang lebih landai.
Sampai di area curug, baru terlihat dengan jelas kegagahan curug yang tingginya sekitar 40m ini. Terlihat bebatuan besar menghiasi area curug, bebatuan bekas longsoran tebing akibat erosi dan pelapukan yang terjadi mungkin ratusan atau ribuan tahun lalu. Di area terpapar sinar matahari dan tampias kami menyaksikan pelangi yang menambah kecantikan curug ini.
Ada pelangi

Setelah puas menikmati keindahan curug ini kami beristirahat di warung si bapak sambil memesan mie rebus dan the hangat. Momen yang langka, menikmati sarapan dengan pemandangan curug dan hijaunya persawahan dan hutan…. Hehehehe. Harap di catat, harga makanan dan minuman di sini tidak beda dengan di luar, hanya beberapa ribu saja. Setelah sarapan dan mendapatkan pengarahan dari si bapak, kamipun melanjutkan ke Curug Tengah.
Menikmati sarapan
11. Curug Tengah
Kembali kepertigaan dekat pintu masuk, kami mengambil jalur kanan. Melewati persawahan terlihat Curug Awang di kejauhan. Sekitar 50 meter kami sudah sampai di bibir tebing di atas Curug Tengah.
Curug Awang dari kejauhan
Curug Awang dari kejauhan
Curug ini belum dikelola jadi belum ada akses jalan untuk turun ke area curug. Jadi kita hanya bisa menyaksikannya dari atas. Karenanya kami sangat hari-hati sekali karena berada di bibir tebing. Meski tidak terlalu tinggi (sekitar 20m) tapi debit airnya sangat deras jadi bisa dipastikan kolam di bawah curug sangat dalam.
Curug Tengah
Curug Tengah

Curug Tengah
Curug Tengah
Tidak banyak yan bisa dilakukan di area curug ini, kemudian kami kembali ke parkiran. Sekarang penjaga parkirnya sudah ada, setelah membayar ongkos parkir Rp. 5.000 (tidak ada biaya tiket masuk), kami melanjutkan perjalan menuju Curug Puncak Manik, yang sebenarnya berada di bawah Curug Tengah tapi kami harus jalan memutar karena aksesnya melewati Tangga 1.000.

Link terkait:
- Pantai Loji, Curug Larangan, Curug Cilegok dan Puncak Darma
- Curug Dogdog dan Curug Cimarinjung
- Curug Sodong, Curug Cikanteh dan Pantai Palangpang 
- Curug Puncak Manik  
- Curug Puncak Jeruk  
- Curug Luhur Cigangsa dan Curug Cikaso 

Labels: , , , , , , , , , , ,

Saturday, May 19, 2018

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 3: Curug Sodong, Curug Cikanteh dan Pantai Palangpang


Di penginapan, hanya berberes sebentar kemudian kami melanjutkan petualangan untuk hari ini. Tujuan berikutnya adalah Curug Sodong dang Curug Cikanteh. 

7. Curug Sodong
Jarak dari penginapan ke Curug Sodong sekitar 10 km, atau sekitar 30 menit perjalanan. Dari kampung Cimarinjung nanti bertemu pertigaan yang juga pertemuan jalan dari Pantai Palangpang. Dari pertigaan ini kita ke arah Sukabumi/Jakarta, selanjutnya ketemu pertigaan lagi, kanan ke Sukabumi/Jakarta, kami ambil lurus sampai ketemu Indomart dan ambil kiri. Dari pertigaan ni jalannya lumayan bagus meski tidak mulus. Di perjalanan sebagaimana Curug Cimarinjung, kita juga bisa menyaksikan Curug Cikanteh dari kejauhan.
Curug Cikanteh di kejauhan
Mendekati curug, dikejauhan sudah terlihat Curug Sodong dan satu curug di atasnya (Curug Ciateul???). Curug kecil yang terlihat di kejauhan alirannya akan bertemu dengan aliran air dari Curug Cikanteh dan membentuk Curug Sodong.
Memasuki parkiran kami membayar tiket sekitar Rp. 5.000 (atau 10.000?) dan parkir Rp. 5.000. Dan lapangan parkirnya berada tidak jauh dari curug.
View curug dari parkir
Pemandangan di curug ini sangat asri, dikelilingi hutan yang menghijau dan patahan perbukitan yang merupakan bagian dari Mega Amfiteater Ciletuh membuat pengunjung betah berlama-lama di sini.
Tinggi curug sekitar 20m dengan debit air yang besar meski mendekati musim kemareu ini. Di belakang curug terdapat cekungan/goa di tebingnya sehingga disebut ‘sodong’, karena curugnya ada dua maka disebut juga Curug Kembar, karena berdekatan satu sama lain maka juga biasa disebut Curug Sajodo. Karena debitnya yang besar, tidak dianjurkan berenang di dekat jatuhnya air terjun.
Curug Sodong
Curug Sodong
Di pinggir curug terdapat pohon besar yang bisa dijadikan spot foto yang menarik dan tempat mengambil foto curug dengan angle yang berbeda.
Curug Sodong
8. Curug Cikanteh
Jika kamu masih punya tenaga cukup dan excited akan curug silahkan mengunjungi Curug Cikanteh. Namun, untuk menikmati Curug ini kita wajib memakai guide dengan biaya Rp. 50.000 per group.
Setelah mencatat data-data pengunjung, kami menuju Curug Cikanteh. Melewati jalan setapak dengan pemandangan hutan yang sangat asri kami mengikuti guide yang sudah ditunjuk.
Melewati sebuah jembatan kayu, lanjut lagi melewati hutan, tidak sampai 30 menit kami sudah sampai di Curug Cikanteh. Dihiasi bebatuan besar kecoklatan, dengan 2 tingkatan dan debit sangat besar menjadikan curug ini sangat fantastis. 
View Curug Cikanteh bagian bawah
View Curug Cikanteh bagian bawah
View Curug Cikanteh bagian bawah
View Curug Cikanteh bagian bawah
Curug utama yang tinggi menjulang sekitar 60 meter terlihat sangat gagah. Curug tunggal yang jatuh dari batu tebing yang berwarna kecoklatan dengan sedikit warna hijau tanaman menjadikannya sangat unik. Aliran dari atas ini turun melewati bebatuan membentuk beberapa curug kecil dan membentuk leuwi yang tidak terlalu dalam. Di aliran bawah ini, banyak pengunjung bermain air, merasakan kesejukan air ini. 
View Curug Cikanteh bagian bawah
View Curug Cikanteh bagian bawah
View Curug Cikanteh bagian bawah
Guide kami menawarkan untuk mengunjungi curug bagian atas dengan sedikit biaya tambahan (kami memberinya tambahan Rp. 20.000). Melewati sisi tebing bagian kiri, melewati celah bebatuan dan dilanjutkan setapak yang agak licin akhirnya kami sampai ke bagian atas.
Trek ke atas
Trek ke atas
Aliran batas curug atas dan bawah
Sampai di atas, terlihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Bebatuan yang unik, aliran air dan tebing 90 derajat yang tinggi menjulang. Kami mengambil beberapa foto di sin dengan di awasi oleh guide. Kami tidak diperbolehkan terlalu mendekati curug karena keamanan karena bagian atas ini tidak umum untuk dikunjungi.
View Curug Cikanteh bagian atas
View Curug Cikanteh bagian atas
View Curug Cikanteh bagian atas
View Curug Cikanteh bagian atas
Setelah puas menikmati pemandangan yang fantastis ini, kami melanjutkan perjalanan untuk menikmati sunset.

9. Pantai Palangpang
Inilah sunset point favorit pengunjung jika ke Ciletuh. Selain landmark yang menjadi ikon Ciletuh, di sini kita bisa menikmati sunset langsung menghadap laut. Di sini kita juga bisa melihat Curug Cimarinjung di kejauhan.
Curug Cimarinjung dari Pantai Palangpang
Di pantai ini biasa dijadikan tempat berkemah wistawan atau tempat transit wisatawan yang melakukan turing.
Sunset di Pantai Palangpang
Hanya saja, mungkin saking banyaknya pengunjung, kebersihan pantai jadi kurang terjaga, banyak sampah berserakan. Juga ada yang parkir sembarangan misalnya di depan landmark Ciletuh Geopark sehingga menghalangi/merusak pemandangan pengunjung lain yang ingin berfoto.
Landmark Geopark
Semoga kedepannya pantai ini lebih dijaga lagi kebersihannya. Di butuhkan kesadaran pengunjung untuk menjaga kebersihannya.

Link terkait:
- Pantai Loji, Curug Larangan, Curug Cilegok dan Puncak Darma
- Curug Dogdog dan Curug Cimarinjung
- Curug Awang dan Curug Tengah
- Curug Puncak Manik 
- Curug Puncak Jeruk 
- Curug Luhur Cigangsa dan Curug Cikaso 

Labels: , , , , , , , , , , , ,