Monday, June 10, 2019

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 8: Pantai Pasir Putih-Ujung Genteng

Meskipun berada di Sukabumi, Ujung Genteng berada di salah satu sudut Sukabumi atau tepatnya kecamatan Ciracap. Jika kita lihat di Maps maka wilayah Ujung Genteng terlihat seperti tanjung kecil atau wilayah daratan yang menjorok ke laut. Mutngkin karena bentuk nya ini makanya di sebut Ujung Genteng.

Sebenarnya sudah lama sekali mau mengunjungi Ujung Genteng ini dan baru kesampaian waktu liburan 16-24 Maret lalu. Selain Ujung Genteng, kami juga berkunjung lagi ke Ciletuh dan ke Sawarna. Kali ini saya di temani oleh Revan, Ringgo dan Jay dengan menggunakan 2 motor.
Dari Bogor kami berangkat Jum’at malam (15 Maret) selepas Magrib. Tujuan kami adalah ke Ujung Genteng. Rute yang kami tempuh adalah Ciawi-Simpang Cibadak-Plabuhan Ratu-Ciletuh-Ujung Genteng. Tujuan kami berangkat malam supaya sampai di Ujung Genteng pagi hari dengan menginap di Puncak Darma.

Perjalanan dari Bogor sedikit lambat karena macet meskipun perjalanan malam, terutama di daerah Pasar Cidahu dan Pasar Cibadak hingga sampai di Pertigaan Cibadak sekitar jam 9 malam, mampir sebentar di sebuah RM Padang untuk makan malam dan melanjutkan perjalanan hingga sampai Pelabuhan Ratu sekitar jam 10 malam. Di Pelabuhan Ratu kami mengisi bensin karena akan memasuki remote area yang sangat sepi hingga Ciletuh.

Melanjutkan perjalanan hingga pencapai pertigaan Loji, kemudian menempuh jalur Loji yang merupakan jalur baru menuju Ciletuh. Di area ini mulai sangat terasa suasana sepi. Hanya sedikit motor yang berpapasan sedikit membuat perasaan was-was. Perjalanan sedikit terhibur dengan pemandangan di bawah sana, ke arah laut, terlihat barisan rapi bagan-bagan dengan lampu-lampunya. Sekitar tengah malam kami sampai di Puncak Darma dan beristirahat di sebuah warung yang buka di antara jejeran warung-warung di Puncak Darma.
Memesan minuman hangat dan mie instant untuk mengusir dinginnya malam. Dan masih sempat bermain kartu hingga berhenti karena tiba-tibamati lampu di sertai, hujan dan angin besar. Dan meskipun berteduh ke dalam warung tapi kami masih basah terkena tampias hingga terpaksa istirahat di lantai warung bagian dalam. Tertidur beberapa jam, kemudian perjalanan di lanjutkan selesai Subuh.
Istirahat di Puncak Darma
Istirahat di Puncak Darma
Nah untuk kalian yang pengen bermalam (bukan di penginapan), saya sarankan ke Pantai Palangpang atau di warung-warung sekitar pantai yang buka 24 jam. Just for info, kamar kecil/toilet di Puncak Darma saat ini kurang terawat.
Perjalanan ke Ujung Genteng kami tempuh kira-kira 2 jam. Kami tidak melewati jalur Curug Cikaso (Surade) tapi ambil jalur memotong ke arah kiri di persimpangan yang ada tulisan Kampung Batik (Ciracap). Di jalur ini ada tempat wisata Curug Luhur yang kami kunjungi sepulang dari Ujung Genteng.

Sampai di loket kawasan Ujung Genteng kami membayar tiket masuk Rp. 7.000/motor (kalau bawa mobil Rp. 16.000/mobil). Dari loket karcis ke arah pantai masih sekitar 5km lagi. Mendekati area pantai banyak terlihat penginapan-penginapan, jadi jangan khawatir kalau berkunjung ke sini meskipun belum mendapatkan penginapan. Sampai di area pantai masih pagi sekitar jam 7.  Ada 2 lokasi di sini, di pertigaan, ke kiri ke arah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan ke kanan ke arah pantai-pantai wisata. Di pantai yang sedang surut terlihat kapal-kapal nelayan sedang berlabuh. Terlihat ombak memecah jauh di tengah sehingga dekat pantai terlihat air yang tenang.
Sampai di Ujung Genteng
Di sepanjang pantai berjejer penginapan berupa cottage-cottage maupun penginapan biasa baik buat keluarga maupun yang berupa kamar-kamar. Menyusuri terus ke atas tidak jauh dari Pantai Cibuaya kami menemukan penginapan yang kami rasa sangat pas buat trip kali ini. Satu malam kami menginap di kamar buat berempat dengan tarif Rp. 350.000 yang bisa muat 5-8 orang. Dan semalam lagi untuk 2 orang seharga Rp. 250.000, karena hari minggu Ringgo dan Jay kembali ke Bogor.

Kegiatan kami selama di Ujung Genteng pastinya mengunjungi pantai-pantai. Pantai-pantai di sini boleh dikata berada dalam satu garis pantai. Hanya saja pantai-pantai ini dikasih nama masing-masing meskipun berdekatan. Pantai-pantai ini diantaranya:

Pantai Pasir Putih
Pantai ini berada tidak jauh dari Pantai Cibuaya. Untuk ke sini bisa masuk dengan menyisiri garis Pantai Cibuaya dan satu lagi melewati jalan desa/jalan kampung yang ada ladang-ladang dan pengembalaan sapi. Kedua jalan ini sama-sama jeleknya apalagi dikala hujan.
Sebenarnya Pantai pasir Putih ini satu garis dengan Pantai Pangumbahan atau boleh dikata tidak terlihat batas-batasnya. Yang membedakan, kalau Pantai Pasir Putih dikelola warga, dan Pantai Pangumbahan lebih dikenal sebagai tempat konservasi penyu.
Menuju Pantai Pasir Putih
Melewati gerbang Konservasi Penyu tidak jauh kita akan sampai di lokasi parkir Pantai Pasir Putih. Parkiran ini berada di lokasi teduh yang banyak pepohonan dan terdapat warung-warung yang dikelola warga yang menjual aneka makanan-minuman ringan. Di sini kita cuman bayar parkir motor Rp. 5.000/motor.
Trek dari parkir ke arah pantai
Dari parkiran kita harus berjalan kaki sekitar 100m untuk menuju pantai. Melewati jalan setapak dengan semak belukar hingga sampai di pinggir pantai. Sesuai dengan namanya, pantai ini berpasir putih dengan hanparan pasir yang sangat luas. Terkesan sangat alami. Di sini tidak terlihat adanya bangunan baik rumah-rumah ataupun warung-warung. Nah, di sini juga bisa berkemah buat yang ingin bermalam di pantai ini, terdapat area yang cukup tinggi untuk memasang tenda.
Karena ombaknya besar disarankan berhati-hati untuk bermain air jangan sampai mendekati ombak. Cukup bermain di bibir pantai.
Bermain di pantai nan sepi
Bermain di pantai nan sepi
Bermain di pantai nan sepi
Karena cuaca sedang cerah, kami di sini bermain drone. Dari ketinggian terlihat garis pantai sampai ke ujung tanjung dan masih terlihat hijaunya area yang berbatasan dengan pantai.
Pantai Pasir Putih dari atas
Bird's view dari atas
Di pantai ini juga terdapat muara sungai berair payau, karena sering hujan, saat itu airnya berwarna coklat. Di sini kami berendam dan bersih-bersih badan dari pasir setelah bermain di pantai.
Berasa di Afrika
Selanjutnya kami kembali ke penginapan dan menunggu sunset di pantai depan penginapan. Untuk makan malam kami pesan di tempat peginapan yang kebetulan berjualan, kami dimasakin ikan bakar. Dan kamipun menikmati makan malam di saung pinggir pantai dalam suasana sepi dan ditemani suara ombak pantai Selatan.
Menimati sunset dari depan penginapan
Menu makan malam
Info:
Nama : Pantai Pasir Putih
Lokasi : Ujung Genteng-Sukabumi-Jawa Barat
Biaya: parkir Rp. 5.000/motor, masuk gratis

Baca juga link terkait:
- Curug Sodong, Curug Ngelay, Curug Ciateul, Curug Cikanteh, Curug Cikawung dan Pantai Palangpang
- Curug Penganten, Curug Cibelener dan Curug Cihuru 
- Curug Nangsi, Curug Cikupa dan Curug Cibenda-Waluran
- Curug Luhur-Ciracap
- Pantai Tenda Biru, Pantai Cibuaya dan Pantai Pangumbahan-Ujung Genteng

Labels: , , , , , , , , ,

Friday, May 18, 2018

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 1: Curug Larangan, Pantai Loji, Pantai Cilegok dan Puncak Darma

Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark adalah kawasan terpadu yang sudah diakui oleh PBB sebagai UNESCO Global Geoparks pada tanggal 17 April 2018 lalu bersama-sama dengan Gunung Rinjani. Dan ini akan menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata dunia. Sebagai mana disyaratkan maka kawasan ini mempunya biodiversity, geodiversity dan culturaldiversity. Jadi kita harus jaga ya keanekaragaman hayati, bebatuan dan budaya ini, jangan sampai kita merusaknya.
Nah kawasan ini membentang dari Pelabuhan Ratu sampai Ujung Genteng, dengan pusat/jantungnya berada di Pantai Palangpang.
Sebelum dijadikan Global Geoparks, kawasan ini sudah dipersiapkan jalan baru dari Pelabuhan Ratu via Pantai Loji, Pusat Informasi, penginapan dan nanti juga akan dibangun lapangan terbang.
Karena ada jalan baru yang mempersingkat waktu dari sekitar 3 jam menjadi 1 jam, saya dan Revan menggunakan motor berangkat dari Bogor malam hari, Rabu 9 Mei 2018 dan menginap semalam di Pelabuhan Ratu. Karena tujuan utama adalah Ciletuh, pagi sekitar jam 8 kami berangkat menuju Ciletuh.
Suasana pagi di Pelabuhan Ratu
Suasana pagi di Pelabuhan Ratu
1. Pantai Loji
Dari pertigaan jalan lama yang melewati perbukitan, kami mengambil ke arah Loji, arah ke kanan. Begitu memasuki jalan ini, kita benar-benar disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan. Pebukitan, sawah, ladang dan pantai selatan memanjakan mata. 
Salah satu view jalan baru
Menyusuri pantai, terlihat masih sangat alami alias belum dikelola dan dibiarkan apa adanya. Perkampungannya masih sangat sepi, terlihat hamparan sawah yang menghijau. Di Pantai Loji kami berhenti sebentar untuk mengambil foto dengan lantai pantai dengan batu-batu karangnya yang unik.
Salah satu sudut Pantai Loji
2. Curug Larangan
Setelah menempuh sekitar 1 jam perjalanan, pas habis turunan setelah jembatan Cisaar terlihat spanduk di sebelah kiri menuju Curug Larangan. Buat traveler perjalanan malam yang langsung menuju pusat Geopark mungkin tidak akan berkunjung ke lokasi ini.
Memasuki lokasi yang hanya bisa ditempuh dengan motor (buat yang bawa mobil bisa parkir di warung depan), berjarak sekitar 1 km. Melewati jalan dengan view yang masih alami, kami sampai di perkampungan kecil dan parkir di tempat yang di sediakan. Belum ada pengunjung saat itu.
Trekking sekitar 30 menit, melewati ladang dan megikuti aliran sungai sampai lah kami di Curug Larangan. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 25m, curug tunggal. Curug ini jatuh dari bukit dengan kemiringan sekitar 90 derajat. Batuannya sangat unik, berwarna kehitaman. Karena langsung dari pegunungan maka air nya sangat jernih. Leuwinya sendiri berwarna hijau tosca.
Curug Larangan
Curug Larangan
Curug Larangan
Curug Larangan
Curug Larangan
Curug Larangan
Tidak ada alasan untuk tidak berenang di curug ini, meski masih pagi dan dingin, saya mencoba kesegaran curug ini. Semakin siang semakin banyak pengunjung yang datang. Umumnya adalah yang turing dan menempuh perjalanan jauh, mandi di sini akan memberikan kesegaran dan re-charge energi hehehe.
Segarnya Curug Larangan
Segarnya Curug Larangan
Segarnya Curug Larangan
Segarnya Curug Larangan
Nah buat kalian yang mau ke Geopark, ini adalah destinasi pertama yang wajib kaian kunjungi. Bukan hanya pemandangannya yang masih asri, tapi juga masuknya gratis, cukup bayar parkir saja Rp. 5.000.

3. Pantai Cilegok
Dari Curug Larangan kami menempuh jalan yang benar-benar menakjubkan. Sumpah... bagus banget. Menyusuri jalan baru yang berlika-liku, naik turun perbukitan dengan view laut Selatan di sisi kanan yang berwarna biru benar-benar momen yang tidak akan terlupakan. Ini tidak akan terjadi kalau kamu kesini saat perjalanan malam.
Di sebuah pantai yang terlihat tulisan sederhanan, Pantai Cilegok, kami mampir sekaligus beristirahat. Tidak ada biaya masuk ataupun biaya parkir. Meski Pantai Selatan, ombak disini tidak besar, cenderung tenang. 
Asrinya Pantai Cilegok
Asrinya Pantai Cilegok
Asrinya Pantai Cilegok
Asrinya Pantai Cilegok
Air lautnya gradasi putih, hijau, biru. Terlihat beberapa pengunjung berenang di air nya yang tidak terlalu dalam. Di beberapa lokasi terlihat batu karang yang menambah cantiknya pantai ini. Jauh dari pantai terlihat bagan-bagan untuk menangkap ikan.
Asrinya Pantai Cilegok
Jadi buat kalian yang melewati jalan baru ini, silahkan mampir di pantai yang masih asri ini.

4. Puncak Darma.
Dari Pantai Cilegok menuju Puncak Darma, kita akan melewati tanjakan tiada henti hahahha. Jadi buat mobil atau motor perhatikan kondisi kendaraan sebelum melewati jalur ini. Kalau mobil atau motor yang tidak kuat dijamin akan mundur lagi karena tanjakannya berkombinasi dengan belkan-belokan patah yang merupakan kombinasi maut buat pengendara yang tidak hati-hati atau kondisi kendaraan yang tidak memungkinkan.
Salah satu view menuju Puncak Darma
Tapi terlepas dari itu semua, kita disuguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan. Jujur saya belum pernah bertemu view yang menakjubkan ini selama perjalanan saya sejauh ini. Susah digambarkan, silahkan dicoba... :D.
Etiap tanjakan pasti ada akhirnya, ya kan? Nah di akhir tanjakan ini sampailah kami di Puncak Darma, yang juga pertemuan jalan baru dan jalan lama. Salah satu iconnya Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark.
Landmark Puncak Darma
Untuk parkir motor cukup dengan tarif Rp. 2.000, untuk masuk ke spot foto cukup bayar Rp. 3.000 per orang. Dari sini terlihat Mega Amphitheater Ciletuh. Dari sini terlihat gugusan bukit yang mengelilingi bentang alam sangat luas yang disebut mega amfiteater, semacam bukit yang ambruk. Menurut penelitian, bebatuan di Ciletuh adalah bukti awal terbentuknya Pulau Jawa sekitar 60 jta tahun yang lalu. Hmmmm menarik ya..... pantesan Ciletuh ini dinobatkan Global Geopark oleh UNESCO.
Mega Amfiteater Ciletuh
Oh ya di sini juga ditemukan Batu Catur, bebatuan yang berbentuk seperti bidak catur, mungkin akibat erosi alam jutaan tahun lalu. Hmmm menarik ya....
Batu Catur
 Link terkait:
- Curug Dogdog dan Curug Cimarinjung
- Curug Sodong, Curug Cikanteh dan Pantai Palangpang 
- Curug Awang dan Curug Tengah

Labels: , , , , , , , , , , , , ,