Sunday, June 30, 2019

46 Valentino Rossi Berlaga di MotoGP Belanda dengan Motor yang Pelan


46 Valentino Rossi Berlaga di MotoGP Belanda dengan Motor yang Pelan - Memulai balapan dari tempat ke-14 bukanlah hal mudah untuk dijalani Valentino Rossi pada seri Belanda.

Tak seperti pebalap Yamaha lainnya seperti Maverick Vinales dan Fabio Quartararo yang tampil cemerlang di sesi kualifikasi GP Belanda, Rossi justru harus tercecer di tempat belakang.

Sementara pebalap Yamaha lain Franco Morbidelli juga harus puas memulai balapan dari posisi ke-9.

Pebalap berjuluk 'The Doctor' itupun mengaku bingung dengan apa yang terjadi pada motornya. Rossi sempat menyebut salah satu faktor yang membuatnya tampil buruk adalah suhu trek.

Lihat juga :  Bawa Anjing ke Mesjid Wanito Bogos ini Diperiksa Oleh Pihak Polisi

Namun dengan suhu trek yang sama, Quartaro dan Vinales justru seolah tak terpengaruh.

"Fabio dan Maverick sangat kencang. Sedangkan saya dan Morbidelli mengalami kesusahan. Saya tak nyaman dengan motor, terlebih di trek yang membutuhkan kecepatan," ungkap Rossi dikutip dari GPOne, Minggu (30/6/2019).

"Kami mengerti harus memperbaikinya namun saya tak mengerti apa yang terjadi. Ini benar-benar situasi yang aneh," imbuhnya lagi.

Rossi sendiri telah mempelajari motor Vinales yang bisa berlari lebih kencang. Sayangnya itu belum cukup menyelesaikan masalah pada motornya.

"Ia kencang di semua sektor, tapi kami tak mengerti kenapa. Semua data yang diberikan (dari Vinales) tak memberikan jawaban," tambah Rossi lagi.


46 Valentino Rossi Berlaga di MotoGP Belanda dengan Motor yang Pelan


 

Labels: , , ,

Bawa Anjing ke Mesjid Wanito Bogos ini Diperiksa Oleh Pihak Polisi

Bawa Anjing ke Mesjid Wanito Bogos ini Diperiksa Oleh Pihak Polisi - M menjalani pemeriksaan oleh polisi berkaitan membawa anjing ke dalam Masjid Al Munawaroh Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wanita dewasa tersebut sempat mengamuk di Mapolres Bogor.

"Pemeriksaan masih kita lakukan. Namun ada kendala karena yang bersangkutan meluap-luap emosinya dan histeris. Selain itu keterangannya berubah-ubah," kata Kapolres Bogor AKBP AM

Polisi membawa SM ke rumah sakit guna memastikan kondisi kejiwaannya. "Tengah malam tadi yang bersangkutan dibawa oleh penyidik bersama Polwan unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) ke Rumah Sakit Kramat Jati untuk diperiksa ahli kejiwaan," ujarnya.

Dicky meminta semua pihak tidak terpancing dengan informasi liar yang beredar di media sosial. Ia menyesalkan adanya isi narasi yang disebar warganet soal polisi tak mengamankan SM.

Lihat juga :  Argentina Akan Mati-matian melawan Brazil





"Sudah kita tegaskan, perempuan dalam video itu kita amankan ke Polres Bogor. Sementara DKM dan jemaah kita periksa sebagai saksi apa yang dilakukan perempuan tersebut ketika berada di masjid, saksi kita periksa di Polsek Babakan Madang," kata Dicky.

Saksi-saksi, menurut Dicky, diperiksa untuk menjelaskan duduk persoalan mulai dari perempuan tersebut masuk masjid hingga berujung percekcokan dengan DKM dan jemaah. "Tentu mereka yang melihat dan mengalami langsung kita periksa sebagai saksi, Kalau enggak ada saksinya gimana bisa diproses," ujarnya.

"Kami mengimbau masyarakat untuk bertabayun dan percaya kepada media-media resmi. Serta tidak mudah terprovokasi apalagi membuat narasi-narasi yang tidak benar lalu disebar di medsos. Hal ini yang dapat mengganggu kerukunan dan persatuan masyarakat," Dicky menambahkan.

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan inisial SM bikin geger lantaran membawa seekor anjing masuk Masjid Al Munawaroh, Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (30/6/2019) pukul 14.00 WIB. Polisi lalu mengamankan perempuan itu.

"SM memasuki Masjid Al Munawaroh dengan membawa hewan anjing dengan tujuan mencari


Bawa Anjing ke Mesjid Wanito Bogos ini Diperiksa Oleh Pihak Polisi


 
suaminya," kata Dicky

Labels: , , ,

Argentina Akan Mati-matian melawan Brazil


Argentina Akan Mati-matian melawan Brazil  - Lionel Messi akan memimpin Argentina untuk berhadapan dengan Brasil di semifinal Copa America 2019. Bagaimana rekor Messi saat melawan Selecao?

Dua raksasa Amerika Latin ini akan bertanding di Estadio Governador Magalhaes Pinto, Rabu (3/7/2019) pagi WIB. Brasil melangkah ke semifinal setelah mengalahkan Paraguay lewat adu penalti dan Argentina menumbangkan Venezuela 2-0.

Kapten Argentina, Messi, sejauh ini belum tampil oke di Copa America 2019. Dia bahkan sudah mengakui bahwa ini bukan Copa America terbaiknya. Messi sejauh ini baru cetak satu gol, itu pun lewat titik penalti.

Brasil akan menjadi ujian yang lebih berat untuk Messi bersama Argentina. La Pulga punya catatan yang jelek melawan Selecao.

Lihat juga : Gisella Anastasia Takut untuk Baca Komentar di Instagramnya

Dihimpun dari Transfermark, sepanjang karier di tim nasional, Messi sudah sembilan kali bertemu Brasil. Bintang Barcelona itu merasakan lima kekalahan, tiga kemenangan, dan satu imbang.

Semua kemenangan yang dirasakan Messi atas Brasil terjadi di laga uji coba. Pun dengan semua (4) gol yang mampu dilesakkan ke gawang Brasil terjadi di laga uji coba.

Hasil terbaik yang didapat Messi saat bertemu Brasil cuma terjadi pada 2008. Ketika itu dia main penuh dan Argentina imbang tanpa gol di ajang kualifikasi Piala Dunia 2010.


Argentina Akan Mati-matian melawan Brazil


  
 

Labels: , , , , ,

Gisella Anastasia Takut untuk Baca Komentar di Instagramnya.

 


IBOBET - Gisella Anastasa mengaku kerap mendapatkan komentar miring dari warganet dari setiap unggahannya di Instagram.

Gisella Anastasia juga mengatakan jika dirinya sering menjadi bahan celaan warganet di Instagramnya.
Hal itu di sampaikan Gisella di akun Instagramnya. Menurut mantan istri Gading Marten, komentar miring warganet di instagram cukup mengganggu dirinya.

Gisella bahkan mengunggah tulisannya di Instagram Story dengan latar foto boneka horor Annabelle.

Lihat Juga : Akhirnya Artis Fenomenal Vanessa Angel Bebas Besok dari Penjara!

"Cek kolom komentar disaat seperti sekarang itu horornya minta ampun. Aku pikir ga perlu ngumumin tapi ternyata ribut juga jadi bahan celaan"tulis gisel di instagram story.

Untuk itu, Gisella pun mengaku akan jarang membuka komentar di setiap unggahannya di instagram. Hal ini juga sekaligus menjadi pengumuma bagi teman dan kerabat dekatnya.

"Jadi sekalian aku umumin sementara sampai waktu yang tidak ditentukan aku akan mempergunakan IG aku sebaik dna semenyeenangkan mungkin namun akan sangat jarang banget cek kolom komentar. Jadi buat teman dna kerabat seperti biasa, kita langsung DM atau WA aja kesayanganku semau" tulis Gisella Anastasia.




 Gisella Anastasia Takut untuk Baca Komentar di Instagramnya.

Labels: , , , , , , , , , , , ,

Jelajah Cianjur Selatan, Garut Selatan dan Bandung Selatan Bagian 10: Pantai Ranca Buaya dan Puncak Guha


Pantai Rancabuaya
Perjalanan dari Curug Rahong di kec. Cisewu ke Pantai Rancabuaya di Caringin memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan lagi atau sekitar 25km.  Dari sini kondisi jalannya sudah tidak terlalu ekstrim dibanding jalur Talegong-Cisewu. Menuruni perbukitan mengingatkan saya dengan jalur ke Pantai Jayanti dari Naringgul. Namun yang ketika melewati perkampungan, hal yang pertama kali kami cari yaitu Puskesmas, karena 2 hari ini Revan mengalami masalah pencernaan. Setelah bertemu petugas kesehatan dan dikasih berbagai macam obat dan hanya membayar Rp. 8.000 untuk administrasi.
Mampir ke Puskesmas Rancabuaya karena Revan sakit hehehe
Melanjutkan perjalanan hingga sampai di perempatan yang mana arah kiri dan kanan adalah jalur selatan Cianjur-Garut, dan lurus ke arah Pantai Rancabuaya. Sebelum melanjutkan ke arah pantai yang berjarak sekitar 1km lagi, kami harus membayar tiket di loket Rp. 5.000/orang. Sampai di pantai kami menyusuri jalan sepanjang pantai untuk mencari penginapan. Di sepanjang pantai terdapat banyak berderet penginapan dan warung-warung makan yang menyatu dengan perkampungan nelayan. Mendapatkan penginapan yang sepertinya baru jadi, kami menginap semalam dengan tarif Rp. 250.000/malam. Karena kecapek-an kami memilih istirahat di kamar.
Revan dan Ringgo mengisi waktu luang
Sore-sore kami main ke pinggir pantai yang berada di depan penginapan sambil minum kelapa muda yang banyak dijual di sepanjang pantai. Berharap mendapatkan sunset meskipun cuaca mendung dan tertutup awan. Karang-karang di sepanjang pantai menjadi objek fotografi. Ombak besar yang memecah dan masuk di sela-sela karang dan hijaunya tanaman laut yang menempel di karang menjadi keunikan tersendiri. Di sebelah kiri adalah area bersandarnya kapal-kapal nelayan dan sedikit terjaga dari terjangan ombak besar karena dibangun pemecah ombak. Dan sudah di duga, tidak terlihat matahari terbenam sore itu....
Suasana sunset di pantai berkarang Ranca Buaya
Karena weekday, suasana malam di sini sangat sepi jadi warung makan juga tutup. Untunglah ada satu warung makan meskipun tutup kami masih bisa pesan makan malam meskipun pesanannya datang hampir 1 jam kemudian hahahha..
Menikmati makan malam di pinggir pantai
Senen 15 April 2019
Pagi yang cerah. Karena sinyal GPS di sini kuat saya mencoba menerbangkan drone dari penginapan. Dari atas terlihat putihnya ombak yang memecah silih berganti. Batu karang sepanjang pantai berwarna kecoklatan dengan bentuk tak teratur. Di ujung karang terlihat laut berwarna hijau, laut lepas. Karena kondisi ini maka di sini dilarang berenang karena jika tertarik ombak pantai selatan, akan susah diselamatkan.
Pantai Ranca Buaya dari atas
Bergeser ke arah kiri, terdapat area tempat bersandarnya puluhan kapal nelayan, dengan warna seragam, berwarna biru. Di sini ombaknya terlihat lebih tenang dan lebih bebas dari karang. Bergeser sedikit ke kiri terdapat bukit cadas yang membuat rumah-rumah di bawahnya terhalangi matahari pagi.
Sisi lain dari Pantai Ranca Buaya
Setelah bermain drone, beberes dan kami checkout selanjutnya menuju ke Puncak Guha

Puncak Guha
Jarak Puncak Guha dari Rancabuaya sekita 3.5km, tidak terlalu jauh.  Keluar dari Pantai Rancabuaya kita ambil jalan ke kanan ke arah Pantai Santolo. Nanti di sebelah kanan akan terlihat papan petunjuk ke arah Pantai Santolo. Begitu belok nanti ada loket yang dijaga warga lokal. Tiket masuk kawasan ini Rp. 5.000/orang. Dari loket kendaraan bisa terus sampai ke pinggir tebing Puncak Guha berjarak sekitar 300m. Jalannya berupa tanah merah, melewati kebun.
Gerbang masuk ke Puncak Guha
Kondisi jalan masuk
Puncak Guha berupa tebing cadas setinggi sekitar 50m dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan tentu saja berobak besar dan berlapis-lapis menerjang karang. Jadi Puncak Guha bukan berupa pantai berpasir tapi tebing yang menjorok ke laut. Sampai di area ini kami parkir di pinggir tebing dan beristirahat di sebuah gazebo. Hanya terlihat beberapa pengunjung di sini yang berfoto-foto di pinggir tebing bagian kiri yang banyak terdapat pohon pandan.
Gazebo tempat beristirahat
Meskipun berupa tebing, kalau kita menjatuhkan pandangan ke sisi kanan, akan terlihat pantai berpasir kehitaman yang terdapat muara sungai. Karena terlindungi dengan tebing dan muara sungai maka pantai ini tidak ada penghuni ataupun pengunjungnya. Begitu juga di sisi sebelah kiri kita juga bisa melihat garis pantai yang panjang dan berombak besar. Namun begitu saya melihat seoran warga lokal yang naik dari bawah melewati jalan setapak yang ekstrim, mirip jalan setapak di Pantai Kelingking Nusa Penida. Kalau kalian mau mencoba turun, silahkan hahahha…
Pemandangan dari Puncak Guha
Pemandangan dari Puncak Guha
Cuaca bagus dan sinyal GPS juga full jadi sangat tepat untuk menerbangkan drone untuk melihat spot ini dari atas. Dari atas terlihat Puncak Guha yang menjorok ke Samudra Hindia dan diterjang ombak besar. Sementara lautnya berwarna hijau tosca gradasi warna biru dengan ombak bergulung-gulung menghempas karang.
Puncak Guha dari atas

Puncak Guha dari atas
Puncak Guha dari atas
Sementara saya nge-drone, Revan, Ringgo dan Jay berfoto di atas karang-karang yang bertumpuk di area sebelah kiri. Karena karang-karang ini berbatasan langsung dengan laut dalam jadi harap berhati-hati ketika berada di sini.
Bermain dipinggir karang
Lokasi Puncak Guha ini biasa dikunjungi oleh traveler untuk berkemah dan melihat sunset. Di sini tersedia rumah/warung sederhana yang ada sekitar 50m dari gazebo dan juga tersedia toilet. Jadi tidak ada salahnya untuk mampir ke spot ini ketika menjelajah Cianjur Selatan hingga Garut Selatan dimulai dari Pantai Jayanti-Pantai Rancabuaya hingga Pantai Santolo.

Baca juga link terkait:
- Curug Dengdeng-Naringgul
- Curug Ciawitali dan Curug Rahong/Curug Cisewu
- Situ Cileunca
- Kawah Putih dan Kampung Cai Ranca Upas
- Situ Patenggang-Bandung Selatan
- Curug Sanghyang Taraje, Curug Utang dan Cipanas Garut 
- Pantai Santolo
- Curug Cikondang dan Curug Terekel-Cianjur Selatan 
- Curug Citambur-Cianjur Selatan
- Curug Tilu, Kebun Teh Rancabali dan Pantai Jayanti 

Labels: , , , , , , , , ,

Jelajah Cianjur Selatan, Garut Selatan dan Bandung Selatan Bagian 9: Curug Ciawitali dan Curug Rahong/Curug Cisewu

Perjalanan dari Situ Cileunca ke Ranca Buaya via Talegong dan Cisewu adalah sebuah perjalanan yang sangat berkesan. Agak mirip dengan jalur Ciwidey-Garut Selatan via Naringgul. Pemandangan yang indah yang tidak terbayangkan sebelumnya. Menyusuri pinggang perbukitan yang terdapat lembah-lembah di bawah dan perbukitan hijau berlapis-lapis. Terutama di daerah Talegong, dari jalan kita bisa menyaksikan pemandangan deretan pegunungan dengan sawah-sawah di kaki bukit hingga ke atasnya. Di selang-selingi oleh kampung-kampung yang membuat pemandangan kontras dengan sekelilingnya.
Melewati jalur yang sangat sepi, melintasi hutan dengan jalan berkelok-kelok tajam dan naik turun yang terkadang ekstrim. Karena berada di perbukitan banyak terdapat spot-spot longsoran.  Sampai di Jembatan Cilayu kami beristirahat di sebuah warung untuk makan siang. Warung yang berada di pinggir sungai besar berair sangat jernih, di naungi pepohonan sehingga membuat enggan untuk beranjak. Meskipun jauh di atas bukit dan jalur sangat sepi tapi harganya makanan tidak mahal, normal seperti warung makan umumnya.
Sungai di bawah Jembatan Cilayu
Makan siang di warung pinggir sungai
Curug Ciawitali
Melewati tanjakan ekstrim sesudah jembatan, kami melanjutkan perjalanan, dan di sebuah tikungan sempit kami melihat ada sebuah curug dipinggir jalan dan kamipun mampir di warung sekaligus beristirahat. Sementara teman-teman beristirahat memesan kopi, saya ke curug yang cuman berjarak sekitar 10m dari warung. Menurut si ibuk yang jaga nama curug ini adalah Curug Ciawitali tapi kalau lihat di Google Maps curug ini dinamakan Curug Cisarua.
Curug Ciawitali berada di pinggir jalan
Saat itu debit air tidak terlalu besar namun kalau liat foto di Maps curug ini saat tertentu debitnya lumayan besar. Tingginya sekitar 20m melewati batu cadas berwarna kehitaman. Air dari curug ini melewati sungai kecil, melintasi jembatan dan terus mengalir ke area persawahan yang ada di seberang jalan. Dari sini ke tujuan kami selanjutnya yaitu Curug Cisewu yang berjarak hanya sekitar 6km lagi.
Curug Ciawitali

Curug Ciawitali
Curug Rahong/Curug Cisewu
Di sebuah jembatan yang lumayan panjang kami melihat curug di sebelah kiri jalan. Terlihat dua tingkat curug dengan air yang berwarna hijau tosca, tidak salah lagi inilah curug yang kami tuju. Parkir di ujung jembatan di pinggir jalan depan warung yang sedang tutup, tidak terlihat ada loket ataupun penjaga di sini. Terlihat plang Curug Rahong di dekat parkiran, karena berada di Cisewu banyak yang mengenal curug ini dengan sebutan Curug Cisewu. Setelah membawa baju ganti kami trekking ke arah sungai yang berjarak sekitar 50m. menaiki bukit dan turun ke bawah kami sudah sampai di pinggir sungai. Terlihat 2 undakan curug yang sangat mengagumkan.
Curug Rahong tingkat 2
Dari parkir/pinggir jalan hanya terlihat 2 tingkatan curug ini, untuk melihat tingkatan pertama kita harus menaiki tebing sebelah kanan hingga mencapai beton saluran air. Terdapat tangga tegak lurus untuk mencapai bagian atas, cukup deg-degan karena jika lepas maka kita akan jatuh langsung ke sungai yang berbatu. Sampai di atas baru terlihat Curug Rahong tingkat pertama.
Naik tangga untuk menuju tingkatan atas
Curug Rahong tingkat pertama ini meskipun tidak terlalu tinggi hanya sekitar 10m namun bentuknya sangat cantik. Air yang jatuh terbelah karea ada batu yang menonjol dan kemudian menyatu kembali, agak mirip Curug Love yang di Sentul tapi ini versi besar nya. Air terjun ini jatuh membentuk kolam yang dalam. Perlu diingat bahwa pengunjung DILARANG berenang di curug tingkat pertama dan kedua yang dalam dan arusnya memutar. Bukan hanya himbuan karena sudah ada beberapa korban tewas tenggelam di curug paling atas (korban terakhir 18 maret 2018) meskipun terlihat tenang. Dan masyarakat local pun tidak ada yang berani berenang di bagian ini. Pengunjung hanya bisa berfoto di pinggiran kolam yang dangkal dan berbatu dan harap berhati-hati jangan sampai terseret arus dan jatuh ke tingkat kedua yang lebih dalam dan ‘bergolak’. Dari tingkat pertama ini kita bisa melihat ke bawah, ke tingkat 2 dan 3 serta aliran sungai serta jembatan di atasnya.
Curug Rahong tingkat 1
Curug Rahong tingkat 1
Curug Rahong tingkat 1

Karena tidak tahan ingin berenang, kami turun ke tingkat ketiga dan berenang. Tingkat ketiga ini curugnya melebar sehingga debitnya terbagi ketika jatuh ke kolam sehingga arus baliknya tidak seperti bagian atasnya. Kolam nya sangat luas dan dalam, di bagian dangkal tiba-tiba kedalamannya 2 meteran. Jadi yang tidak bisa berenang bisa di aliran dangkal yang banyak bebatuannya. Di sisi kiri terdapat batu cadas, pengunjung bisa loncat di sini.
Berenang di tingkat 3
Berenang di tingkat 3
Berenang di tingkat 3
Sangat jarang sekali kami menemukan curug seperti ini, mempunya kolam yang luas, berair sejuk dan bening serta bersih di kombinasikan dengan keadaan alam yang asri dan gratis. Jadi buat kalian yang melewati jalur Cisewu ini sangat rugi sekali jika tidak merasakan kesejukan air curug ini.

Info:
Curug pertama
Nama  : Curug Ciawitali
Lokasi  : Ds. Pamalaya, Cisewu-Garut
Biaya   : free

Curug kedua
Nama  : Curug Rahong/Curug Cisewu
Lokasi : Jl. Raya Cisewu-Ranca Buaya, perbatasan Ds. Pamalayan-Ds. Sukajaya, Cisewu-Garut

Labels: , , , , , , , , , ,

Lacak Kiriman PT Pos indonesia

Pos Indonesia

Labels:

Cek Tarif Kiriman Pos Indonesia

Pos Indonesia

Labels:

Cek Kantor Pos Terdekat

Pos Indonesia

Labels:

Cek Tarif Kiriman Pos Indonesia Lite

Pos Indonesia

Labels:

Saturday, June 29, 2019

Jelajah Cianjur Selatan, Garut Selatan dan Bandung Selatan Bagian 8: Situ Cileunca

Trip kali ini melanjutkan trip jelajah Cianjur Selatan, Garut Selatan dan Bandung Selatan yang saya lakukan tahun lalu. Kali ini trip dimulai 13-16 April 2019, tadinya mau lanjut sampai 21 tapi tanggal 17 adalah Pilpres jadinya tanggal 16 harus kembali untuk nyoblos.


Bersama Revan dan Ringgo, kami berangkat dari Bogor Sabtu, sekitar jam 5.15 pagi melewati tol Jagorawi-Cikampek dan macet parah mulai memasuki Cikampek hingga KM 45 karena masih berlangsungnya pembangunan Elevated Toll. Selepas Cikampek terus memasuki tol Purbaleunyi dan di lajut tol Soreang. Keluar Soreang kita mengarah ke Ciwidey. Di pertigaan jika lurus ke Ciwidey kita ambil ke kiri ke arah Pengalengan. Dari Soreang ini ke Pengalengan ini masih berjarak sekitar 30km atau 1 jam perjalanan.



Kondisi jalan memasuki wilayah dataran tinggi tentu saja berbelak-belok dan naik-turun. Hampir tengah hari kami mulai memasuki Pengalengan dan beristirahat sejenak buat makan siang di salah satu warung makan Sunda yang lumayan enak dan ramai di sisi kiri jalan. Melanjutkan perjalanan, nanti kita sampai di pertigaan dimana kekiri ke arah pemandian air panas, dan pembangkit litsrik tenaga panas bumi Wayang Windu serta yang lagi hits rumah tua tempat shooting film Pengabdi Setan. Nah kurang tertarik yang begitu, kami terus ke arah Situ Cileunca yang tidak berapa jauh lagi. Kebetulan juga jalur ini adalah jalur kami selanjutnya menuju Curug Cisewu dan Pantai Ranca Buaya di Garut nantinya. Sebelum sampai ke Situ kami mampir dulu mengisi perut sekaligus beristirahat di sebuah rumah makan Sunda yang terlihat ramai.

Menikmati makan pagi plus siang
Sampai di Situ Cileunca, hal pertama yang kami lakukan pastinya mencari penginapan. Ternyata agak susah mencari penginapan di sini. Biasanya penginapan-penginapan sudah di booking oleh wisatawan yang datang berkelompok-kelompok apalagi pas weekend begini. Umumnya wisatawan datang untuk ke sini ber-arung jeram. Melihat banyak sekali wisatawan yang hilir mudik menggunakan life vest sepertinya mereka sudah datang dari pagi-pagi sekali di sini. Setelah memutari situ sampai 2x akhirnya kami mendapatkan penginapan tepat berada di samping gerbang utama Situ Cileunca. Penginapan yang biasa dipakai untuk gathering sehingga kami bisa check-in setelah mereka bubar sekitar jam 2 lewat.



Info singkat, sebenarnya Situ Cileunca adalah danau buatan tepatnya adalah sebuah bendungan yang dibuat oleh seorang tuan tanah Belanda bernama Kuhlan. Dengan membendung Sungai Cileunca dan membabat hutan di desa Warnasari dan Pulosari, situ ini dibuat selama 7 tahun (1919-1926) dan uniknya pembuatannya menggunakan Halu, yanitu alat untuk penumbuk padi. Situ ini dibuat untuk memenuhi kecukupan air si tuan tanah yang mempunyai tanah seluas 1.400Ha di Pengalengan. Danau ini dikelilingi oleh Perkebunan Teh Malabar yang sekarang dikelola oleh PTPN VIII. Juga, situ ini airnya dimanfaatkan oleh Indonesia Power untuk PLTA yang airnya dialirkan melalui Sungai Palayangan yang juga dijadukan ajang ber-arum jeram. Situ ini mempunyai kedalaman 17m (terdalam).


Salah satu spot yang bagus di sini adalah adanya jembatan penghubung antara Desa Warnasari dan Desa Pulosari. Boleh dikata, jembatan ini juga membelah danau menjadi 2. Di pinggir danau di arah desa Warnasari terdapat dam yang bisa dipakai untuk motor atau sekedar berjalan kaki di pinggir danau. Di bawah dam ini merupakan tanah milik Indonesia Power jadi hanya terlihat satu dua rumah di sini dan area di depan dam jauh lebih rendah dibanding permukaan situ. Sore hari area dam/jembatan ini dijadikan ajang berkumpul anak-anak muda.
Jalan sore di Dam Pulo
Jembatan penghubung Desa Warnasari dan desa Pulosari
Selain berarung jeram, pengunjung juga bisa berkemah di depan danau, melewati gerbang utama. Kalau kalian ingin berkemah harap membawa peralatan lengkap untuk mengusi hawa dingin, untuk makanan tidak usah kuatir karena di sepanjang jalan banyak yang berjualan. Bangun pagi-pagi kita bisa menyaksikan sunrise dari pinggir danau. Untuk masuk ke area wisata kita dikenakan tiket Rp. 5.000/orang, kalau pagi-pagi bisa gratis karena belum ada yang jaga loket. Pagi hari kita bisa menyaksikan kabut tipis dipermukaan danau. Beberapa perahu tua di tengah danau yang dibiarkan hancur bisa menjadi keunikan tersendiri ketika mengambil foto.
Berfoto di Situ di kala sunrise
Berfoto di Situ di kala sunrise
Habis sarapan pagi kami langsung check-out, melanjutkan perjalanan ke arah Garut. Melewati jalur Pengalengan-Garut agak mirip dengan jalur Ciwidey-Cianjur Selatan. Kita akan melewati perkebunan teh yang sangat cantik namun sangat sepi.  Kami berhenti sebentar di salah satu spot untuk menikmati keindahan perkebunan teh di sini. Dari atas terlihat perkebunan teh seluas mata memandang dengan latar perbukitan berlapis-lapis, sangat menyegarkan mata. Selanjutnya kami menuju Pantai Ranca Buaya via Talegong-Cisewu. Hanya saja kita harus berhati-hati terutama ketika musim hujan karena di jalur ini sering terjadi longsor.




Labels: , , , , , , ,